31 - Copas

1.1K 40 0
                                    



Adis duduk di pojok depan sendiri memperhatikan Pak Tama sang wali kelas membagikan hasil ulangan muridnya.

Adis mengambil lembar jawabannya yang sudah di nilai dan melihatnya.

"Yash, nilai gue 91" ucap Mutia dengan suara keras sambil meninju tangannya ke udara.

Adis mengerutkan keningnya. "Curang" batin Adis.

Pak Tama langsung keluar kelas karena sudah selesai membagikan ulangan murid-muridnya dan di susul para cowok-cowok hingga tersisalah para cewek-cewek.

"Lo dapet berapa, Dis?" tanya Karin.

Adis menoleh ke arah teman-temannya dan terseyum kecut.

"Jelek"

"Iya jelek itu berapa" tanya Karin sekali lagi.

"75"

"Lah kok bisa? Emang lo gak nyontek ke Mutmut? Kita semua udah bagiin kerpek dan di ruangan lo yang megang kerpek Mutmut, harusnya lo nyontek ke dia" jelas Karin.

"Gue udah nyontek kok ke Mutmut" ucap Adis.

"Trus kenapa bisa dapet nilai pas kkm?" tanya Karin.

Adis mengangkat bahunya.

"Gue udah kasih contekan ke Adis kok tapi Adisnya aja mungkin yang gak bener lihat jawabannya" ujar Mutia.

Adis semakin mengerutkan keningnya, bisa-bisanya Mutia bilang seperti itu. Padahal nyatanya, Adis meminta jawaban ke Mutia tetapi Mutia tidak memberikan lembar jawabannya ke Adis dan memberi tahu jawabannya lewat omongan dan Adis menulis jawaban yang di omong Mutia.

[FLASHBACK ON]

"Mut, lihat jawaban lo dong"

"Gue takut ketahuan guru"

Adis mengerutkan keningnya. "Tumben lo takut ketahuan guru, biasanya dont care kalau ketahuan guru"

"Gatau Dis, tiba-tiba gue ngerasa takut aja"

Adis menoleh ke meja guru dan kembali menghadap Mutia. "Tapi kan gurunya lagi tidur"

Mutia mencebikan bibirnya.

"Yaudah, gue contekin lewat omongan aja ya"

Adis semakin mengerutkan keningnya. "Bukannya enakan gue langsung nyontek ke kertas lo aja biar gak berisik, kalau lo contekin gue pakai omongan yang ada malah berisik dan gurunya bangun"

"Gak bakalan, tenang aja"

Adis berfikir.

"Kelamaan mikir dah lo! Nyontek apa kagak?"

"Yaudah deh"

[FLASHBACK OFF]

"Bukannya lo ngasih jawaban gue lewat omongan ya, Mut?" tanya Adis sambil menyipitkan matanya.

"Em i iya, ya mungkin lo budeg. Gue ngomong A lo dengernya B" elak Mutia.

"Enggak mungkin, kuping gue masih normal" bela Adis.

"Gak ada di dunia ini yang gak mungkin, Dis. Kuping lo kali banyak kupeknya jadi susah mencerna perkataan gue dengan baik" elak Mutia.

"Kok lo ngatain gue sih, gue setiap dua hari sekali selalu bersihin kuping gue" protes Adis.

MASA SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang