Naomi terpaku sambil menggenggam erat ponsel di tangannya. Matanya terbelalak, tubuhnya dingin. Sebuah hantaman keras baru saja ia dengar dari orang di ujung panggilannya.
Perlahan kristal hening dari langit jatuh menyapa tubuhnya. Diikuti dengan deru angin yang kencang, gerimis semakin menjadi deras.
Gadis itu masih terpaku tak bergerak sedikit pun saat semua orang panik mencari tempat berteduh. Detik selanjutnya, ia sadar dari lamunannya. Ia langsung berlari sekuat yang ia mampu.
Jangan sekarang! Tunggu aku!!
Gadis yang kini masih menggunakan seragam sekolah itu, berlari sekuat tenaga. Ia berlari secepat yang ia mampu menembus derasnya hujan malam itu.
Naomi berhenti di halaman rumah sakit. Meski sekarang ia sudah basah, ia tak peduli. Ia melanjutkan langkahnya menuju salah satu ruang.
Naomi melangkah mendekat. Dilihatnya seorang lelaki sedang terbaring lemah dengan alat-alat yang terpasang di tubuhnya. Ruangan itu tampak sunyi, tubuh lelaki itu kini sendirian.
"Jangan sekarang!" Ucap Naomi pelan sambil menggelengkan kepalanya. Ia tak percaya melihat lelaki itu dalam kondisi seperti saat ini.
-oOo-
Langit mulai menggelap, tapi Naomi masih enggan untuk tertidur. Ia masih bertahan di balkon kamarnya sembari melihat kelip indah perumahan di pusat kota.
Perasaannya sedang kacau sekarang. Ia tak mau menitikkan airmatanya sekalipun ia bisa. Sekarang, gadis berambut legam itu hanya bisa terdiam mengenang sebuah jejak kecil yang telah hilang.
Seperti katamu, aku bukan orang yang bisa ditinggalkan sendirian.
Seperti katamu, aku akan depresi dan menangis saat sendirian.
Seperti katamu, aku adalah orang yang lebih suka terlihat bahagia.
Dan saat kutemukan alasanmu mengatakan itu, kenapa
Kamu bilang kamu akan menjadi bulan.
Jadi,
Jika kamu jadi bulan, sampaikan salamku pada para bintang untuk menemaniku tiap malam.
-oOo-
KAMU SEDANG MEMBACA
GREY [Fiksi Remaja]
Novela Juvenil[TELAH TERBIT] BEST RANK #1 in pergi [4 Juni 2019] #1 in hilang [4 Agustus 2018] #1 in kepergian [28 Agustus 2018] "Seperti siklus bulan, yang awalnya sempurna, akhirnya menyabit perlahan." Naomi Fadila. Seorang gadis SMA yang awalnya memiliki hidup...