6

3.8K 160 2
                                    

Zahra melangkahkan kakinya memasuki perpustakaan, ini adalah sebuah kebiasaanya membaca sambil mendengarkan lagu kesukaannya, ya walaupun dia tidak suka menghafal materi karena itu menurutnya akan menumpuk otaknya dengan materi,dia lebih menyukai pelajaran yang berhubungan dengan rumus, berbeda dengan anak remaja lainnya.
Zahra mengambil sebuah novel fiksi remaja yang berjudul "Seniors" karangan katakokoh. Setelah mengambil buku, Zahra duduk di kursi pojok perpus, sedang senang membaca dan mendengar lagu dengan airphone biru muda miliknya, ia merasakan ada hembusan angin dari samping kirinya.

"Aduh kok ada angin ya, jangan-jangan bener kata orang kalo disini ada penjaganya" ucapnya pada diri sendiri, "aduh pak hantu maaf, saya cuma mau baca doang peace" lanjutnya mengangkat dua jari membentuk huruf V, tapi hembusan angin itu tidak berhenti buluk kuduknya makin merinding, Zahra memberanikan dirinya untuk melihat kearah asal angin tersebut, dia mendapati seseorang sedang senyum disampingnya.

"Kamu...."ucap Zahra dengan sedikit kesal.

"Hai masih aja, jadi korban film" ucap Rizki.

"Ihhh aku takut tau...."

"Iya aku tau, kamu pake pease pease tadi" balasnya.

"Kalo aku jantungan gimana" tanya Zahra, dia memang benar-benar hampir mati ketakutan tadi, karena seperti biasa,tempat paling sunyi selain kuburan salah satunya adalah perpustakaan, apalagi duduk di pojokkan, itu agak sedikit menyeramkan.

"Tinggal aku gendong ke rumah sakit" ucap Rizki.

"Kamu ya, selalu aja ada jawaban setiap perkataan aku" balas Zahra.

"Ya kan cuma mengarahkan, karena aku kan mau jadi pemimpin rumah tangga kita nanti" balas Rizki lagi.

"Ya....kamu mah" timpal Zahra. Seketika ia teringat ucapan Maira tentang Rizki yang jalan sama cewek.

"Riz....."

"Ya"

"Aku pengen tanya sesuatu"

"Apaan"

"Tapi kamu jangan risih ya,"

"Iya...princess ice bawel" balas Rizki sambil nyentil hidung pacarnya.

"Aku serius ya, kamu jawabnya beneran ya" tanya Zahra lagi, ia masih takut kalo nanti Rizki nggak nyaman dengan kecurigaannya.

Rizki hanya mengangguk.
Zahra mulai bertanya kepada Rizki.

"Kamu kemarin jalan sama cewek ya ke bookstore"

"Iya" jawab Rizki singkat.

"Ohhh"hati Zahra terasa sakit."siapa"

"Nuri"

"Oh yang tadi ya,"hatinya sekarang benar benar sakit tapi ia berusaha meredam rasa sakitnya." Yaudah kalo gitu aku duluan ya" zahra berdiri dari tempat duduknya, namun ketika ingin melangkahkan kakinya , langkah kakinya tertahan oleh Rizki yang langsung berdiri di depannya.

"Kamu mau kemana" tanya Rizki dengan lembut.

"Aku mau kekelas" balas Zahra, ia malas untuk melihat wajah tampan Rizki.

"Kamu cemburu ya," Rizki menaikan dagu Zahra, supaya ia bisa melihat wajah cantik Zahra.

"Nggak kok" balas Zahra singkat. Rizki tau kalau pacarnya ini sedang cemburu,

"Aku cuma sayang sama kamu"

"Maksudnya"

"Aku tau kamu cemburukan, kemarin aku pergi sama Nuri, karena waktu aku pengen beli komik, malah ketemu Nuri lagian kemarin aku pergi sama kak Rendi kok" Rizki menjelaskan bagaimana ia bisa bertemu dengan Nuri.

"Kak Rendi, bukannya kemaren dia lagi ada tugas kuliah"

"Hmmm kamu belum tau, kalo kak Rendi itu guru aku , kemaren kan dia udah minta izin sama ayah kamu,"

"Guru kamu,"Zahra semakin bingung dengan semuanya.

"Iya, dia guru les aku, dia diminta sama mama aku, aku juga tau kamu kemaren ke rumah Vino kan" balas Rizki

"Kamu kok tau sih"

"Kak Rendi yang cerita, kamu nggak minta izin sama aku kalo mau ke rumah tunangan kamu" jawab Rizki sedikit ketus.

"Ihhh tuya si kakak ngeselin"

"Kamu marah ya sama kak Rendi, karena dia ngadu ke aku"

"Ihh bukan, aku aja nggak tau awalnya mau kemana, aku kaget pas aku liat si Vino alias tuyul itu yang punya rumah"

"Ohh yaudah kalo gitu kamu harus minta maaf sama aku" ucap Rizki

"Ha..kamu juga nggak minta izin sama aku, kalo kamu ketemu sama si burung centil itu" balas Zahra tidak terima.

"Aku nggak mau, aku kan calon suami, lagian kan aku nggak sengaja ketemu dia" jawab Rizki ketus

"Ya udah aku pergi dulu, aku juga nggak mau, aku awalnya nggak tau"jawab Zahra tak kalah ketus. Zahra melangkahkan kakinya, namun lagi-lagi langkah terhenti dengan Rizki, menarik Zahra kepelukannya.

"Aku sayang kamu, aku suka kalo kamu cemburu kayak ini" ucapnya di telinga Zahra.

Zahra sangat terkejut, dia ragu untuk membalas pelukan Rizki, namun tangan bergerak membalas pelukan Rizki

"Aku juga sayang sama kamu" balas Zahra, Rizki sangat senang karena pelukannya di balas oleh Zahra. Zahra merasa nyaman dengan aroma tubuh Rizki.

"Woi jangan mesum" seru seseorang.

Mendengar seruan itu Zahra dan Rizki melepaskan pelukan yang beberapa menit.

"Tuyullll" teriak Zahra saat matanya menangkap sosok Vino 2 meter dari ia berdiri.

"Lo ganggu banget sih, dasar setan botak" ujar Rizki.

"Apa lo, lo udah ngambil tunangan gue, dasar jin tengil"balas Vino

"Tunangan kecil, lo jahat, gue udah lari 15 keliling lo malah pelukan sama jin tengil, gue nggak mau ngomong sama lo selama 3 hari" lanjutnya.

"Itukan salah lo,lagian kenapa harus 3 kenapa nggak lebih" lanjut Zahra.

"Kalo lebih itu dosa, dan gue juga nggak bisa lama-lama nggak ngomong sama lo" balas Vino.

"Yah.....nggak jadi gue seneng, gue berharap lebih bahkan selamanya" ucap zahra dengan muka kecewa.

"Lo emang jahat tunangan kecil, lo juga jin tengil lo pake jampi-jampi ya, buat jinakin tunangan gue" ujar Vino marah.

"Jinakin, lo pikir gue binatang liar pake jinakin segala" balas Zahra.

"Udah princess ice, ngapain kita ladenin si setan botak," timpal Rizki.

"Apa lo, dasar jin tengil" lanjut Vino.

"Kita ke kelas yuk princess ice, dengerin aja jangan diladenin hewan ragunan kayak setan botak ini" jawab Rizki, ia menarik tangan Zahra keluar dari perpustakaan.

"Lo pikir gue monyet, hewan ragunan" timpal Vino.

"Gue nggak ngomong ya, lo aja yang nyadar sendiri, padahal gue baru nyuruh lo buat ngaca" balas Rizki dan berlalu meninggalkan Vino sendiri.

"Ih dasar lo, jin tengil"  Vino mendengus kesal,  hanya bisa melihat Zahra dan Rizki Berlalu.

#don't forget read and give the star my story......hihihi.....#
WALAU AGAK GAJE....

Remaja SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang