Bagian Enam

1.4K 185 16
                                    

Ketika Natasya Merajuk

Assalamualaikum Wr.Wb

Typo mohon koreksi !

.
.
.

Ardi memandang ujung sepatunya, Ara yang tak mengerti hanya mengernyitkan dahinya. Mencerna drama barusan yang terjadi tak lama di hadapannya. Pertanyaannya siapa gadis kecil itu? Kenapa gadis itu seolah terlihat terluka, dan kenapa dengan Abang?

Kiara ingin menyapa, namun raut Ardi yang nampak gusar meruntuhkan keberanian Kiara mengusik Ardi.

Senyum sepatah Kiara berikan dengan pamitan singkat dan lambaian tangan si baby K yang berliur meninggalkan Ardi yang masih berdiri di trotoar. Kiara tersenyum manis sekali lagi, di pikir abang nya di taksir perempuan muda yang lebih cocok jadi keponakan pria itu. Kiara hafal mata terluka milik perempuan muda tadi. Dalam hatinya Ara berdoa Ardi berhenti jadi bodoh.

.
.
.

Ardi menatap jalan yang nampak ramai di lalui oleh bermacam jenis kendaraan, lehernya sesekali memanjang dan beralih pada pergelangan tangan nya. Sesekali decihan lolos dari bibirnya. Rekan Ardi yang lain tertawa menatap pria berwajah diatas rata - rata itu. Namun Ardi acuhkan.

"Oppa.. " Leher Ardi berputar otomatis mencari asal suara disambut riuh tawa ledekan rekan nya yang kurang ajar. Tatapan tajam Ardi malah membuat 3 orang temannya terpingkal - pingkal.

" Ada pak polisi gede gengsi lagi kangen sama dedek gemesnya, cieee yang udah semingguan ga di samperin, kangen abang dedek~" Lagu rekan Ardi yang bernama Wahyu.

" Berisik lo "

" Widihh ambekan sekarang, Oppaaaa..... " Suara Wahyu makin mendayu. Ardi memilih menyingkir karna tiga pria tak tahu diri itu makin mengolok - olok dirinya.

Ardi menyeka lehernya yang di aliri keringat, memicingkan mata sejenak menjernihkan pikiran, namun nyata - nyatanya seorang Ardi Winata tak mampu hanya sekedar mencoba berfikir lurus. Pikirannya larut menyimak dialog mono dalam kepalanya.

' Bukan kangen, hanya heran ini sudah seminggu, apa perempuan itu tidak pergi sekolah? Atau malah kembali di bully di sekolah dan enggan masuk kelas? Menghindarinya kah? Tapi karna apa? '

Nyata nya pria sekelas Ardi masih polos dalam menyikapi sikap seorang remaja perempuan berusia 16 tahun, bahkan belum genap 16 tahun.

.

Kali ini Ardi mulai resah, dia akui pikirannya tak tenang saat kabar dari perempuan bertubuh hanya setinggi dadanya itu tak hadir untuk minggu pertama setelahnya. Persetan dengan tawa rekannya, saat nanti Ardi selesai bertugas di sisi Ardi bertekad mendatangi rumah perempuan itu, sekedar melihat apa dia masih hidup atau tidak, sejenak Ardi berfikir tidak baik tentang umur seseorang.

Tapi urat leher Ardi sejenak mengendur saat melihat motor pink yang Ardi kenali melintasi mereka. Ketiga temannya senyum - senyum penuh arti namun Ardi tak menggubrisnya. Fokusnya teralihkan pada sosok perempuan yang sudah seminggu lebih membuat Ardi uring - uringan tampa dia sadari.

Tapi motor itu hanya melewati mereka dengan cuek, seolah 4 manusia berseragam itu hanya onggokan patung pajangan, Ardi secepat  kilat merentangkan pentungan tanda minta berhenti pada si pengendara songong. Ardi mendengus kesal, seolah di abaikan itu bukan hak nya Ardi.

" Ada yang bisa saya bantu? " Mata bulat itu mendelik membalas Ardi yang melotot ke arahnya.

Ardi masih diam.

Miss Lepo & Mr.PoppoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang