Malam minggu ini, Haechan dan ketiga temannya bepergian ke pasar malam untuk bersenang - senang.
"Eh, itu ada tenda peramal, kesana yuk!" seru Donghyuck kepada ketiga temannya.
Mereka bertiga pun berjalan kesana dan memasuki tenda tersebut.
"Lihatlah ibu tua itu, begitu kuno dengan lampu kerlap - kerlip, berdandan kuno, dan bola nya yang seperti pajangan. Menggelikan." bisik salah satu teman Donghyuck kepadanya.
"Tenang saja, aku akan mengerjainya. Ia pasti berbohong." balas Donghyuck.
"Apa yang bisa aku ramal?" tanya sang peramal dengan tatapan teduhnya.
"Aku ingin meramal kakakku. Namanya Lee Haechan. Umurnya sekarang 22 tahun. Yang pertama, siapa nama pacar kakakku?" tanya Donghyuck sambil terkekeh. Haechan adalah nama lainnya. Pasti peramal tersebut mengira Haechan benar - benar kakakknya. Dan sebenarnya juga ia tidak memiliki kakak.
Peramal tersebut memejamkan matanya dengan kedua tangannya diatas bola tersebut.
Peramal tersebut membuka matanya, "Jeon Somi. Sang adik kelas. Anak SMA. Dan umurnya 16 tahun (internasional) kan?"
"Wah, betul sekali. Coba sekarang ramal kehidupan kakakku."
Peramal tersebut melakukan lagi hal tersebut, namun ia seperti gusar dan gelisah.
"Hei, peramal, ada apa?" tanya Donghyuck terkekeh. Pasti peramal tersebut hanya akting, batin Donghyuck.
"Kakakmu bernama Lee Haechan?" tanya peramal tersebut dengan wajah paniknya.
"Iya benar."
"Apakah kakakmu masih hidup? Sehat?"
"Iya, memangnya ada apa?"
"Seharusnya, ia sudah meninggal 5 tahun yang lalu, tepat hari ini jam 11 malam. Setelah dari pasar malam."
"Kau berbohong pasti ibu tua. Lucu sekali. Terima kasih leluconnya. Kami pergi." ujar Donghyuck sambil menaruh duit didalam kotak lalu keluar dari tenda tersebut.
"Donghyuck, saya tau kamu berbohong. Kamu tidak memiliki kakak. Berhati - hatilah dengan truk biru." ujar sang peramal sebelum Donghyuck benar - benar meninggalkan tenda tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
