Tidak terasa hari pertama PTS begitu cepat berlalu.
Selama PTS berlangsung Niura sama sekali tidak pernah melirik Marel, entahlah rasanya muak.
Saat bel pulang berbunyi, Niura buru-buru membereskan semua barang-barangnya, rasanya berada di samping cowo bernama Marel serasa berada di neraka.
Niura pun bergegas berjalan keluar kelas dengan terburu-buru, dia pun tak menghiraukan panggilan dari teman-temannya yaitu Vitara dan Naren.
"Eh Ra, Lo mau kemana? Tungguin kita", teriak Vitara sembari berjalan sedikit berlari mengejar Niura dan disusul oleh Naren.
Marel yang melihat itu hanya mengedikkan bahu acuh, sedangkan Vigo dan Alex memandangi Niura dan teman-temannya.
"Guys Come on kita pulang", ajak Alex kepada Marel dan Vigo.
Marel dan Vigo yang mendengar suara Alex hanya meliriknya sebentar lalu berjalan melalui Alex.
"Hey tega-teganya Lo ninggalin cowo setamvans gue", teriak Alex.
Marel dan Vigo hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar ocehan yang selalu keluar dari salah satu temannya itu.
Alex pun berlari mengejar Marel dan Vigo.
***
"Ra Lo kenapa sih buru-buru banget?", tanya Naren.
"Gpp, gue cuman males aja sama tuh cowo", ujar Niura jujur.
"Kak Marel maksud lo?", tanya Vitara.
"Hm", jawab Niura.
"Yaelah kalo bisa tukeran posisi duduk, mending gue aja yang duduk sama kak Marel", ujar Naren kesal.
"Yaudah sono, gue mah alhamdulillah kalo pindah posisi duduk", kata Niura.
"Ye Lo mah Ra dikasih rezeki malah di sia-sia in", ujar Vitara.
Niura tak menjawab ocehan kedua temannya, dia terus berjalan ke gerbang sekolah karena supirnya sudah menjemputnya.
"Yaudah gue balik duluan ya?", ujar Niura pada kedua temannya.
"Oke, hati-hati ya", teriak Vitara dan Naren.
Niura pun masuk ke dalam mobil dengan lesu, saat melihat ke kursi kemudi, bukan supir yang ada disana, tetapi kakaknya Sam.
Niura hanya menghela nafas lalu mengarahkan pandangannya keluar jendela.
"Pindah ke depan de duduknya, kakak kan bukan supir kamu", ujar Sam.
Niura pun pindah ke kursi depan karena malas berdebat dan meladeni kakaknya.
"Kebiasaan, pake seatbelt-nya de", kata Sam sambil memasangkannya.
Niura hanya diam tak bereaksi, Niura masih kesal terhadap kakaknya.
Sam pun menjalankan mobilnya, selama perjalanan tak ada perbincangan sedikitpun, hanya sunyi yang menyelimuti.
"Mau kemana? Ini kan bukan jalan ke rumah", tanya Niura.
"Akhirnya kamu ngomong juga de, ada deh pokoknya kamu bakalan suka, sekalian buat permintaan maaf kakak. Sumpah deh kakak nggak betah di diemin sama kamu", ujar Sam.
Niura hanya mendengarkan tapi tak membalas apa yang di tuturkan Sam barusan.
Tiba-tiba mobil berhenti di depan kedai Ice Cream.
Kakak emang paling bisa buat gue seneng, -Batin Niura.
Sam turun dan membukakan pintu untuk Niura.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVERMORE
Teen FictionKarena pada dasarnya cinta bukan hanya tentang seberapa dekat, seberapa sayang, dan seberapa percaya. Kepada siapa hatiku berlabuh nantinya? Entahlah, biar itu menjadi urusan semesta. Since : 13 Desember 2017