Meet with Bulik Hani dan kehebohan pertama Kanzza.

156 13 0
                                    


Setelah hampir 2 bulan Kanzza bekerja di kios milik saudaranya itu ia baru bisa bercekrama dengan salah satu keluarganya juga, bisa dianggap Hani adalah saudara paling dekat menurut pandapat Kanzza, bagaimana tidak Hani adalah adik kandung dari Hilda yang notabene adalah ibunda Kanzza, jadi Kanzza menanggap Hani adalah saudara satu darah dengannya karena dipikiran Kanzza Hilda ibundnya dan ada darah Hilda di tubuh Kanzza, dan Hilda dan Hani adalah kakak beradik jadi kesimpulan yang ditarik sendiri oleh Kanzza ialah bahwa Hani masih terikat darah dekat dengan ibundanya. Kanzza merasakan damai katika ia bisa melihat Buliknnya, serasa ia sedang melihat sang ibu.

"Gimana betah Za,?" Sura om Amin membuyarkan lamunan tak jelas Kanzza.
"Hehe dibetah betahin saja lah om hehe, buat pengalaman.. "Jelas Kanzza lugas. Sang Om hanya memgagguk dan tersenyum Kepada Kanzza.
"Gimana om Triyo baik kan,?! " tanya Amin pada keponakanya. Kanzza hanya tersenyum lalu menjawab
"Mbah Tri baik kok Om hehe.. "
"Iya kalau Om Tri nya baik tapi yang satunya itu loh Za, hihi... " ledek Hani pada Kanzza
"Ah apa Bulik, Bulik udah tau sendiri lah gimana orangnya, cuek banget, baik sih sebenrnya cuma ya gitu, ga taulah mungkin kalau lama lama baik sendiri. " jelas Kanzza pasrah yang di tanggapi paham oleh Hani.

Hani paham yang di rasakan oleh Kanzza, karena ia juga dahulu bernasib sama seperti Kanzza, diwaktu muda harus berjuang dan ikut dengan 'orang lain' meskipun iru saudara aka tetapi rasa sungkan itu pasti tetap ada. Hani hanya bisa memberikan semangat kepada Kanzza, ia selalu memberikan pengertian bahkan Kanzza sangat senang jika berada dirumah Hani, seperti ya ia merasa agak 'bebas' menjadi diri sendiri tanpa ada yang harus 'disembunyikan' .

Sebelumnya Kanzza berpamitan kepada Mbahnya untuk menginap di rumahnya Hani dan diperbolehkan. Kanzza berjanji nanti setelah subuh ia kan kembali ke rumahnya Triyo karena besok nya harus bekerja.
"Mbah aku mau nginep di rumah ya Bulik ya,? " izin Kanzza kepada Riyanti.
"Iya.. " jawab Riyanti yang sedang sibuk dengan tas nokennya.

"Semakin kesini kok semakin kelihatan watak aslinya ya... Semangatt lah Za,!! Mungkin memang watak aslinya begitu, gausah terlalu dipikirkan ingat masih ada keluarga yang harus lebih dipikirkan! " batin Kanzza juga bingung, setelah meminta izin dan diizinkan Kanzza lalu berjalan menuju rumah Hani yang terletak tak jauh dari rumah Triyo tepatnya di elakng rumah Triyo.

Malam itu dihabiskan Kanzza untuk bercerita banyak kepada Hani dan keluarganya ia juga punya sepupu namanya Aulia, masih kelas 1 smp juga Ariandi adik dari Aulia yang masih berumur 3 tahun mereka tertawa bersama Kanzza merasakan ada kehangatan di dalam keluaraga Hani, kalau boleh memilih ia pingin tinggal dengan Hani, tapi apa mau dikata. Yang menyuruh Kanzza kesini adalah Triyo jadi otomatis Kanzza harus patuh dan taat sama aturan yang sudah di tetapkan di runah Triyo.

"Kemarin kesini sama Rahman ya Za,? " tanya Amin pada Kanzza.
"Iya om, sama dia.. " jawab Kanzza
"Gimana enak engga sama Rahman.? " sambung Hani ingin tahu.
"Ahh di cuekin terus kok Bulik, aku nya capek engga diajak ngobrol. Padahal aku takut pas pertama kali naik pesawat. Dia malahan enak bisa tidurr lha sedangkan aku?? Cuma bisa komat kamit engga jelas!. " jelas Kanzza lugu yang membuat Hani dan keluarganya tertawa lucu melihat keopolosan Kanzza.

"Hahaha iya, Rahman ya gitu orangnya Za, cuekk bangett kalau engga penting dia engga bakalan ngomong. " jelas Hani pada Kanzza penuh pengertian Amin hanya tersenyum melihat tingah keponakannya yang masih terlihat jelas kemanjaanya.

"Ohh gitu ya Bulik,? Hmm aku tau deh dia nurunin sifatnya dari siapa,??? " kata Kanzza seperti paham lalu memandang Hani, kemudian keduanya saling bertatap seperti paham dengan apa yang dipikirnya lalu kemudian mereka berdua teratawa dan membuat Amin, Aulia terheran Ariandi hanya bingung melihat tingkah sang ibunya lalu ia kembali serius pada layar televisi.

Detik.. Menit.. Hingga jam pun dilewatinya dengan tawa hingga larut malam, kemudian mereka tertidur di depan ruang TV yang sudah disulap Hani pengganti kamar nya mereka berlima dengan Kanzza tidur dengan alas karpet tebal dan satu selimut besar untuk bersama. Amin, Hani, dan kedua sepupunya sudah mulai berada didalam alam mimpi, hanya Kanzza yang masih tak bisa memejamkan matanya, ia kembali teringat akan keluarganya di kampung. Sedang apa dan bagaimana keadaanya Kanzza ingin sekali mengetahui kabarnya namun diurungkan ketika ia melihat jam dilayar handphone nya yang sudah menunjukan pukul 00:00 itu artinya bisa tidak bisa ia harus memejamkan matanya dan memaksakan untuk mengistirahatkan seluruh badanya untuk memulihkan staminanya apalagi besok Kanzza harus bangun lebih pagi supaya tak ketinggalan bangunnya..

Metafora Gadis DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang