08: Missing

414 71 1
                                    

I don’t wanna miss a single breath

Because of you, I’m beautifully colored

Let’s not forget the words, this is the beginning

- Wanna One 'Nothing Without You'

***

Chaeyeon sudah pernah masuk ke ruang kerja Doyeon sebelumnya. Tidak terlalu luas, namun cukup nyaman untuk bekerja. Ruangan itu tidak hanya untuk dirinya sendiri. Ada beberapa karyawan lain yang satu divisi dengannya dan bekerja di dalam sana.

“Mereka semua sedang rapat. Hanya aku yang tidak ikut proyeknya karena bertubrukan dengan acara lain,” jelas Doyeon pada Chaeyeon.

Doyeon menyuruh Chaeyeon duduk di kursinya sementara ia menarik kursi lain di sebelahnya agar bisa mengobrol berdua dengan Chaeyeon.

“Bagaimana kabarmu?” tanya Doyeon mengawali pembicaraan mereka.

“Baik,” balas Chaeyeon agak ragu.

Tidak ada yang baik-baik saja selama ia berada pada waktu yang salah.

“Apa kau tidak sedang merasa frustasi atau apapun?” tanya Doyeon lagi dengan nada menginterogasi.

Chaeyeon menggeleng pelan. Kenapa ia harus merasakan hal itu sekarang?

Bukan.

Kenapa dirinya di masa depan mungkin merasakan hal itu sekarang?

“Aku hanya khawatir setelah kejadian itu,” ujar Doyeon menjelaskan pertanyaannya.

Sesuatu telah terjadi…

“Aku senang semuanya sudah membaik,” lanjut Doyeon lalu tersenyum ke arahnya.

… sesuatu yang membuatnya berubah.

“Mau kuambilkan minuman?” tawar Doyeon.

Chaeyeon menggeleng pelan.

“Kalau begitu aku akan mengambil air putih saja,” ujar Doyeon beranjak dari kursinya dan berjalan ke dispenser. Ia mengambil air putih untuk dirinya sendiri.

“Kalau kau berubah pikiran, kau bisa mengambilnya sendiri.”

“Oke,” balas Chaeyeon agak canggung.
Ia takut mengatakan sesuatu yang mencurigakan pada Doyeon masa depan. Tapi ada sesuatu yang mengusiknya, membuatnya penasaran.

“Aku ingin menanyakan satu hal,” cetus Chaeyeon.

“Katakan saja. Kau tidak perlu meminta ijin untuk bertanya padaku,” balas Doyeon.

Chaeyeon menarik nafasnya, memantapkan dirinya untuk bertanya.

“Kenapa Seungcheol sepertinya sangat berbeda?”

Doyeon sedikit tersentak mendengar pertanyaan itu. Ia seperti tidak bisa mempercayai apa yang barusan keluar dari bibir Chaeyeon.

“Jangan menanyakan hal bodoh,” balas Doyeon dingin seolah-olah tidak ingin menjawab pertanyaannya.

Tapi ia melirik ke arah jendela dengan wajah putus asa.

“Aku benar-benar tidak ingin mendengar namanya sejak kejadian itu,” ujar Doyeon lalu menghela nafasnya sejenak, “Dan sekarang aku malah mendengarnya darimu langsung.”

“Dia hanya seseorang yang tidak bisa berpikir dengan jernih untuk setiap tindakannya, seseorang yang membuat sahabatku frustasi hampir mati karenanya. Bukankah itu membuatmu benar-benar ingin melupakannya?”

[√] 늦은 (Late) | kdn x jcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang