The Other Side Story

490 45 6
                                    

*Saat roh Seokjin dimasa lalu berpindah ke tubuhnya yang di dunia paralel, Rohnya yang didunia paralel berpindah ke tubuhnya yang di masa lalu.

<aku yakin kalian bingung sama tulisan diatas hihihihi, mending langsung baca aja kebawah ya>

"Aku benar-benar kembali." bisiknya melihat tangannya dan meraba wajahnya.

"Hyung!! Ayo sarapan!!" panggil Jungkook dari luar kamarnya.

Jungkook

Dengan cepat Jin turun dari kasurnya dan keluar dari kamarnya, mencari seseorang yang memanggilnya.

"WoW Jin hyung, semangat sekali pagi ini." ujar Hoseok kaget melihat Jin berlarian.

"Badanku saja rasanya hampir remuk karena tampil kemarin." ujar Taehyung merenggangkan lengan dan kakinya.

"Aku... Tidak bermimpi kan?" tanya Jin membuat semua teman-temannya tertawa.

"Kalau hyung memang sedang bermimpi biar aku yang mengetesnya." ujar Taehyung mengambil ancang-ancang untuk mencubit Jin.

Tapi Jin langsung memeluk Taehyung. Kelima temannya kebingungan melihat sikap Jin yang aneh.

"A-ada apa hyung?" tanya Taehyung yang dipeluknya.

"Terima kasih. Karena kalian baik-baik saja." lirih Jin.
"Aku ingin memberitahukan sesuatu pada kalian."

Kelima temannya berkumpul, mendengarkan apa yang ingin diceritakan Jin. Ia menceritakan apa penyakit yang selama ini disembunyikan oleh Jin dari dunia ini.

"Jin hyung? Wajahmu pucat sekali, Hyung sakit?" tanya Namjoon.

"Sebenarnya-" Jin ambruk sebelum mengatakan kebenarannya, samar-samar ia mendengar suara orang-orang memanggil namanya.

Aroma obat-obatan dan suara riuh yang terdengar oleh Jin, ia perlahan membuka matanya.

"Dia harus operasi secepatnya... Tapi kecil kemungkinan dia bisa selamat..." ujar Dae Ho sedih.

"Lakukan.. Operasinya.." lirih Seokjin.

"Jin hyung.. "

"Kenapa? Kenapa Jin hyung merahasiakannya dari kami?" teriak Taehyung hampir menangis.

"Tae-ah..." lirih Seokjin.

"Apa Jin hyung sudah tidak peduli dengan kami?!"

"Taehyung!" seru Namjoon agar Taehyung mengontrol ucapannya. Taehyung langsung keluar dari sana.

"Biar hyung yang mengejarnya." ujar Dae Ho menyusul Taehyung keluar.

"Maaf.. aku..." lirih Seokjin.

"Jin hyung tidak perlu minta maaf, kami bisa mengerti kenapa hyung menyembunyikannya." ujar Hoseok.

"Jin hyung.. Ayo kita ke pantai lagi saat hyung sembuh.." ucap Jimin tersenyum.

"Aku akan membuat istana pasir yang tidak akan pernah runtuh." ujar Jungkook.

"Kamu terlalu banyak mengkhayal." ujar Suga mengacak rambut Jungkook.

"Jin hyung, kami akan menemani hyung disini sampai hyung kembali pada kami." ujar Hoseok membuat Jin ingat kalau dia bukan pemilik tubuh ini.

"Terima kasih.. Aku sangat beruntung bertemu kalian." lirih Jin menutup wajahnya, menyembunyikan tangisannya.




Taehyung berhenti di taman rumah sakit. Marah, sedih, kecewa bercampur aduk dalam benaknya. Ia membenamkan wajahnya. Tiba-tiba seorang anak kecil jatuh dan menangis di dekatnya. Taehyung menghampiri anak kecil itu dan menenangkannya,

"Sudah tidak apa," ujar Taehyung membantu anak kecil itu berdiri, sambil membersihkan rumput-rumput yang menempel di bajunya.

"Gamsamnida, ahjussi." anak itu tersenyum lalu kembali bermain bersama teman-temannya.

"Taehyung ya?" tanya bibi Jin mendekatinya.
"Sedang apa disini?"

"Sedang mencari angin." jawab Taehyung melihat anak kecil tadi bermain bersama temannya.

"Pasti kamu sudah mendengar dari Dae Ho kan?" tanya bibi Jin, Taehyung hanya mengangguk.
"Sebenarnya Jin tidak ingin membuat kalian khawatir tentang kondisi tubuhnya, dia hanya ingin kalian bahagia tanpa mencemaskan apapun."

Taehyung terdiam, ia tau alasan Jin tidak mau memberitahukan masalahnya, ia sudah mengenal sifat hyung tertuanya itu.

"Jin selalu menceritakan kalian pada bibi, dia bersemangat saat bilang kalian memuji masakannya." ucap bibi Jin.

"Jin hyung memang seperti itu."

"Dia pasti akan kembali pada kita semua." ujar bibi Jin mengusap kepala Taehyung, ia merasakan kehangatan yang mengalir di tangan itu.

"Taehyung, bibi, ngapain kalian disana? Ayo masuk ke dalam." panggil Dae Ho 

"Ayo kita ke dalam, anginnya juga sudah semakin dingin." ajak bibi Jin.

"Ayo.." jawab Taehyung.



Suara ketukan terdengar, lalu Dae Ho, ibu, dan Taehyung masuk kedalam ruangan.

"Jin, sebentar lagi kita akan mulai operasinya. Jangan dipikirkan, aku akan membantumu semaksimal mungkin. Aku akan kemari lagi nanti." ujar Dae Ho lalu pergi keluar.

"Jin, ibu yakin kamu anak yang kuat, berjuanglah melewatinya dan kembalilah secepatnya. Doa ibu selalu menyertaimu anakku." ucap ibunya mengecup kening Jin.

Taehyung berdiri di samping ranjang Jin.

"P-pokoknya Jin hyung harus kembali. Jangan pergi tanpa ijinku!" ujar Taehyung yang hampir saja menangis.

"Aaaa Taetae hyung menangis." celetuk Jungkook, membuat semuanya menoleh ke Taehyung.

"Eeii tidak mungkin Taehyung menangis." sergah Jimin meneliti wajah Taehyung.

"Aah kalian menyebalkan." bisik Taehyung mengusap matanya, sedangkan yang lain hanya tertawa dibuatnya.

"Aku pasti akan kembali."

Kembali ke masa dimana seharusnya aku berada dan menjalani hidupku dengan dukungan dari kalian di dunia ini. Terima kasih, diriku dimasa ini, karena membuatku memiliki kesempatan bertemu kalian dan bisa hidup bahagia.

Ujar Jin dalam hati sebelum ia dimasukkan ke dalam ruang operasi, sorot lampu membuatnya menutup mata.








Jin membuka matanya, ia melihat bunga sakura berterbangan di langit, Ia tertidur di pangkuan wanita yang sedang mengusap air matanya,

"Kenapa nangis?" tanyaku mengusap airmata yang membasahi pipinya.

"Kamu sudah kembali?" tanyanya.

"Sudah, apa Jin dimasa lalu membuatmu menangis?" tanya Jin.

"Aku hanya berpikir... Seandainya Jin dimasa lalu tidak menemuimu.. Pasti aku tidak akan bisa bertemu dan melihatmu seperti sekarang..." lirihnya sambil mengusap air matanya yang terus-terusan terjatuh tanpa henti.

"Sssttt yang penting sekarang adalah aku hidup, takdirku adalah bertemu denganmu. Kalau aku mati, di kehidupan berikutnya aku pasti akan menemukanmu, Yena." ujar Jin memeluk Yena sambil mengusap punggungnya. Yena membalas pelukan Jin.

"Kamu menceritakan semuanya?" tanya Jin.

"Iyaa, dia polos sekali. Aku suka." ucap Yena tersenyum memandang pohon sakura disekitarnya sambil bersandar pada Jin.

"Oh jadi kamu gak suka aku yang sekarang?" tanya Jin.

"Aku suka semua tentangmu." ujar Yena mencium bibir Jin lalu kabur.
"Tangkap aku, kalau berhasil aku yang akan masak, kalau kamu gagal kamu yang masak makan malam."

"Hei Yena! Itu curang namanya." ujar Jin mengejar Yena.









Kita tidak akan tau kemana takdir akan berjalan, dengan menjalani kehidupan yanv penuh syukur, mungkin saja akan ada sesuatu yang luar biasa yang menantimu di masa depan.

Final Chapter

Leave (Kim Seokjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang