meet with he and (......) (kakak angkat)

236 1 0
                                    

"Selamat pagi minggu, selamat pagi Timika... Huhh seger banget udaranya.. "

Suara itu milik Kanzza gadis bertubuh gembul itu menyapa udara di pagi hari ntah mengapa semenjak sang kakak angkat memberinya kabar jika hari ini ia bisa bertemu serasa Kanzza sangat antusias. Ia bangun lebih awal dari hari minggu biasanya, dilanjutkan menyapu dan mengepel lantai, mencuci baju dan menjemur lalu yang terakir adalah menyetrika pakaian kerja maupun pakaian sehari-hari nya.

"Haha macam semangat sekali kah aku ini.. " gumam Kanzza sambil menyetrika.

"Kanzza sarapan dulu. Ini ada nasi kuning. " teriak Rianty dari ruang TV yang tak di dengar oleh Kanzza yang sedang asik melamun. Tak mendapat jawaban dari cucunya Rianty langsung menyusul sang cucu ke dapur yang bersebalahan dengan tempat Kanzza menyetrika.

"Kanzza, sarapan dulu.. Itu ada nasi kuning. "
"Ehh.. Kaget..  Ehh iya mbah... Sebentar lagi selesai ini. " kata Kanzza yang setengah mengelus dada karena kaget, melihat cucunya kaget Rianty pun hanya tersenyum

"Kaget kah,? " tanya Rianty sambil mau mengambil piring dan air.
"Hehe iya mbah, oh ya mbah nanti aku berangkat kerjanya agak siang ya setengah tiga, soalnya Faiz Ulang Tahun, " . Kata Kanzza meminta izin.

"Oh iyaa, simbah lupa e, aduhh mana nanti ada rapat sama guru Tk, yaudah nitip salam saja ya Za, bilang simbah ndak bisa hadir nanti kamu mampir ke toko mainan belikan Faiz mainan sekalian ini uangnya.. Bentar tak ambil dulu.. "

kata Rianty panjang lebar yang membuat Kanzza agak kaget. Baginya diajak berbicara sama beliau itu suatu keajaiban, karena sang nenek terkenal akan cuek dan diemnya.

"Ini.. " sambil menyodorkan uang seratus ribuan empat lembar.

"Ini ndak kebanyakan mbah,?? " tanya Kanzza bingung.

"Ndak, sekalian kalau ada sisa buat kamu sama buat beli bensin. " katanya cuek kemudian menuju ruang TV

"Oh iya mbah terimakasih. "
Ucap Kanzza senang.
"Coba kah begini terus kan enak betah aku hihi.. " gumam Kanzza yang nyaris tak terdengar.

###

Jam menunjukan pukul 12.00 bersamaan dengan suara adzan Dzuhur berkumandang Kanzza telah menyelesaikan mandi dan langsung menuju kamar pribadinya untuk berganti pakaian dan menunaikan sholat dzuhur.

Setelah selesai sholat ia tak lupa melihat notifikasi yang ada di handpone nya, membalas chat dari teman,keluarga yang ada di Jawa, salah satunya dari Doni dan sahabat karibnya Adiba.

Kanzza memutuskan untuk menelfon Doni via Video call, ia merasa kangen berat terhadap sosok lelaki yang sangat dekat dengan kehidupan nya.

Tersambung dan akhirnya...

"Hallo,  kak Doniiii Kanzza kangen banget... Hiks.. Hiks " adu Kanzza pada kakaknya yang tanpa ia sadari sang kakak sedang bersama sang sahabat karibnya.

"Adekk ku, kok masih gendut yah... Duhh jangan nangis gitu kakak ndak bisa peluk kamu dek... Giman sehat kan,?" hibur Doni.

"Pi.. Nginn pulaaaang.... Hiks.. Hiks... Srekk hisstt.. Srekk.. " adu Kanzza lagi sambil membuang sisa cairan yang ada di hidungnya.  Doni hanya nyengir aneh, hidup di Papua membuat adik kesayangannya jadi lebih gampang mewek. Beda dengan Doni yang memahami sang adik. Adiba yang sedari tadi menahan mual akhirnya angkat bicara.

"Duhh... Udah gendut nangisan pake keluar ingus lagii.  Gua lagi makan nih loh Za eluu selalu merusak ih... " suara itu seketika membuat Kanzza berhenti menangis dan mencari cari wajah sang pemilik suara..

"Macam kenall suaranya deh... Kak Doni lagi sma Adiba yaa, manaa kak ihh jalan jalan teruss...!! " Doni yang nyengir langsung memberikan handpone nya kepada sang pacar siapa lagi kalau bukan Adiba.

Metafora Gadis DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang