part 9

560 60 16
                                    

Saat ini sudah memasuki awal bulan Juli. Rintik-rintik air membasahi jendela kamarnya. Gemuruh masih tersisa dalam keheningan pagi ini. Namja ini terpaksa bangun karena telepon yang terus mengganggunya beberapa hari terakhir ini.

"Kenapa hyung? Ini masih sangat pagi." Jin menguap karena tidak bisa tidur nyenyak tadi malam.

"Kenapa lama sekali angkatnya? Aku sangat khawatir denganmu!!" helaan napas terdengar di seberang telpon.

"Dae Ho hyung, bukankah hyung terlalu overprotective padaku? Hyung sudah mengganggu waktu istirahat seorang pasien."

"Tentu saja aku overprotective! Paman dan Bibi tidak ada di sini. Jadi aku sebagai sepupumu yang akan bertanggung jawab dengan kesehatanmu. Bersiap-siaplah aku akan kesana."

"Oh.." Jin menggaruk kepalanya. "Hah?! Buat apa hyung kesini?"

"Ya jemputlah, gak mungkin aku kesana minta makan."

"Maksudku buat apa di jemput? Aku bisa kerumah sakit sendiri."

"Aku berangkat sekarang cepat siap-siap, bawa keperluan yang ingin kamu bawa." sambungan langsung terputus. Jin menghela napas dan mengacak rambutnya lalu bersiap-siap seperti yang di suruh hyungnya.




Setelah Dae Ho berbicara empat mata dengan manajer Kim, akhirnya Seokjin dan Dae Ho dapat ijin selama dua hari.

"Teman-temanmu tadi tidak kelihatan?" tanya Dae ho pada Jin yang melihat ke arah jendela disampingnya.

"Mereka sedang latihan didalam, aku sudah chat mereka kalau hari ini dan besok tidak ikut latihan." Dae ho langsung mengangguk mengerti.

"Haah.. Hujannya lebat sekali, harusnya bulan ini kan musim panas." ucap Dae Ho. "Kamu belum sarapan?"

"Belum lapar." gumamnya tanpa mengalihkan pandangannya pada kaca jendela disebelahnya.

Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara lagi. Dae Ho fokus untuk menyetir sementara Jin melamun ke arah jendela mobil yang penuh dengan titik-titik air.

"Aku pulang! Lihat siapa ini." ujar Dae Ho membuka pintu rumahnya dan seorang wanita berbalut daster dengan celemek terpasang di tubuhnya berdiri di dekat meja makan. Wajahnya terlihat kaget bercampur senang saat melihat Jin lalu tanpa melepas celemeknya, ia langsung mendatangi Jin dan memeluknya.

"Selamat datang." ucap wanita itu tanpa melepaskan pelukannya dari Jin.

Mereka berdua langsung makan masakan yang dibuatkan istri Dae Ho. Makanan kesukaan Jin adalah masakan rumah, Jadi dia pasti akan memakan masakan yang dibuatkan istrinya.

"Apa jantungmu masih sakit?" tanya Dae Ho setelah mereka berdua selesai makan. Istrinya sedang keluar.

"Saat ini tidak.." jawab Seokjin

"Obatnya masih ada?"

"Masih."

"Aku sudah menelpon paman dan bibi. Mereka akan pulang besok. Sampai paman dan bibi pulang, kamu harus tetap disini."

"Aku tidak mau mengganggu pasangan yang sudah menikah."

"Istriku akan menginap dirumah saudaranya hari ini. Aku cuti kerja sampai besok. Jadi aku akan terus mengontrol keadaanmu."

"Aku mau istirahat." ucap Seokjin pergi ke kamar tamu yang sudah disiapkan oleh istri Dae Ho.

"Kalau butuh sesuatu panggil saja hyung."

"Iyaa."

Seokjin mengambil tasnya. Mencari sebuah buku usang yang beberapa hari ini tidak pernah dibukanya. Ia membuka halaman terakhir yang dibacanya.

Leave (Kim Seokjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang