심십이: The Final

6.2K 831 332
                                    

Suga berjalan menelusuri trotoar dengan mayat Jiseo di gendongannya. Kakinya menapak tanpa alas kaki seolah tidak mempedulikan akan ada banyak goresan hitam yang melukainya. Ia harus melakukan apa yang Jiseo mau malam ini juga.

Tubuh yang masih menggunakan pakaian pengantin tersebut terlihat tenang dengan wajahnya yang pucat dan bibirnya yang membiru. Gadis itu memutuskan untuk bunuh diri dengan meminum racun setelah melakukan hubungan terlarangnya dengan Suga. Setiap orang yang berpapasan dijalan hanya mampu melihat dan sedikit mencibir dengan tindakan Suga yang seolah trotoar itu tanpa ada orang lain. Suga terus berjalan hingga sampai ke sebuah tempat yang biasa mereka sebut crematoriun atau tempat peleburan jenazah.

"Selamat—"

Petugas yang pertama bertemu dengan Suga kaget saat pria muda itu membawa tubuh mayat seorang wanita tanpa peti atau menutupi wajahnya dengan selembar kain.

"Tu—tuan ..."

"Aku harap kau memperlakukan tubuh istriku dengan baik."lirih Suga sambil menatap sendu wajah Jiseo yang terlelap dan membiru.

"Ta—tapi ..."

Suga hanya melirik tajam ke arah petugas crematorium tersebut lalu duduk di ruang tunggu. Ia memeluk Jiseonya kuat, sampai beberapa orang datang untuk membantunya.

"Tuan, kami—akan menyiapkan peti untuk istri anda, mohon tunggulah sebentar."katanya.

Suga hanya mengangguk tidak peduli dengan 2 orang yang kemudian pergi dan kembali dengan membawa sebuah peti kayu sederhana.

"Haruskah ia—"

"Ini sudah prosedur kami, tuan."jawab seorang petugas.

Suga akhirnya memasukan tubuh Jiseo ke dalam peti. Ia merapikan rambut gadis itu yang berantakan dan menyentuh halus pipinya.

"Aku berjanji akan menyelesaikan sisanya untukmu."kata Suga.

Ia masih terpaku menatap wajah teduh di hadapannya. Suga bahkan enggan menggerakkan satu inci pun bola matanya. Ia ingin menangis namun tertahan saat ingat bahwa hal ini akan berlalu dengan cepat.

"Kremasi dia sekarang, dan berikan abunya padaku."kata Suga.

"Kau tidak ingin menyemayamkannya dulu?"tanya petugas itu.

"Tidak, kami tidak memiliki banyak waktu."jawab Suga.

"Tuan apa perlu kami—"

"Cepatlah!!"teriak Suga.

2 orang petugas tersebut kemudian menuruti perintah Suga. Mereka mengangkat peti jenazah itu kemudian mengkremasinya sampai menjadi abu kemudian mereka menempatkannya pada sebuah guci sederhana yang mereka berikan pada Suga.

Suga pulang dengan memeluk erat guci berisi abu jenazah milik Jiseo. Matanya terus menatap kosong kedepan dengan sorot begitu menyedihkan. Hal selanjutnya yang harus ia lakukan adalah mencari seseorang pengrajin tembikar untuk membuat sebuah boneka serupa dengan dirinya. Suga sebenarnya bisa membuat sendiri, namun Jiseo memiliki rencana lain yang lebih baik dari rencana sebelumnya.

Suga pergi ke Asan malam itu juga, ia ingat seseorang yang membuat tembikar 24 tahun yang lalu yang pernah ia tunjukan pada Jiseo saat pameran beberapa minggu yang lalu. Tembikar dengan ukiran nama ibunya tersebut adalah buatan tangan seorang Song Junghyon, seorang pengrajin tembikar terkenal yang dulu pernah menaruh hati pada ibunya. Namun, hal itu ditentang keras oleh keluarga besar ibunya dan alasan itulah yang menyebabkan Boyoung tidak mau menikah.

Ia berdiri di sebuah rumah sederhana di pinggiran Asan. Tangannya terlihat bergetar walau hanya untuk mengetuk pintu kayu tersebut.

Tok!

우울한 인형 [Gloomy of the Doll] × SUGA [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang