Bagian Lima

1.7K 200 11
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya hanya bisa minta maaf..
Love you #smooch

.
.
.

Ardi menatap bangunan besar bertingkat yang ada di hadapannya kini, mengabaikan  kekehan sahabat nya yang tengah saling melempar candaan satu sama lain, dia meninggalkan 3 rekannya di belakang, melangkah terlebih dahulu dibanding mereka ke arah depan. Dua sosok staf guru tengah menunggu mereka dengan raut sedikit kaku di samping parkiran mobil berderet - deret berbagai merek yang memenuhi parkiran dan juga sepeda motor berbagai jenis di samping nya. Terlihat mewah - mewah, Ardi berdengus kesal entah karna apa.

Ardi menjabati tangan dua orang yang menunggu kedatangan mereka. Senyumnya merekah sopan dan ramah, dan Ardi bisa melihat perempuan dengan sanggul rapi itu menghembus nafas lega dan ikut tersenyum. Ardi membatin ' apa yang menakutkan dari seorang polisi?'

" Mari pak, sebentar lagi anak - anak akan memasuki jam pertamanya, namun kita sengaja mengosongkan jam pertama untuk bapak - bapak sekalian " Ujar guru laki - laki.

Ardi dan ketiga rekannya mengangguk paham, ketiga temannya kembali dalam mode tegas dan tak saling lempar ejekan lagi.

Lapangan sekolah nampak berdengung saat suara dari pengeras suara diperdengarkan, perintah untuk semua anak - anak yang masih berada di kelas atau dimana saja untuk segera berkumpul dilapangan sekolahan yang luas.

Dan dengung para siswa terdengar, suara derap ratusan sepatu terdengar dari berbagai sudut. Ardi menatap kesekeliling siswa yang saling sikut menyikut memandang sedikit waspada dan ngeri pada gerombolan Ardi yang hanya berlima. Ardi tersenyum samar.

Deheman kepala sekolah terdengar di mikrophone sekolah. Sepatah dua patah kata dari kepala sekolah mereka dengarkan dengan seksama meski ada satu atau dua sosok siswa yang masih menaruh perhatian pada kelompok Ardi. Ardi memasang tampang acuh.

" Untuk itu, disini ada bapak - bapak polisi yang akan menyampaikan beberapa hal kepada ananda semua. Dan bapak harap kalian menjaga nama baik sekolah kita dengan tidak membuat keributan saat bapak - bapak nanti bicara dan tetap memelihara sopan santun untuk tidak bersuara selagi orang lain bicara disini, adakah kalian paham ? "

" Ya Paak.. " koor murid - murid terdengar. Seragam mereka menunjukkan kalau sekolah ini bukan lah sekolah negeri yang ditentukan khusus warna seragamnya menjadi putih abu - abu, namun Kemeja putih pendek tangan dengan garis lengan di kiri menunjukkan tingkatan mereka di sekolah dan warna rok atau celana yang berwarna coklat kotak - kotak. Dasi di leher mereka juga berbeda dari pada siswa sekolah umum biasa.

Terlihat sedikit lebih mewah dibanding sekolah lain menujukkan kualitas sekolah di segi finansialnya tergolong sekolah elit. Ardi mengangguki dalam hati.

" Baiklah, bapak minta waktu kalian semua untuk bapak kepolisian Ardi Winata untuk menyampaikan beberapa hal untuk kalian semua, untuk bapak Ardi kami persilahkan waktunya. " Kepala sekolah menyingkir dari podium pendek dan Ardi melangkah maju ke depan podium menggantikan kepala sekolah.

Tiga atau empat murid terjatuh terhuyung - huyung ke samping kiri dan kanan menimbulkan decitan sepatu dan umpatan kecil. Namun karna sedang sunyi umpatan itu terdengar oleh guru - guru yang langsung mendelik ke arah satu barisan yang membuat keributan.

Ardi menatap datar pada satu sosok yang nyengir kelewat lebar. Tubuhnya nampak terlihat mungil diantara dua rekannya kiri dan kanan yang jangkung - jangkung untuk ukuran perempuan SMA. Delikan mata kiri dan kanan di abaikan perempuan itu. Fokusnya terarah pada Ardi.

" Oppa " gerakan bibirnya terlihat jelas oleh Ardi namun pria itu melengos memandang ke sembarang arah mengabaikan perempuan itu. Binar - binar kagum itu tak hilang dari dua bola mata yang menatap Ardi nyaris tak berkedip.

Miss Lepo & Mr.PoppoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang