(new) Panter (new) Strory..

58 2 0
                                    

Semenjak kejadian 2 bulan yang lalu, saat Eru di berhentikan dari pekerjaanya ialah Kanzza merasa kehilangan sosok yang selalu membuat ramai tempat ia bekerja. Namun apa mau di buat ia hanyalah karyawan sedangkan Triyo adalah Bosnya, ia harus patuh suka atau tidak suka ia harus tetap menerima.

"masih teringat mantan patner Za? " suara perempuan lembut itu memecahkan lamunan Kanzza.
"Ehh mbak Lian... Hee engga mbak cuma keinget bentar doang. " jawab Kanzza yang hanya di balas senyuman penuh arti oleh Lian panter barunya.

Liana atau akrab di panggil mbak Lian adalah teman kerja Kanzza yang baru. Dua bulan sudah ia menggantikan posisi Eru di tempat kerjanya. Awalnya Kanzza susah beradaptasi namun karena Lian orangnya lebih dewasa dan lebih mengerti sifat Kanzza lambat laun akhirnya Kanzza bisa menerima sosok baru di tempat kerjanya.

Di bulan pertama Lian bekerja Kanzza masih susah untuk di ajak bekerja sama, akan tetapi seiiring berjalannya waktu Kanzza bisa menerima sosok yang baru dan mengikhlaskan sosok lama yang mungkin sampai saat ini masih membekas dalam hatinya.

"Mbak, terimakasih ya dua bulan ini sudah mau jadi tempat ternyaman Kanzza. Maafin Kanzza yang dulu-dulu yaa... " kata Kanzza membuka percakapan disela-sela mereka beberes tempat kerjanya.

"Lahh, iya gak masalah Za, mbak tau lah lagian mbak juga bukan anak kecil usia mbak itu udah tua, gak mungkin marah apalagi benci sama kamu, yang penting kamu juga udah baikan udah bisa menerima orang lain buat di ajak kerja sama toh.. " kata Lian penuh pengertian.

"Hee iya sih mbak, cuma masih ndak enak saja sma Eru, takut gara-gara Kanzza dia jadi di keluarin. "
"Udahlah Za, toh bukan sepenuhnya salah kamu... Yang paling penting Eru masih baik kan sama kamu? " tanya Lian pada Kanzza yang langsung di jawab anggukan semangat oleh Kanzza.

"Ohh iya, besok jadi ke acaranya si Faiz to? " tanya Lian pada Kanzza yang sedang duduk karena menahan capek setelah bersih bersih tempat bekerja.

"Jadi lah mbak.!  Aku mau ketemu kakak ku hehe" Kanzza bersemangat sepertinya rasa lelahnya hilang kalau menyangkut 'kakak' angkatnya.

"Hemm..  Mulai tuh kan... gak usah baper deh, gua capek Za wkwk, ati ati aja, kan dia tentara. " kata Lian

"Lohh.. Ndak lah mbak kan dia itu kakak angakat ndak lebihh hehe, mbak Lian belum pernah ketemu sama kak Ozy toh? Besok tak kenalin yah orang e baik lucu lagi. " kata Kanzza penuh semangat.

" iya dehh iyaa.. Asal gak takut aja minta izinnya. " goda Lian yang di sambut tatapan tajam Kanzza yang di akhiri tawa mereka berdua.

Senja mulai menampakkan keindahannya kota Timika yang identik dengan panas ntah mengapa hari ini terasa berbeda lebih dominan mendung dan angin sepoy mungkin sesuai dengan suasana hati Kannza yang tak beraturan, apalagi sedari tadi yang mampir ke tempat kerjanya adalah para lelaki berseragam hijau khas ya siapa lagi kalau bukan Pasukan loreng.

"Huhh... Capeknya mbak, enak banget ini angin sore begini. Aduhh mimpi apa kah mbah tadi malam kita habis beberes di suguhi satu truk mas mas loreng berhenti di depan kios kita dan turun semua sihh aduhh ya Allah. " cerosos Kanzza yang membuat Lian geleng-geleng kepala .

"Tuhh kan... Aduh Kanzza Kanzza... Dulu Eru begini engga yah.. " kata Lian pasrah sambil melihat ke langit-langit atap kiosnya berharap sang Tuhan menghentikan percakapan sementara ini.

"Hahahaa... Mbak Lian ini, mbok ya biar temen mu seneng. Dulu malahan hampir tiap jam aku bahas mereka gara-gara lihat mereka lari lari pakai seragam lengkap.. Duhh Indah sekali mbakk" celoteh Kanzza sambil memejamkan mata sambil membayangkan jika ia berada diantara mereka.

"Duhh halu ini anak.!!  Udahh ah ayo tutup udah mau magrib Za, sholat berdoa sama Allah biar kamu gak jadi gila,!" Kata Lina sambil ambil ancang ancang menghindari tabokan maut Kanzza.

"Mbak Lian... Ahhh resekk... "

***

Senja yang tadi menampakan sinarnya kini menyusut berganti dengan rembulan yang melingkar sempurna di langit biru kota Timika, tak terasa jam sudah menjunjukan pukul 21.00 Wit itu pertanda bahwa hari yang melelahkan serta menyenangkan ini sudah sampai disini.  Kanzza tak sabar bertemu dengan semangat nya robot kucing yang setiap ia berangkat atau pulang selalu Setia menunggunya.

"Mbak, besok kita berangkat lebih awal yah kan kita besok berangkat sore jam empat kios udah buka toh, nah kita berangkat jam setengah tiga yah biar bisa ketemu kak Ozy kalau jadi sih.." kata Kanzza membuka percakapan di sela kerempongan Lian naik sepeda motor nya.

"Hemm iya iya buuk, udah izin belum tuh wkwk" tanya Lian pada Kanzza.
"Heleh ya belum besok aja lah sekalian ngumpulin nyali wkwk.  Udahh ah ayokk capcuss... Kak Ozy juga belum kasih kabar ini jadi kah tidak." kata Kanzza cemas.
"Yaudah tunggu aja. " sambung Lian yang di sambut anggukan Kanzza pasrah.

Perjalanan dari tempat Kanzza bekerja menuju rumahnya kurang lebih sepuluh menit, itu di pergunakan Kanzza dan Lian untuk bercerita dan bercanda diatas sepeda motor, mereka tak sungkan tertawa terbahak terkadang mereka berdua tak sadar menjadi pusat di sepanjang jalan karena asik bercerita hingga lupa tempat, kadang Kanzza yang mengingatkan agar jangan terlalu keras, kadang sebaliknya. malah yang terparah mereka berdua juga tak menyadari cuek saja.

Akhirnya tak lama mereka sampai di rumah Lian, rumah sederhana yang menjadi kesukaan Kanzza katanya kalau berada di rumah Lian ia merasakan kehangatan yang beda sama halnya jika ia berada di rumah Buliknya yaitu Hani.

"Akhirnya sampai juga mbak...  Sepuluh ribu mbakk wkwk. " kata Kanzza bercanda.
"Ish sopann... Yaudah makasih ya bang haha".
"Asemm.!! " . " eh bentar ada telvon masuk... Eh bentar mbak dari kak Ozy aku angkat disini ya, mbak Lian masuk aja sana nanti tak kabari oke. " kata Kanzza terburu-buru hendak mengangkat telpon dari Kakak angkat nya itu dan tak mengiraukan ucapan Lian.

"Hallo, assalamualaikum, iya kak bagaimana.? " Kanzza memulai percakapan..
"Ehh iya dek, wa'alaikumsalam... Ndak apa-apa, kamu lagi apa udah balik ta,? ". Kata Ozy khas logat Jawa.

"Udah kak, ini masih didepan rumah patner baru ku wkwk, habis antar ini mau jalan pulang eh kakak telvon ya aku angkat bentar. " kata Kanzza senang.

"Astaga... Maaf e jadi ganggu, endak cuma mau bilang besok kakak ke kota siapa tau bisa ketemu besok kamu kerja sore to,? "

"Oh iya... Kebetulan besok aku ada acara di arizona acara ulang tahunya anak samping kios ku namanya faiz, yang sering aku kirim fotonya itu. "

"Ohh iya iyaa, besok info saja ya dek. Tau tempatnya kan,? "

"Hehee ndak tau makanya minta tolong kak Ozy buat antar Kanzza,, "

"Adohh... Anak ini iyo sudah gampang besok ketemu di Timika Mall tau to dek.. Ya sudah kakak mau persiapan piket malam.. Kamu langsung pulang jangan kemana-mana sudah malam tidak baik anak gadis keluyuran.assalamualaikum."

" iya kak iya, yee sapa juga yang keluyuran.. Yaudah oke wa'alaikumsalam. "

Klik!.

Akhirnya sambungan telpon itu di putus oleh Ozy. Kanzza bergegas pulang karen malam mulai larut dan menanti esok hari dengan hati yang mungkin bahagia.
***

*bersambung*

Metafora Gadis DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang