PROLOG

16.2K 1.3K 178
                                    

Hujan nampak turun dengan petir yang menggelegar keras seolah sanggup memecahkan pendengaran seseorang. Jiseo sangat takut dengan hal itu, ia yang masih berteduh di depan butik miliknya terus mencoba menghubungi sopir yang biasanya menjemputnya.

"Mengapa belum datang juga?!"kesal Jiseo.

Ini sudah lewat jam 11 malam, taksi pun mana mungkin ia temukan apalagi dalam keadaan hujan selebat ini. Bahkan jika ia sendiri yang jadi sopir taksi, ia lebih memilih tidur-tiduran di rumah sambil menikmati secangkir kopi hangat dan sepiring muffin coklat dengan televisi yang menyala.

Akhirnya, Jiseo memutuskan untuk berjalan kaki tidak peduli ia basah kuyup dan esok akan demam. Jiseo harus segera pulang karena ia bukan seorang wanita yang gemar pulang terlambat dan hobi dimarahi orang tuanya.

Namun di tengah perjalanan, Jiseo melihat sesosok sedang terduduk dengan santai di sebuah bangku di taman bermain anak-anak yang ia lewati. Ia bahkan seperti tidak peduli hujan lebat dan petir yang menggelegar dan siap menyambarnya kapan saja. Tanpa basa basi, Jiseo mendekati sesosok yang hanya memakai kaos dan celana pendek itu.

"Uh, annyeong?"sapa Jiseo.

Sosok itu tidak menjawab. Ia masih menatap kosong ke arah depan.

"Ahgashi, mengapa kau duduk disini?"tanya Jiseo lagi.

Tetap tidak ada jawaban. Apakah ia tuli?atau tidak bisa bicara?Namun setelah Jiseo amati dengan seksama ternyata yang ia ajak bicara adalah sebuah boneka manekin. Jiseo memberanikan diri menyentuh kulitnya, halus mulus bahkan tanpa cacat sedikitpun.

"Siapa yang meletakkanmu dan menunggalkannya disini?"tanya Jiseo.

Ia mengambil manekin tersebut lalu berjalan kembali berniat untuk membawanya pulang.

"Bahkan manekin ini lumayan berat, pasti bahannya tidak main-main."gumam Jiseo.

Jiseo terus berjalan sampai sebuah mobil berhenti di dekatnya.

"Nona Jiseo."sapa Asisten Oh. Orang yang ditunggu Jiseo sedari tadi.

"Kau kemana saja, huh?"tanya Jiseo sedikit marah.

"Jwosonghamnida."

Asisten Oh segera turun dengan membawa payung, lalu memayungi Jiseo sampai ke dalam mobil.

"Ah, itu-..."

"Apa?"

Asisten Oh menunjuk manekin yang Jiseo bawa dan ia dudukkan di sebelahnya.

"Aku menemukannya tergeletak di bangku taman, sepertinya ia baru saja dibuang pemiliknya. Ini akan menjadi koleksi baruku di butik, aku tidak memiliki cukup model manekin namja disana."jelas Jiseo.

"Ah, tentu saja ... aku kira dia namja sungguhan."kata Asisten Oh.

"Awalnya juga seperti itu, tapi ternyata hanya sebuah manekin."kata Jiseo.

Asisten Oh mengangguk lalu melajukan mobilnya cukup cepat, mengingat hari sudah malam dan ia takut diomeli majikannya jika putrinya belum pulang lewat dari jam 12.

Sesampainya di rumah, Jiseo segera masuk dengan Asisten Oh yang mengekor di belakangnya tentu saja untuk membawakan manekin yang Jiseo temukan.

"Appa?!"Jiseo menyapa sesosok pria yang tengah duduk denga televisi menyala di hadapannya.

"Mengapa kau baru pulang?"tanyanya dingin.

"Jwosonghamnida ..."asisten Oh yang baru saja datang merasa bersalah dan sedikit membungkukkan badannya.

"Jiseo?!"

"Ng?"

Pria bermarga Park itu menoleh, ia seperti terkejut melihat apa yang ada di gendongan Asisten Oh.

"Apa itu?"tanya Appa.

"Manekin baru, aku menemukannya di taman."jawab Jiseo enteng.

"Mengapa kau mengambilnya?jika ada yang mencarinya bagaimana?"

"Kalau masih dicari, mengapa benda sebesar itu ditinggal begitu saja di tengah hujan?"tanya Jiseo.

Appa Park diam. Ia memperhatikan putrinya berceloteh melancarkan segala rayuan agar memperbolehkan membawa manekin itu ke rumah.

"Ganti pakaianmu, nanti kau sakit jika terus memakai pakaian basah itu."kata Appa.

Jiseo mengangguk. Yeoja 24 tahun ini segera pergi ke kamarnya dengan diikuti oleh Asisten Oh.

"Ini akan ditaruh dimana, Nona?"tanya Asisten Oh sesampainya di kamar Jiseo.

"Taruh sana."Jiseo menunjuk pojok kamar dekat jendela.

Asisten Oh segera meletakkan manekin itu di tempat yang diperintahkan putri majikannya lalu bergegas pergi setelahnya. Jiseo melepas seluruh pakaiannya lalu melemparnya sembarang ke dalam keranjang. Ia mengambil handuk dan segera mandi.

Sementara manekin yang ada di sudut kamar Jiseo mulai menampakkan gelagat yang mengerikan. Matanya mulai berkedip, bibirnya menyeringai dan- ...

"Ahh ... segarnya."Jiseo mengeringkan rambutnya dengan handuk yang ia pegang.

Ia duduk di tempat tidur kemudian memperhatikan manekin di hadapannya. Jiseo mendengus.

"Kau ini sangat indah, siapa yang membuatmu?"tanya Jiseo.

Tangan Jiseo meraih tubuh manekin tersebut lalu mengelus wajahnya pelan.

"Pahatan sempurna."kata Jiseo.

Ia memperhatikan lekat-lekat mata hitam kebiruan dengan eyeshadow tipis berwarna senada dengan bibirnya yang seperti buah apricot.

"Kau akan jadi model terbaik di butikku besok."gumam Jiseo.

Setelah puas, ia pergi ke depan kaca lalu mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Jiseo beranjak tidur setelah ia yakin rambutnya kering.

"Kau akan menjadi mayat paling cantik setelah kau mati. Park Jiseo."

Gloomy of The Doll

Suga BTS Fanfiction

Suga × Jiseo

To Be Continued ...
Sorry for any typo 🙏

우울한 인형 [Gloomy of the Doll] × SUGA [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang