-35-

1.4K 125 8
                                    

Hari ini Gibran tidak masuk sekolah, Naomi pun harus bersabar hingga nanti sore supaya dapat bertemu dengan Gibran.

Naomi kembali menyemangati dirinya sendiri. Ia telah berjanji lagi untuk terlihat bahagia. Ia tak mau orang lain melihatnya terus bersedih dan menyedihkan.

Saat jam istirahat, Naomi pergi ke UKS untuk bertemu dengan Yola. Yola dan rombongan lomba akan berangkat nanti sepulang sekolah. Pulang sekolah hari ini benar-benar penting bagi Naomi.

Karena semuanya penting, Naomi memutuskan untuk menemui Yola sekarang. Mereka duduk berhadapan di atas brankar yang terpisah.

"Makasih, Yol."

"Lho kenapa? Baru mulai udah makasih aja?" Tanya Yola tak mengerti.

"Ngga, sih, cuman pengen aja."

"Abis move on jadi alay lo." Seru Yola.

"Udah ah. Dari dulu bahasnya move on terus! Eneg gue dengernya."

"Iya udah." Jawab Yola.

Naomi tersenyum kecil, lalu memudar perlahan. Wajahnya tertunduk sendu seakan punya beban berat.

"Kenapa, sih? Gue ngga pergi buat pindah rumah elah. Cuman ngikut lomba doang. Lo jadi gampang kangen sama orang, sih?" Tanya Yola ketika melihat ekspresi Naomi.

"Gue bakalan kangen lo, Yol. Pokoknya lo harus vcall gue tiap malem! Ngga peduli seminar lo selesai jam tiga pagi, pokoknya gue mau lo vcall gue!"

"Alay, deh, Raka aja ngga sampai sebegitunya. Lo cinta sama gue?" Yola melihat Naomi dengan sedikit jijik.

"Iya gue cinta mati sama lo! Pokoknya ngga boleh lupa! Kalo kuota abis bilang gue, ntar gue isiin!"

"Sumpah alay banget lo!" Seru Yola lagi. "Udah, ya, Naomi. Jangan terlalu posesif kek emak gue. Emak gue aja ngga sampe kaya lo. Apa lo gantiin jadi emak gue biar dapet jatah paket data lebih banyak?"

Naomi menepuk Yola pelan. "Apaan sih? Serius nih gue!"

"Iya, Naomi.." jawab Yola dengan senyuman kecil.

"Kantin yuk?!" Ajak Naomi.

"Udah ngga ada mantan, ya.." ejek Yola.

"Udah ayo cepet!!" Ajak Naomi sambil menarik tangan Yola meninggalkan UKS.

-oOo-

Bel pulang sekolah menjadi panggilan bagi Naomi. Pulang sekolahnya hari ini akan menjadi cerita panjang dalam hidupnya.

Naomi melangkah santai membawa tasnya menuju cafe yang telah diberitahu oleh Arin. Ia melangkah begitu ragu, tak ada keyakinan sama sekali dalam langkahnya.

Cafe itu terlihat sepi, tak ada satu pun pengunjung di sana. Naomi menghela napas agar tidak gugup. Ia pun akhirnya melangkah masuk ke cafe tersebut, lalu duduk di salah satu meja.

Setalah lima belas menit menunggu, pintu cafe kembali terbuka. Arin nampak di sana.

"Lama," keluh Naomi saat Arin duduk di hadapannya.

Arin tersenyum angkuh, "Lama juga lo tungguin, kan?"

"Mau ngomong apa?" Tanya Naomi dengan ketus.

GREY [Fiksi Remaja]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang