21

3.4K 94 2
                                    

Sudah seminggu sejak Rendi dan Zahra bertengkar, lebih tepatnya Rendi yang memarahi Zahra, pagi ini Zahra sarapan bersama Ayah, bunda, dan kakaknya.

"Bun yah aku siap, aku pamit dulu ya" ujar Zahra.

"Nanti pulang jam berapa dek" tanya ayahnya.

"Ntar ada pelatihan olimpiade yah, jadi pulangnya jam 4, pelatihanya di tambah, soalnya olimpiadenya dipercepat"

"Wah like nih bunda sama adek, kalo adek menang bunda beliin paket kuota 500 GB gimana" tawar Adelia.

"Iya ntar ayah tambahin, HP sama laptop baru" timpal Gunawan ayah Zahra.

"Wah daebak, aku bakal semangat nih, kalo aku sih yes" balas Zahra dengan mata berbinar, "makin sayang nih aku sama bunda sama ayah, tapi nggak usahlah, kalo aku menang aku cuma pengen dibeliin sepeda ya" usul Zahra.

"Wah kesambet jin baik nih anak ayah" goda Gunawan.

"Ih ayah mah, aku minta itu biar nggak ngereporin ORANG" Zahra menyindir Rendi yang sedari tadi hanya diam. "Aku pamit bun yah assalamualaikum" Zahra mencium punggung tangan kedua orang tuanya,dan segera keluar rumah, karena gojek yang dipesan akan datang.

"Aduh lama bener nih gojek, emang nih gojek impor ya nunggu nya lama amat" gerutu Zahra seraya mondar mandir di depan gerbang rumahnya.
Tak berselang lama, gojek yang dipesan sudah datang.

"Gojek" teriak pengemudi gojek

"Iye bang udah tau, cepetan dah lama bener, ntar telat, satpam sekolah saya sereem bang"

"Hehe lets go neng" Gojek yang ditumpangi Zahra melaju di keramaian jalan Jakarta di pagi hari, setelah 15 diperjalanan akhinya sampai di sekolah.

"Nih makasih bang," Zahra memberikan uang 5000 an,kemudian ia berlari masuk kearea sekolah.

"Eh neng" teriak abang gojek.

"Kembaliannya ambil bang" Zahra juga membalas dengan teriakan.

"Apenye kembalian, duitnya aja kurang, ini bukan untung tapi buntung" gerutu abang Gojek, dan segera melajukan motornya menjauhi sekolah.
------"""""------

"Zah gue mau ngomong" Maira menghampiri Zahra yang duduk di kursi belakang kelas, disampingnya sudah ada Rizki dan Vino, sekarang sudah waktunya istirahat.

"Apa Mai, ngomong aja, waktu gue full kok buat lo, hehe" Zahra membalas ucapan Maira dengan cengiran khasnya.

"Berdua boleh nggak, ke taman yuk" ajak Maira.

"Hmm bolehlah, tapi asikan di kantin, apalagi digratisin,"

"Gue serius Zah" melihat wajah Maira menyiratkan keseriusan, Akhirnya Zahra pasrah mengikuti kemauan Maira.

"Ok yuk, lo serem juga kalo masang muka serius kayak gitu" Zahra dan Maira berjalan berdampingan menuju taman belakang sekolah, sesampainya di taman mereka duduk di kursi yang telah disediakan disana.

"Zah gue mau ngomong sesuatu sama lo" Maira memutuskan untuk mengawali pembicaraan mereka.

"Ih lo kok jadi ogeb sih Mai, dari tadi kan lo minta gue ngikutin lo kesini buat ngomong"

"Hehe, Zah lo berantem sama Kak Rendi"tanya Maira sedikit takut, pasalnya kalo Zahra disinggung soal permasalahannya dia pasti tidak menahan emosinya.

"Kok lo ngomong itu sih" benarkan wajah Zahra sudah seperti ingin makan orang.

"Zah sabar dulu Zah, gue cuma kasian sama Kak Rendi dia itu udah seminggu kayak murung gitu, pas gue tanya, dia jawab dia nggak sengaja bentak lo buat pertama kali" Maira berusaha menjelaskan dengan bahasa yang lembut.

Remaja SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang