#part 7

164 12 5
                                    


"Dek...!!" tiba tiba suara Doni masuk kedalam kamar Kanzza,
"Eh iya kak,  dari mana,? Habis antara Adiba ya, kok aku ndak dibanguni. " tanya Kanzza pada Doni.
"Tadi mau bangunin tapi kata Adiba, kamu kelihatan capek, jadi Dia tulis surat kecil saja di sebelah mu,  udah dibaca to,!? " jelas Doni yang membuat Kanzza hanya mengaguk,...
"Yaudah kapan aku di belikan boneka doraemon yang gede, sma ice cream kak?? " tanya Kanzza polos, yang hanya membuat Doni bingung.

"Iniii.... " kata Kanzza sambil memperlihatkan chat nya dengan Adiba.. Doni hanya tersenyum kepada Kanzza.
"Hehe kak Doni, selamat yaa!  Kanzza bahagia deh akhirnya.. Jangan sakitin Adiba ya kak.. Awas saja kalau sakitin dia!! "Ancam Doni yang hanya di balas anggukan oleh Doni,

"Dek, kamu serius mau ambil tawaran om Triyo dek,?? " tanya Doni tiba tiba membuat Kanzza menaruh handphone nya dan fokus kepada Doni.
"Insyaallah kak, lagian engga ada salahnya kan, aku mau cari banyak pengalaman kak, selagi masih muda hehe, " jawab Kanzza berusaha meyakinkan Doni dan diri sendiri, sebetulnya ia juga tak yakin tapi... Ahsudahlah bismillah saja batin Kanzza.

"Dek.! Aku sanggup kok buat nguliahin kamu, sebentar lagi kan Aku jadi Dokter,! " celetuk Doni yang membuat Kanzza memandang Doni.
"Kak, kan Kanzza udah bilang,tabung saja buat masa depan mu, bukan  aku saja yang punya masa depan,!kak Doni juga kan,??!" Kata Kanzza bijak,
"Apa kamu engga pengen kuliah dek,?" tanya Doni lagi.
"Kak Doni, setiap anak kalau di tanya seperti itu pasti jawabanya pingin kak.! Tapi selagi Kanzza mampu Kanzza bakalan cari sendiri kak, sudah cukup aku merepotkan banyak orang, termasuk Kak Doni. " jelas Kanzza membuat doni hanya menghembuskan napas.
Ia sangat paham akan sifat keras dan ambisi keponakannya itu, berkali kali ia juga menawarkan diri, namun hanya tolakan yang didapat oleh Doni dan kakaknya Herwanto.

Semenjak Ayahnya meninggal Kanzza sekarang banyak berubah, Kanzza yang dahulu tipe orang yang tak suka memikirkan sesuatu, ia sekarang menjadi sosok yang pemikir, dulu ia tertawa tanpa beban, sekarang ia tertawa hanya untuk menutupi beban hidupnya. Sebetulnya ia sangat ingin menerima tawaran Doni dan Herwanto, tapi Kanzza lebih memilih untuk bagaimana menghargai hidup, lebih mandiri dan supaya ia tau, bagaimana rasanya berjuang untuk dirinya sendiri dan keluarganya.

Kadang Kanzza berfikir bahawa dunia tak selalu berpihak padanya, dan semuanya tak adil untuk kehidupan Kanzza,seketika pikiran itu dibuang jauh jauh oleh Kanzza.

"Yaudah kalau kamu butuh apa apa disana hubungi kakak ya dek, kakak akan siap bantu kamu kalau kamu nggak betah soalnya hidup didaerah konflik dan gak bisa lihat orang ganteng macam kakakmu ini susah dek haha..." jelas Doni pd sambil melangkah meninggalkan  Kanzza dikamarnya, kemudian Kanzza hanya tertawa melihat punggung Doni lalu kembali ke dunia lamunannya.

Ia kembali memikirkan bahawa sebentar lagi dia bakalan meninggalkan hingar bingar kota semarang,  kota yang selama ini menjadi saksi kehidupannya yang penuh dengan perjuangan penuh dengan lika liku yang harus dilalui oleh Kanzza. Bagaimana tidak, saat usia dia masih 13 tahun, dia harus rela kehilangan sosok yang paling dia bangakan dan sangat ia sayang yaitu sang Ayah. Disaat usia yang bisa di bilang belia ia harus merelakan ayahnya yang sudah ia rawat selama 8 Bulan semasa sakitnya itu pergi untuk selama lamanya. Perasaan hancur selalu menghampirinya, dia hanya bisa menangis sambil melihat tubuh kaku ayahnya di atas pembaringan terakhir nya. Sakit saat harus mengikhlaskan bahwa semua memang harus kembali kepada-Nya. Terlebih lagi ia melihat sang adik saat itu sangat ketakutan dan bingung, saat itu adiknya masih umur 8 tahun adiknya hanya menangis dan di tenangkan oleh saudaranya, ia juga melihat semuanya menangis,
"Ayah semoga Gusti Allah mempertemukan kita semua di Surga ya yah.. "Kalimat itu lah yang bisa Kanzza ucapkan saat melihat tubuh kaku ayahnya diatas meja dan ditutupi oleh kain batik panjang yang menyisahkan bagian wajahnya saja yang terbuka.

Metafora Gadis DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang