Gwacheon, Februari 2017
Malam berkabut, seorang namja terbangun dari tidurnya. Keringat mengalir deras dari pelipisnya, deru nafas dan degup jantung saling berlomba.
Mimpi apa lagi ini? Batinnya.
Ini bukan kali pertama ia memimpikannya. Ia berpikir ini hanyalah mimpi, bunga tidur. Tapi tidak dengan lubuk hatinya yang mengatakan bahwa mimpi itu adalah nyata dan bisa jadi sebuah pertanda baginya.
Namja itu menyibak selimutnya dan beranjak dari kamarnya untuk mengambil air.
"Loh, Jin hyung? Cepat sekali bangunnya," ujar seseorang dari arah dapur. Sudah kuduga itu Hoseok.
"Iya, mau ambil air." ucap Jin sekadarnya.
"Hyung, hari ini kuliah?"
"Gak ada, kenapa?"
"Hyung lupa kalo hari ini adik kita merayakan kelulusannya disekolah?"
"Ah ya, hampir saja lupa. Ya sudah, mandi sana. Hyung bangunkan yang lain dulu." Jin langsung pergi ke kamar adiknya yang lain.
Mereka adalah sebuah keluarga, meskipun mereka bukanlah saudara kandung. Ikatan pertemanan mereka sangatlah erat.
Seokjin pov
Keramaian mulai menyelimuti seisi sekolah. Kami berenam mengantarkan Jungkook ke dalam aula sekolahnya. Semua anak-anak dipanggil untuk berbaris karena sebentar lagi acara akan dimulai.
"Jungkook, lihat kemari." teriak Yoongi dari tribun teratas, memegang sebuah kamera keluaran terbaru.
"Jin hyung, sepertinya kita harus mentraktir anak itu hari ini." celetuk seseorang dengan suara barithonnya, Namjoon.
"Tenang saja aku sudah memilih tempat yang bagus untuk mentraktirnya." ucapku menaikkan jempol.
aku mengembalikan fokusku pada Jungkook. Dia sangat imut berada di barisan tengah. Upacara pun berlangsung dengan baik.
"Aku tunggu kalian di mobil" ucapku berjalan ke pintu keluar.
Sepertinya cuaca hari ini sedang bagus. Kurasa membawa mereka jalan-jalan bukanlah ide yang buruk. Aku pun merogoh saku celana mencari kunci mobil. Setelah mendapatkannya aku langsung masuk ke dalam mobil lalu menghidupkan ac karena cuaca panas di luar sana. Ini adalah mobil sewaan dari tempatku bekerja. Setelah beberapa jam berdiri aku bisa duduk dengan tenang. Perutku juga sudah minta di isi daritadi.
Kuturunkan sedikit kursi pengemudi dan menutup mata sebentar untuk melepas penatku. Tetapi mimpi tadi malam terus berkelebat dalam pikiranku. Di mimpi itu aku melihat satu persatu teman-temanku tewas bunuh diri. Setelahnya akulah yang bunuh diri. Tapi syukurlah keadaan kami tidak seperti mimpi yang menghantuiku itu.
Tok tok
"Hyung, buka pintunya." ketok seseorang dari kaca samping.
"Jangan tidur sebelum makan dong!" kata Taehyung.
"Kenapa hari ini panas sekali sih?" kesal Hoseok menutup pintu mobil.
"Aku heran, kenapa cuma Yoongi hyung saja yang paling adem? Hyung bawa es batu di dalam bajumu?" heran Jimin. Karena di antara kami bertujuh, hanya Yoongi yang memakai pakaian tebal.
"Kalian aja yang gak bisa diam makanya kepanasan." ucap Yoongi santai.
"Jja kita langsung cari makan ya." akhirku mengeluarkan suara, karena jika tidak peperangan antar mulut tak akan terselesaikan.
Kuhidupkan mobil lalu menjalankannya, menerobos jalanan kota yang cukup ramai. Sampai di tempat makan kami pun memesan makanan. Setelah mengisi perut, kami pun pulang ke rumah. Kembali ke kamar masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave (Kim Seokjin)
Random"everything goes back to you" Seokjin bertemu dengan dirinya dimasa depan. Sejak itulah kehidupan Seokjin berubah, dimana ia mulai menyelamatkan teman-temannya yang celaka di masa depan.