Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu
Teras Atas Rumah Jumat, 11 November 2017 21.48
Kamu mendongak keatas, menghadap pada apa yang mereka sebut sebagai langit malam. Kata ibumu, hari ini cuaca cukup bagus untuk memandang angkasa. Oleh karena itulah kamu berada disini. Di teras atas yang berlokasi tak jauh dari kamar tidurmu, sejak sekitar satu jam yang lalu.
"(Y/n), kau tidak mau tidur? Sudah hampir pukul sepuluh, lho"
Kamu mendengar suara ibumu berada tepat di belakang kursi yang kamu dudukki sedari tadi.
"Sebentaaaar lagi. Sepuluh menit lagi ya, ibu?" tawarmu.
Kamu merasakan belaian lembut di atas puncak kepalamu. Disaat yang bersamaan, rasa-rasanya kamu seakan dapat melihat senyum ibundamu.
"Baiklah, sayang. Ibu tinggal dulu, ya. Nanti ibu kemari lagi," ucap ibumu, lembut.
Kamu mengangguk, tanpa mengalihkan matamu dari angkasa gelap.
Segera setelah kamu mendengar langkah kaki ibumu menjauh, kamu melanjutkan aktivitasmu. Membayangkan langit malam penuh bintang.
Seketika, kamu malah mengingat pertemuanmu siang tadi dengan seorang gadis kecil bernama Nana.
Ya. Siang tadi, kamu sempat berbincang cukup lama dengan gadis kecil itu. Kamu bertanya beberapa hal padanya, mengenai alam semesta.
Alam semesta dimata seorang anak kecil yang polos.
Dan apakah pertanyaan itu berat untuk gadis seusia Nana? Sebenarnya tidak.
**
Short Flashback
"Nana. Menurut Nana.. bintang itu seperti apa?"
"Seperti.. titik-titik yang berpendar di kegelapan"
"Titik-titik? Tapi bukankah jika digambarkan.. sebuah bintang memiliki lima buah sudut?"
"Memang, Kakak. Tapi nyatanya, mereka hanyalah sebuah titik di langit"
"Jadi.. seperti itu"
"Iya, Kak. Dan.. tahukah Kakak akan konstelasi?"
"Maksudmu.. rasi bintang?"
"Ya. Indah sekali jika sekelompok bintang dapat digariskan dan membentuk suatu rasi tertentu"
