Ruang 7

109 21 30
                                    

Lo itu kayak moment ulangtahun. Penuh kejutan yang membahagiakan.

••••

Setelah sekian waktu perjalanan, mobil Bayu akhirnya berhenti. Dan betapa kagetnya aku ketika aku sadar, mobil berhenti tepat di depan rumahku. Hei? Apa-apaan ini? Maksudnya apa dia mengantarku pulang?

Aku mengernyitkan dahiku, nggak paham lagi dengan sikap Bayu. Kulihat Bayu melepas seat belt nya, dan keluar mobil.

"Kamu nggak mau turun?" tanya Bayu. Cowok itu sudah membukakan pintu untukku. Ia mengulurkan tangannya untuk membantuku keluar.

Aku diam tak menjawab. Namun tetap menyambut uluran tangan Bayu.

"Panggilin mama kamu ya?" pinta Bayu.

"Hm," jawabku singkat. Bayu, cowok itu hanya senyum dan duduk di ruang tamu dengan tenang seperti tak merasa bersalah sudah membuatku berharap. Setelah mengatakan bahwa dia mau aku jadi pacarnya, dan justru sekarang ia membawaku pulang ke rumah. Ya, betapa kecewanya aku. Cowok itu seenaknya bermain-main dengan kata cinta dan perasaan tanpa memikirkan bagaimana aku yang sudah terlanjur baper sama dia. Lagi pula, aku rasa aku tak salah menjawab, siapapun ceweknya pasti juga ingin melihat si cowok memperjuangkannya. Dan aku kira Bayu bukan tipikal yang mudah menyerah. Tapi ternyata aku salah. Lagi-lagi aku salah menebak sikap Bayu.

Aku lantas berhambur memanggil mama dan memintanya menemui Bayu yang sudah menunggu di ruang tamu.

"Sore, Tante." Sapa Bayu, lalu meraih tangan mama dan menciumnya.

Mama duduk di sebelahku, berhadapan dengan Bayu. Aku masih diam, tak bicara.

"Sore, Nak Bayu. Kapan datang, kok tahu-tahu udah mau pamitan?" tanya Mama.

"Eh?" Bayu justru terperangah, melirikku. Seakan memberi kode, namun aku pun tak tahu maksudnya. Gue bener kan? Bayu minta panggilin mama buat pamitan?

"Udah dari tadi sih, Tan. Tadi udah pergi sama Phia juga. Maaf nggak pamitan pas mau pergi, soalnya kata Phia, Tante lagi tidur nggak enak kalau mau bangunin," jawab Bayu.

"Oalah, nggak apa-apa. Iya tadi memang sempet tidur bentar," sahut mama.

"Gini Tante, aku tadi minta Phia panggilin bukan untuk pamitan. Tapi ... " Bayu memberi jeda pada kalimatnya. Ia menghela napasnya pelan. Sekilas memandangku lalu kembali berbicara. "Tapi, buat ngomong ke Tante, kalau aku mau melamar Phia untuk jadi istri aku," ucap Bayu dengan lancarnya. Ucapan itu berhasil membuatku dan mama sama terkejutnya. Gue nggak lagi mimpi kan? Astaga! Bayu beneran ngelamar gue? Demi apaaa?!! Perjuangan Bayu kayak gini?

"Kamu serius dengan perkataanmu barusan, Bayu?" tanya mama.

"Iya tante, Bayu serius. Kalau tante mengijinkan dan merestui, Bayu akan segera membawa keluarga Bayu untuk melamar Phia secara resmi," jawab Bayu.

Aku meraih tangan mama, dan menggenggamnya. Aku masih tak percaya ini terjadi, Bayu melamarku.

Mama mengusap lembut tanganku, dan tersenyum. "Tante setuju dan merestui. Tante senang mendengar niat baikmu itu, Bayu."

"Ma, Phia kan belum bilang iya atau tidak. Kok mama main setuju aja," bisikku.

"Loh memangnya kamu nggak mau jadi istri Bayu? Kalian pacaran buat apa kalau nggak buat nikah?" tanya Mama dengan suara keras membuat Bayu seketika melirik ke arahku.

"Ya ... Emmm, bukan gitu ma. Cuma ..."

"Tenang aja , Nak Bayu. Phia itu mau kok, mau banget malah. Cuma malu-malu aja!" ujar Mama menginterupsi perkataanku.

Astaga! Iya gue malu-malu. Dan sekarang mama yang malu-maluin Phia! Gue udah bisik-bisik juga, mama malah dengan pede nya bersuara lantang!

Aku hanya meringis, memandang Bayu. Jujur, aku pun juga senang mendengarnya. Namun juga masih tak percaya, dan tak menyangka akan secepat ini.

Di lamar oleh orang yang belum lama aku kenal, bahkan niat awal yang cuma bercanda itu justru benar-benar jadi kenyataan.

***

Setelah Bayu pulang, mama lantas meminta waktuku untuk bicara dengannya.

"Duh, Phiaaa! Kamu ini kenapa nggak ngomong kalau Bayu mau lamar kamu, kan tadi mama bisa dandan dulu sebelum keluar, nggak cuma pake daster gini," ucap mama.

Aku menghela napas kasar, "Phia aja nggak tahu ma, kalau Bayu bakal ngomong kayak gitu. Soalnya tadi ..."

Untung saja aku ingat! Hampir keceplosan kalau Bayu tadi nembak aku. Mama kan taunya aku sudah pacaran sama itu anak. Huh! Bisa mampus aku kalau sampai mama tahu, kalau kemarin-kemarin aku dan Bayu belum pacaran. Eh? Emang hari ini udah pacaran? Loh kan malah udah dilamar?

Aku memijit pelipisku pelan, pusing rasanya. Hari ini benar-benar kejutan.

"Tadi apa Phia?" tanya mama, yang masih menunggu kalimatku selesai.

"Tadi, Bayu nggak bilang juga sama Phia. Kalau mau lamar ke mama gitu. Jadi kan Phia nggak ngasih tahu mama buat dandan dulu," sahutku.

"Ohh,, Bayu memang romantis ya? Suprise banget itu!" ucap Mama.

"Hehe, ya gitu deh Ma."

"Besok mama akan undang kerabat kita juga, kalau perlu tetangga biar pada tahu kalau Phia mau nikah," ujar Mama begitu antusias.

"Papa juga kan ma? Jangan lupa disuruh pulang," ucapku mengingatkan.

Tiba-tiba saja mama terdiam. Ia tersenyum, namun senyum itu terlihat seperti senyum kesedih .. Eh senyum kerinduan?

"Iya. Mama usahakan ya," kata Mama sembari mengusap pundakku, sebelum beranjak ke kamar.

Aku hanya tersenyum. Lalu mengalihkan pandangan ke ponselku. Ada beberapa chat masuk.

Larasati.P : gaiss ada yg mau lamaran nggak ngomong-ngomong nihh .  jahat kannn 😭😭😭

Lunaaa : siapa ras?

Larasati.P : ituu yg tempo hari ngebet minta nomor cogan!

Larasati.P : (at) Sophia.Ananda

Lunaaa : DEMI APA PHIA LAMARAN??? ANJIR! KESALIP GUEE 😭😭😭😭 GERCEP AMAT!😰😰😰😰😰😰

Sophia.Ananda : Dih . . gosip macam apa ini?! (At) Larasati.P

Larasati.P : BUKAN GOSIP YA! Bayu sendiri yang bilang ke gue, sbg rasa terimakasih dr dia krn berkat gue kasih nomornya ke elo, kalian jadi kenal, bsk dia ngajak gue utk ikut serta dlm lamaran resmi lo! HAHAHA

GUBRAK! Bayuuuuuu!!!!!

****

Maafkan kalau kian ga jelas gini huhuhu . . :(

See you on next chapter!

Salam sayang,

Ayudiandra 💕







Feel And FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang