Usai pulang sekolah, Vigo dan Alex tidak pulang ke rumah masing-masing, melainkan ikut Marel ke rumahnya. Memang tidak aneh, mereka suka sekali singgah di rumah Marel, kenapa? Selain rumah Marel yang mewah, fasilitas yang serba ada, di tambah lagi ibunya Marel begitu baik, beliau memperlakukan Vigo dan Alex seperti anak beliau sendiri.
Saat mereka bertiga tiba di rumah Marel, Alex langsung masuk ke dalam serasa masuk ke rumah dia sendiri.
"Assalamu'alaikum bun", sapa Alex sambil mencium tangan Bundanya Marel disusul oleh Vigo dan Marel yang turut mencium tangan bunda Marel.
"Wa'alaikumsallam, nak Alex, nak Vigo", jawab bunda Marel dengan senyum merekah yang tak pernah lepas dari wajahnya.
"Yaudah kalian langsung ke kamarnya Marel aja ya, bunda mau siapin makanan buat kalian", lanjutnya.
"Ah bun, bunda mah emang the best mother lah. I love you so much more", ujar Alex sambil memeluk Bundanya Marel.
Marel dan Vigo hanya menatap tingkah Alex yang menurutnya begitu kekanakan.
"Iya bun, Marel ke atas dulu ya", ujar Marel.
Bunda Marel hanya menganggukan kepala sambil tersenyum.
Marel dan Vigo pun naik ke atas untuk ke kamar Marel, meninggalkan Alex yang masih cengengesan.
"Hey beibbb, antosan atuh", ujar Alex setengah berteriak sambil berlari mengejar Marel dan Vigo.
Alex yang tanpa malu langsung bermain Play Station milik Marel. Marel membiarkannya karena menurutnya itu sudah biasa.
"Rel ayo maen sama gue", ajak Alex kepada Marel.
"Maen sama Vigo aja dulu, gue gerah pengen mandi", jawab Marel sambil berlalu ke kamar mandi.
"Ayo Vig", ajak Alex.
"Yuk", jawab Vigo.
Mereka berdua pun asyik bermain berdua, Alex yang tak bisa diam jika sedang bermain, beda halnya dengan Vigo yang tetap fokus bermain.
"Vig, kali-kali Lo ngalah lah sama gue, masa selama gue maen sama Lo gue ngga pernah menang", cerca Alex kesal.
Vigo hanya bisa tertawa mendengarnya.
"Enak aja gue ngalah sama Lo, nanti Lo yang bakal belagu kalo gue ngalah", jawab Vigo.
"Ya tapi kan masa gue belum pernah menang sekali aja".
"Yee itu mah derita Lo".
"Dasar Lo".
Vigo tertawa melihat tingkah laku Alex, Alex itu sangat manja padahal umur mereka sama, entahlah.
Gue bisa ketawa bebas kayak gini cuman saat bareng kalian, Vigo membatin sambil melihat wajah Alex yang cemberut seperti wanita saja.
Marel keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut yang basah.
"Eh Rel maen yuk sama gue, kesel gue kalo maen sama Vigo kalah mulu", kesal Alex sambil melirik Vigo.
"Ye Lo nya aja yang kagak bisa maen", ledek Vigo.
"Dasar ya--", belum sempat Alex menyelesaikan bicaranya, tiba-tiba Bunda Marel datang membawa makanan.
"Nih makanan buat kalian, di makan ya", ujar Bunda sambil tersenyum.
"Itu mah pasti bun, Thank you pisan ya", jawab Alex antusias.
"Iya bun makasih ya", jawab Vigo.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVERMORE
Teen FictionKarena pada dasarnya cinta bukan hanya tentang seberapa dekat, seberapa sayang, dan seberapa percaya. Kepada siapa hatiku berlabuh nantinya? Entahlah, biar itu menjadi urusan semesta. Since : 13 Desember 2017