Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
aku tau kalian kepo dengan lanjutannya, tapi baca pendahuluanku ini dulu ya ♡
Chapter ini akan sangat panjang (1500+ words), jadi baca ketika kalian bener-bener senggang biar feel nya lebih terasa. Aku serius.
Dan tolong, bacanya fokus dan pelan-pelan ya? Karena chapter ini adalah chapter yang serius dan perlu untuk dihayati(?) betul-betul.
Juga, perhatikan tulisan yang aku bold.
siapkan hati dulu selamat membaca ♡
ㅡㅡㅡ
flashback
Kelahiran Hyunjin 20 Maret 2000
"Maafkan saya. Anak Anda.. terlahir tunanetra"
"Apa..?"
"Tidak. Hwang Hyunjin!!"
Hwang Hyunjin, seorang bayi laki-laki tampan itu didiagnosis mengalami kebutaan sejak lahir. Tidak heran, sebenarnya, karena ayahanda Hyunjin sendiri adalah seorang yang tak dapat melihat.
"Maafkan aku, sayang. Karena aku buta, anak kita--"
Ibunda Hyunjin, Joo Haneul, tak kuasa menahan airmatanya. Sedangkan suaminya, menggenggam erat tangannya dengan penuh ketabahan.
Hwang Chiyeol, ayah Hyunjin tahu bakal seperti ini jadinya. Ia tahu, bahwa kemungkinan putranya untuk kehilangan penglihatan sepertinya sangat besar.
"Maafkan aku-- Maaf, karena Hyunjin kita tidak dapat menggunakan penglihatannya sepertiku.."
"T-tidak, itu tidak sepenuhnya salahmu.. Tidak apa-apa.."
**
Rumah Hyunjin Usia 2 tahun
"Hyunjin, bahaya, Nak~ Sini sama Bunda saja"
Ibunda Hyunjin meraih tubuh kecil putranya dan menggendongnya dengan penuh kasih sayang. Wanita itu menghentikan anaknya yang mencoba berjalan sambil terhuyung nyaris jatuh.
Penglihatannya yang tak dapat digunakan membuat Hyunjin kecil tak dapat berjalan dan tumbuh dengan normal seperti anak pada umumnya.
Tok tok.
Pintu rumah keluarga Hyunjin diketuk. Tepat di depan pintu, berdiri dua orang wanita muda dan seorang balita perempuan berusia sekitar dua tahun.
