#part5

49 4 0
                                    

Minggu pagi yang menyenangkan sekaligus mendebarkan untuk gadis gembul bernama Kanzza, bagaimana tidak hari ini menjadi hari pertama ia akan menghabiskan waktu dengan seorang pemuda yang akhir-akhir ini membuatnya bahagia secara tiba-tiba, tentu saja hal itu membuatnya senang. Dan yang membuatnya berdebar adalah, Kanzza belum meminta izin kepada sang nenek.
Pagi itu seperti pagi biasanya Kanzza melakukan ritual seperti biasa, dari mencuci sampai menjemur, setelah selesai kemudian ia mandi dan 'berdandan'.

"Duh, aku bilang apa ya ke mbah... Masa izin mau pergi sama temen, kalau di tanya laki-laki apa perempuan aku jawab apa? Masa harus bohong sih.. Duhh gimana dong.. " begitu lah kiranya gejolak yang ada di batin Kanzza, tak lama kemudian disela-sela kebingungannya handphone Kanzza bergetar seperti ada notif masuk dan betul saja itu berasal dari lelaki yang sukses mebuatnya kebingungan .

Satu pesan belum dibaca.
From : kak Army
"Aku udah di jalur mu dek, rumahmu di sebelah mana? ".

Mata bulat Kanzza berasa ingin copot... "What... Aduhhh gimana nih.. Duhh.. Orang ini toh... Mana mbah lagi pada diluar... " belum sempat Kanzza membalas pesan Army, layar ponsel Kanzza berkedip, seperti ada panggilan masuk, dan benar saja itu nama Army lah yang berada di layar ponsel Kanzza.

"Haa.. Haaloo... Wa'alaikumsalam.. " jawab Kanzza pelan..

"Dimanakah dek?  Kamu sudah siap?  Aku udah di jalur mu ini, aku didepan mushola.-" belum selesai Army berbicara, gadis gembul ini langsung memotong pembicaraan dengan cepat.

"Haa??? Mushola? Mushola asy-syifa? " tanya Kanzza cepat.

"Maksudku depan lorong sebelum mushola As-syifa dek... Kamu itu orang belum selesai ngomong juga sudah di potong. Rumah mu dimana? " jawab Army pelan.

"Ahh hehe.. Hmn oiya aku lihat kakak... Sebentar aku keluar. " jawab Kanzza sambil mengintip di balik jendela kamarnya.
Dan benar saja Kanzza melihat sosok lelaki yang dikenal nya. Bahkan amat sangat ia kenali. Kanzza ingin segera keluar dari kamarnya dan mencoba menghampirinya namun ia juga kebingungan apa yang harus ia katakan kepada sang nenek.

Setelah kurang lebih lima menit akhir Kanzza memberanikan diri keluar kamar dan menuju tempat sang 'pangeran'.

Dengan langkah perlahan tapi pasti, Kanzza berhasil menemukan Army dan mengajak untuk bertemu dengan sang nenek. Tanpa sepengetahuan Kanzza, ternya sang nenek sedari tadi memperhatikan Kanzza dari kejauhan ia sempat kaget dan bingung. Sang nenek berusaha mencari jawaban dan akan segera menanyakannya kepada sang 'cucu'

"Kak Army... " sapa Kanzza pelan.

"Eh dek.. Ku kira kamu gak mau nemuin aku... Habis lama banget... " jawab Army

"Hehe maaf kak... Ngumpulin keberanian.. Emm kak Army yakin mau pamit sama nenek ku?" tanya Kanzza agak ragu.

"Lohh kamu meragukan aku dek?.. Aku selalu yakin dengan apa yang aku pilih dek. " jawab Army tegas tapi santai.

"Yakin kak??? Aku gak pernah loh bawa laki kerumah kak.. Dan kak Army itu yang per.. -upsss" jelasnya dengan lugu dan polos, 'bodoh' kata Kanzza dalan hati, ia tak mampu menyembunyikan wajah merahnya karena malu, kemudian ia setengah berlari kecil untuk menghindar dari Army.

"Cie.. Oh jadi aku yang pertama nih.. " teriak Army pelan kepada Kanzza.

"Jadi pergi ndak ini?  Kalau iya buruan minta izin. " kata Kanzza mengalihkan pembicaraan.

"Ehh... Jadi dong.. Tunggu.. " jawab Army sambil berlari kecil menyusul Kanzza.

***

"Assalamualaikum " ucap Kanzza dan Army hampir bersamaan. Namun tak ada sahutan dari dalam.

Metafora Gadis DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang