Bagian Tiga Belas

164 16 0
                                    

Natasya sudah terbiasa diabaikan, dia sudah terlalu sering tidak dianggap dilingkungan sekolahnya. Dia tidak memiliki teman di sekolahnya, dan karna bukan salah satu murid terpandai atau pintar maka keberadaan perempuan kecil itu seolah tidak penting. Ada namun tidak dianggap.

Namun entah kenapa hari ini seolah berpuluh pasang mata menatap tajam kepadanya. Mulai dari dia turun setelah memarkirkan si pinky hingga Nana berjalan di koridor sekolahan menuju kelasnya pagi ini. Semua seakan memandang tak putus-putus pada Natasya. Berbisik-bisik dan menatap sinis pada nya.

Nana berhenti melangkah saat segerombolan perempuan cantik-cantik berhenti di depannya.
Nana si polos nenatap ketiga kakak kelas nya itu dan tersenyum cerah.

" Haiii.. Nana mau lewat dong,kakak ngalangin jalan hehehe " Natasya berusaha berjalan ke arah pinggir yang tidak ditutupi oleh gadis-gadis itu.

Namun tas sekolahnya ditarik dengan kasar oleh salah satu dari mereka membuat Nana oleng kebelakang.

" Ommona.. hampir saja Nana jatuh, opo toh? " Nana cemberut menatap tiga medusa yang melemparkan tatapan tak bersahabat itu.

" Heeeh lonte kecil, lu belagak polos tapi kerjaan nya main sama om-om lu ya " Bola mata perempuan itu membelalak mendengar tuduhan dari salah seorang perempuan yang cantik namun kasar itu.

" Jangan pura-pura kaget nona, jadi lu mainan om-om ya? Pantesan aja lu ga punya temen ya,demen nya om-om banget lu."

" Om siapa toh? Nana ndak suka sama bapak mu " Nana kesal dituduh suka om-om tentu saja. Enak aja,ketemu bapak-bapak aja Nana takut apalagi om-om.

Dengan cemberut Nana berlalu dari 3 perempuan itu namun saat melangkah,kakinya dihadang oleh gadis berbaju sekolah super ketat menyebabkan Natasya terjatuh dan terbaring di lantai yang keras. Semua orang tetawa melihat nya.

Dengan mencebik Nana coba berdiri dan membersihkan seragam sekolahnya yang terlanjur kotor.

" Nana kenapa di dorong sih, sakit tauk " Tangan Natasya meraup rambut yang di blow indah itu dan menariknya kuat. Kakak kelas Natasya berteriak kesakitan.

" Sakit kan,sama " salak Nana galak melepaskan tarikannya dan berbalik menuju kelasnya kembali.

Dengan cepat dan mengabaikan 3 medusa ganas yang menatap penuh dendam itu,dia berlalu melangkah ringan menuju ke kelasnya berada.

Tebak posisi bangku Natasya dimana? Yuups kursi di belakang sekali dan Nana kaget menemukan banyaknya sampah di bangku dan meja milik nya. Bahkan di bawah kursinya menumpuk sampah-sampah.

" Aduh kok kotor sih,ga ada yang piket ya kemaren, padahal kaki dan tangan Nana sakit " menatap dua tangan nya yang memerah dan lutut baret dan mengeluarkan sedikit darah dia mengambul sapu dan mulai menyapu bangkunya. Mengumpulkan dan menbuang cepat ke tong sampah yang ada dipintu masuk kelas.

" Kenapa meja Nana aja sih yang kotor, aigoo " setelah membersihkan bangku dan meja dengan tissue,gadis itu duduk dan menatap layar ponselnya yang menampilkan dua tangan berukuran beda dan saling bergenggaman. Natasya menggigit bibirnya gemas.

Flashback

Ardi kembali menstandart kan motor nya melihat Natasya mengajak bertengkar jok motornya. Dengan cepat tangan Ardi menjangkau pijakan motor kiri dan kanan.

Natasya menatap Ardi berbunga-bunga dan menangkupkan tangannya dikedua pipi.

" Aigooo cintaku, Nana dari tadi mau nurunin pijakan nya keburu oppa turunin, seneng deh oppa perhatian,nana makin cintaaa " Serunya tak tahu waktu.

" Buruan naik bocah,ga usah drama udah magrib, buruan naik atau mau ditinggal disini?"

" Ikuut.. " Nana menekankan tangannya di jok dan naik ke pijakan motor dengan serampangan. Ardi bahkan harus menahan dengan kedua kakinya saat motor oleng ke arah kiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miss Lepo & Mr.PoppoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang