Bagian Tiga

2.2K 215 23
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb

.
.
.

Ardi memijat pelipisnya, bukan karna panas badannya, namun karna saat ini perempuan yang mungkin terisak - isak karnanya itu dia tinggalkan tampa permintaan maaf. Ardi belum sempat minta maaf.

Berurusan dengan perempuan memang merepotkan, Ardi mendecih dan meminta supir untuk balik lagi ke alamat rumah perempuan itu sebelumnya.

.
.
.

Ardi berdiri sedikit gelisah di depan gerbang yang tertutup rapat di depannya. Namun rasa bersalahnya membuat laki - laki itu membulatkan tekat dan menekan bel.
Suara sahutan terdengar dari dalam.

" Maaf nyari siapa pak? " Tanya seorang satpam dari dalam, dia tak lantas membuka pintu gerbang karna curiga dengan seragam Ardi. Satpam itu sedikit takut berpikir mungkin salah satu dari orang yang ada di rumah ini dalam keadaan bermasalah dan di cari oleh polisi, satpam itu bergidik.

" Maaf saya ingin ketemu sama Natasya, bisa saya masuk sebentar "

" Non Nana? Non Nana ada masalah apa sampai di cariin polisi pak? Non Nana anak baik - baik, ndak mungkin dia ngisep lem " satpam tersebut mendelik ngeri,
Ardi tersenyum kecil, mencoba menenangkan satpam rumah ini.

" Bukan, sama sekali tak ada masalah, hanya ada beberapa hal yang harus saya ingin bicarakan sama Natasya, bapak bisa panggil dia kalau tidak percaya "

Mata satpam paruh baya itu memindai Ardi sekali lagi,  mencoba percaya satpam itu mengangguk mengerti dan berlari ke gerbang rumah dengan cepat. Dan Ardi menyandarkan tubuhnya pada tembok, karna sampai sekarang tubuhnya belum kuat betul.

Pintu rumah terbuka dan keluarlah perempuan memakai sendal kepala kelinci berukuran besar berwarna pink cerah. Matanya mencari - cari ke arah gerbang. Dan senyumannya langsung terbit meski nafasnya putus - putus melihat Ardi berdiri di depan pagar. Dengan sedikit kekuatan Nana membuka pagar rumah dan menahan diri untuk tak melonjak ke arah Ardi. Matanya sembab dan sedikit berair namun berbinar - binar. Ardi meneguk ludah sedikit kasar.

" Oppa nya Nana.. kenapa balik lagi? Oppa mau bobok disini aja iya? " Ardi mendelik sedikit saat di sini tak hanya mereka saja namun ada satpam yang melempar tanya pada mereka.

" Bisa bicara di dalam ?" Nana mengangguk semangat, kuncir kudanya bergerak seiring tubuhnya bergeser dan melambai pada Ardi. Ardi tersenyum minta izin pada satpam rumah dan mengikuti perempuan itu.

" Mau di ruang tamu atau kamar Nana oppa ?" Matanya melempar tanya pada Ardi.

Ardi membelalak ngeri sekali lagi saat perempuan itu memberi opsi ambigu kepadanya.

" Di taman sana saja bisa? " Tunjuk Ardi dan Nana mengangguk mengiyakan.

Mereka mendudukkan diri di taman kecil milik keluarga perempuan mungil di sampingnya ini. Ardi menghela napas sebelum memulai perkatannya.Nana memandang Ardi seakan pria itu tas Hermes keluaran terbaru dan satu satunya.

Ardi berdehem sejenak.

" Kamu.. menangis?" Tanya Ardi.

" Iya oppa " Ardi menahan tawa saat mendengar jawaban perempuan.

" Karna ucapan saya? "

Natasya ingin menjawab namun Ardi meneruskan perkataannya.

" Saya mau minta maaf sama kamu Natasya, saya salah sudah kelewat kasar sama kamu "

" Iya oppa " anggukan perempuan itu lagi.

" Saya.. sebelum nya saya mungkin sedikit keterlaluan dalam memilih kata - kata yang saya keluarkan untuk kamu, namun pembenaran dari kalimat saya itu tak ada yang salah, jadi saya cuma ingin menyampaikan maaf, dan tentang larangan saya sama kamu sebelum nya eum saya.. "

Miss Lepo & Mr.PoppoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang