Mentari datang menghampiri, mengganti tugas sang rembulan yang semalam berjaga tanpa henti. Hawa panas menyeruak masuk ke dalam jendela kamar seorang gadis yang masih bergelut di tempat tidur tanpa ada niat bangkit sedikitpun.
"Hoammm", gadis cantik blasteran Indo-Spanyol menguap bangun tidur.
Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali karena silaunya cahaya matahari yang masuk ke jendela kamarnya. Dengan malas gadis itu bangkit dari King Size Bednya menuju kamar mandi untuk segera bergegas berangkat ke sekolah. Seperti biasa, tak ada gairah hidup di setiap hari-hari yang Niura lalui, semenjak...
Tok-Tok-Tok
"Non Niura? Sarapan sudah siap dibawah", salah satu pelayan di rumahnya berseru dibalik pintu kamar Niura.
"Iya bentar, aku masih siap-siap, ntar aku langsung ke bawah", teriak Niura di dalam kamar.
Tak ada lagi sahutan, pelayan tadi langsung turun ke lantai bawah setelah mendengar jawaban dari majikannya.
***
Niura pun menuruni tangga ke lantai bawah untuk sarapan. Saat di lihat seisi rumah begitu sepi, di meja makan pun tak ada siapa-siapa.
Mamah, papah, sama kakak pada kemana ya kok nggak ada?, -Batin Niura.
"Bi, mama, papa, sama kakak pada kemana?", tanya Niura dengan lesu.
"Nyonya sama Tuan pergi ke perusahaan, kalo Tuan Muda tadi udah berangkat kuliah katanya ngejar tugas deadline sama ada jam kuliah pagi", jelas Bi Lina panjang lebar pada Niura.
"Oh iya bi makasih".
Tak ada lagi percakapan. Hanya terdengar suara dentingan jarum jam dan juga dentingan sendok dan piring yang sedang bergelut.
Berangkat sekolah sendiri dong nggak dianter kakak, -Batin Niura.
***"Pak, pak, pak sebentar pak saya mau masuk", teriak Niura pada satpam sekolah yang hampir menutup gerbang sekolahnya.
" Iya neng cepetan makanya", teriak satpam.
"Huhhh untung aja ngga kesiangan kalo telat sedikit lagi bisa-bisa gue di hu--, aduhhhh", Niura meringis saat tiba-tiba dia jatuh ke lantai karena ditabrak seseorang.
"Heh Lo kalo jalan pake mata!", kesal Niura seraya bangkit.
" Bego! Dimana-mana jalan pake kaki", jawab pria tersebut dengan datar dan dingin.
"Hehhh dasar Lo bukannya minta maaf Lo malah ngatain gue bego, dan Lo malah biasa aja nggak ada ngerasa salah sedikitpun", cercah Niura dengan penuh amarah.
"Bacod", ucap pria itu lantas pergi begitu saja.
"Yah yah yah, dia ngilang gitu aja. Dasar cowo sinting, gila", gerutu Niura.
***
Marel P.O.V
"Heh Lo! Kalo jalan pake mata!", kesal seorang gadis seraya bangkit.
Saat diperjalanan menuju ke kelas, dengan tidak sengaja aku menabrak seorang siswi karena saking asiknya bermain Game.
" Bego! Dimana-mana jalan itu pake kaki", jawabku datar.
"Hehhh dasar Lo bukannya minta maaf Lo malah ngatain gue bego, dan Lo malah biasa aja nggak ada ngerasa salah sedikitpun", cercah gadis itu dengan penuh amarah.
"Bacod", ucapku karena malas berhadapan dengan cewe.
"Yah yah yah, dia ngilang gitu aja. Dasar cowo sinting, gila", gerutu gadis tersebut.
Gue ganteng gini dibilang sinting, Lo tuh cewe sinting, -Batinku.
Jelas saja aku bisa mendengar ocehan gadis yang ku tabrak tadi, karena suara gadis itu sungguh menggelegar menusuk gendang telinga.
***
Mood Marel menjadi buruk karena telah berdebat dengan siswi yang di tabraknya tadi. Baru kali ini ada wanita yang menatapnya tajam, sinis, marah-marah dan mengomel kepada Marel.
Padahal biasanya siswi-siswi di SMA Star Light ini akan terpesona oleh wajah Marel yang begitu sempurna, hampir seluruh siswi SMA Star Light akan berteriak histeris ketika Marel melewati mereka, padahal Marel tidak pernah melirik atau bahkan membalas sapaan para siswi.
Marel terkenal dengan sikapnya yang acuh dan cuek kepada wanita. Karena menurutnya dia belum bisamenemukan perempuan yang berbeda dari yang lain. Karena prinsip Marel adalah " Cewe itu kodratnya dikejar, bukan mengejar".
Selama ini yang mendekatinya banyak, sangat malah. Tapi semua perempuan yang mendekatinya terlalu agresif sehingga Marel tidak menyukainya. Dan dia rasa perempuan yang mendekatinya bukan karena cinta yang tulus, tapi hanya sekedar obsesi dan ambisi untuk mendapatkan dirinya. Dan dari situlah akhirnya Marel bersudut pandang bahwa semua wanita itu sama.
Di kelas
Marel duduk dibangkunya dengan rahang mengeras menandakan bahwa Marel sedang berusaha menahan amarah. Keadaan Marel yang seperti ini membuat sahabat-sahabat Marel terheran dan penasaran.
"Kenapa Lo?", tanya Vigo.
"What happen ma-bro?", tanya Alex sahabat Marel yang merupakan pria blasteran Indo-Jerman.
"Hari ini sial banget, baru kali ini gue ketemu cewe gesrek", jawab Marel.
"Siapa emang?", tanya Vigo dan Alex berbarengan.
"Nggak tau gue juga. Sinting emang tuh cewe berani-beraninya dia nyentak terus marah-marah sama gue. Gila emang", cerca Marel.
"Gila man, gue rasa dia satu-satunya cewe yang marah-marah dan nantang sama Lo, biasanya kan cewe-cewe disini bakalan muji Lo bak bidadara surga", kata Alex.
"Lo bener juga Lex, rekord nih seorang Marel di marah-marahin sama cewe", lanjut Vigo sambil terkekeh.
"Bacod Lo semua", jawab Marel dengan nada dingin dan datar.
Tak ada lagi obrolan diantara mereka, karena sahabat-sahabat Marel tau jika dia sedang seperti ini, jika ada yang menganggunya justru bakalan kena semprot kekesalan dan amarahnya.
***
TBC
Salam wucaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVERMORE
Teen FictionKarena pada dasarnya cinta bukan hanya tentang seberapa dekat, seberapa sayang, dan seberapa percaya. Kepada siapa hatiku berlabuh nantinya? Entahlah, biar itu menjadi urusan semesta. Since : 13 Desember 2017