Ruang 17

128 18 29
                                    

Kadang, orang yang paling kamu percayai adalah orang yang berpeluang besar untuk menyakitimu dengan sangat.
****

Katanya, jaman sekarang menjadi orang (yang terlalu) baik cuma jadi sasaran untuk dimanfaatkan orang lain. Katanya, jaman sekarang itu jangan terlalu mudah percaya dengan omongan dan sikap orang, karena semua orang punya bakat untuk jadi aktor bersandiwara.

Ada yang bilang juga, jangan percaya dengan katanya. Tapi percaya pada faktanya.

Dan kini teori-teori itu seakan menunjukkan kebenarannya.

Aku tak habis pikir, setelah mendengar pernyataan Bayu. Bagaimana bisa Laras melakukan semua ini? Orang yang aku anggap sahabat baik, yang aku anggap sudah seperti keluarga ternyata dia penjahat untuk hubunganku.

Dia bahkan selalu ada saat aku terpuruk, saat aku bersedih, saat orang di sekitarku tak peduli dia selalu mempedulikan aku. Dia seakan menjadi orang yang paling mengerti aku. Seperti saat aku sakit tyfus sampai harus opname di rumah sakit beberapa hari, saat mama masih sibuk bekerja. Laras ada, ia menemaniku setiap hari di rumah sakit. Pulang sesekali hanya untuk mandi dan ganti baju. Karena itu, dia juga sering membolos kuliah demi menemaniku yang tengah terkapar tak berdaya. Di sisi lain, akupun selalu berusaha ada di segala keadaannya. Saat ia diusir oleh mamanya sendiri karena ketahuan menginap sampai beberapa hari di rumah pacarnya dulu. Saat ia tak punya tempat untuk sekadar melelapkan mimpi tidurnya itu, aku ada untuk memberinya tempat layak.

Dan sejak aku kenal dengan dia, banyak kebaikan yang ia tunjukan padaku. Bahkan sedikit, sangat sedikit sisi buruknya yang kutahu. Laras adalah orang terbaik yang pernah aku temui. Mengenal Laras bagiku adalah kesenangan tersendiri. Sebab mengenal Laras aku merasa beruntung. Ia yang ramah, baik, dan selalu berusaha ada untukku. Semua poin penting dalam kriteria sebagai sahabat, dia punya. Namun itu, dulu.

Itu dulu, saat aku masih awal kenal dengan dia. Saat aku masih cuek akan masalah cowok. Saat aku belum mengenal Bayu. Saat persahabatan kami sering terisi dengan canda tawa dan waktu kebersamaan sebab masih sama-sama kuliah. Tak punya terlalu banyak kesibukan yang berbeda. Saat aku belum tahu sebuah kebenaran yang berhasil memukul hati dan perasaanku dengan hebatnya. Kebenaran bahwa ia telah berhasil membuatku hatiku hancur sekaligus kecewa di waktu yang bersamaan.

Air mataku jatuh begitu saja. Rasanya, sangat sakit. Ketika orang yang aku percayai menjadi penyebab kesakitanku yang paling sakit.

"Siapa Phia? Katakan padaku," ucap Bayu.

Aku menghela napas pelan, mencoba menenangkan pikiranku. Apakah aku harus jujur pada Bayu tentang hal ini? Secara tidak langsung, Laras adalah teman lama Bayu. Tapi kalau tidak bilang sama saja aku melindungi Laras, orang yang sudah mengecewakanku sekarang. Lagi pula toh pada sebuah hubungan kejujuran dan keterbukaan adalah hal yang penting, bukan?

Aku menimbang-nimbang sejenak, hingga akhirnya aku memutuskan untuk jujur. Walaupun kejujuranku boleh jadi juga membuat Bayu merasakan kekecewaan yang sama denganku.

"Kalau aku bilang, orang yang mengirimiku foto itu adalah orang yag sudah lama mengenalmu, orang yang bahkan cukup dekat denganmu. Apa kamu percaya, Bay?" ucapku. Aku menatap mata lelakiku dengan intens.

Bayu meraih tanganku dan menggenggamnya lagi. Matanya balas menatapku dalam, "iya. Aku akan percaya sama kamu, Phia."

"Apa kamu tetap membelaku walaupun kamu lebih dulu mengenal orang itu?" tanyaku lagi. Memastikan. Lagi. Aku cukup sadar diri aku ini tak lebih dari pendatang baru di hidup Bayu. Pendatang baru yang beruntung karena bisa mendapatkan Bayu, walaupun belum sepenuhnya. Karena aku belum banyak tahu tentang segala hal dalam hidup Bayu. Terlebih tentang masa lalu dan hati Bayu yang sebenarnya. Terlalu lancang mungkin, jika aku terlalu ingin tahu masa lalu dia, saat Bayu belum mengenalku. Namun aku hanya ingin tahu sedikit tentang kisahnya, agar aku kelak tak mengulangi kesalahan yang orang lain pernah perbuat di hidup Bayu. I just trying to do the best for him. Just it.

Feel And FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang