Bagian Delapan

1.7K 196 14
                                    

Assalamualaikum wr wb

Votr komen meningkat, aku insyaAllah apdet cepat!
.
.
.

Ardi menyelesaikan mandinya, sedikit berlama - lama di kamar mandi untuk mendinginkan kepalanya yang terasa panas. Setelah mengambil asal baju nya dia memilih keluar kamar ingin melihat mahakarya si perempuan kecil tukang rusuh itu di dapurnya.

Tatapan Ardi memindai sudut dapur, menatap sosok yang sedari tadi ternyata memilih menunduk disana, bahu nya terlihat naik turun dengan tenang. Apa dia melanjutkan tangisannya tadi kah? Ku pikir hanya rengekan manja seperti biasa. Ardi menggelengkan kepalanya sedikit pusing.

Dengan langkah pelan Ardi menghampiri Nana yang masih setia menundukkan kepalanya di dalam lipatan pahanya. Menyembunyikan kepala nya di atas tangannya yang juga berlipat di atas lutut. Ardi menunduk di dekatnya. Menyentuh bahu perempuan itu pelan, menghindari perempuan kecil itu tersentak kaget.

" Hei.. Betah sekali menangis, mana ikan terbangnya dan sayur bayam popaye berkekuatan super itu? Saya sudah lapar Natasya tukang rusuh " Ardi berusaha menggoda perempuan itu. Namun alih - alih memunculkan muka memerah malu - malu dia masih tetap bersembunyi.

Ardi sedikit mendorong namun tubuh itu oleng, lipatan tangannya lepas. Tubuh Nana oleng ke kiri dan Ardi dengan sigap menahannya. Ardi terkikik kecil. ' Ketiduran setelah menangiskah? ' Ardi membatin tak mengerti bagaimana bisa perempuan itu tertidur diantara taburan kekacauan di dapur dengan lantai kotor ini. Bahkan sambil duduk sekalipun. Sungguh gampang sekali dia memilih tempat tertidur lelap. Dengan pelan Ardi mengaitkan tangannya ke bawah paha dan leher Nana, mengangkat perempuan itu seringan mengangkat panci air. Ardi membawa Nana dalam gendongannya menuju ke kamarnya. Tidak mungkin mengganggu sang mama yang juga mungkin tengah istirahat sekarang.

Ardi merebahkan Nana yang nampak nyenyak tertidur itu di atas kasurnya. Ardi memilih untuk membawa ke kamarnya karna di rumah ini memang kamarnyalah satu - satunya tempat yang bisa Nana tiduri dengan nyaman. Ardi lupa menyuruh mbak Murni membersihkan kamar tamu bekas Kiara dulu. Karna Ardi pikir mereka tidak akan kedatangan tamu tiba - tiba lagi.

Mata Ardi memindai pakaian perempuan itu. Ardi bukannya kurang ajar, namun kekehan ringan Ardi kembali keluar menatap piyama kekanak - kanakan itu kembali Kiara pakai. Perempuan polos yang bahkan tak tahu apa itu lingerie, cih bisa - bisanya berkoar koar cinta kalau hal remeh tentang berdandan mengunjungi rumah pria idaman saja dia belum bisa. Lihatlah wajah mungil itu, nampak berminyak dibeberapa titik. Bahkan Ardi sangsi perempuan itu sudah mandi pagi melihat seragam kebanggaan yang dia pakai kini.

Ardi menatap sudut mata Nana yang mengalir air mata. Tangan Ardi menjangkau air mata itu dan menghapusnya dengan pelan. Ujung jemari Ardi berlama - lama di pipi chubby perempuan itu. Ardi heran bagaimana mungkin perempuan bertubuh kecil memiliki pipi bulat seperti Nana ini. Ardi menarik selimutnya dan menyelimuti perempuan itu hingga pinggang. Dan Ardi bergegas keluar kamar setelahnya.

Napas Ardi menghela kasar menatap kekacauan yang ada di dapurnya. Ardi bisa saja menunggu mbak Murni, namun dia tak bisa melimpahkan pekerjaan pada perempuan yang sudah ikut keluarga Ardi sedari Ardi kecil itu. Mbak Murni hanya membantu disini, bukan pesuruh, hal yang selalu sang mama terap kan pada tunggal keluarga mereka.

Ardi mengumpulkan sampah ke dalam kantong plastik, mengumpulkan wajan kotor berjumlah banyak ke bak cuci dan menyapu minyak - minyak yang bahkan sampai ke lemari kabinet diatas kompor. Entah bagaimana cara Nana memasak sampai kekacauannya bisa mencapai tinggi lemari.

Ardi melap kompor dengan teliti dan setelah nya menyapu lantai, mengambil pel dan mulai tekun mengepel lantai. Setelah nya pria itu beralih ke bak cuci dan mulai mencuci segala peralatan yang Nana pakai tadi. Adonan kue tak berbentuk Ardi biarkan dan menyimpannya ke lemari pendingin. Terserah nanti mau Nana apa kan, Ardi takut perempuan itu kembali sedih kalau Ardi malah mencuci kue yang katanya akan super lezat itu.

Miss Lepo & Mr.PoppoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang