two ☆

1.9K 546 41
                                    

mari belajar bersama tentang kehidupan lewat rangkaian cerita Constellation ini ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mari belajar bersama tentang kehidupan lewat rangkaian cerita Constellation ini ♡

cerita ini memang memiliki kombinasi tema yang cukup berat.
karena itu, aku akan bawa tema berat ini secara lebih sederhana agar mudah kalian pahami :)

aku berharap, apa yang aku tulis melalui cerita ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya ♡

cerita ini mengkombinasikan
fanfiksi dan ilmu pengetahuan

---

Kamu

Kamarmu
Kamis, 10 November 2017
20.53

Kamu duduk tenang diatas sebuah bangku di sudut kamarmu. Kamu tak melakukan apapun yang berarti, hanya mendengarkan suara-suara radio yang tak pernah berhenti menyala.

Terkadang, kamu fokus mendengar lagu-lagu tren yang terputar di radio. Terkadang pula, kamu hanya ingin mendengar perbincangan sang penyiar dengan tamu yang mereka undang.

Namun, seperti halnya saat ini, ada saatnya kamu merasa bosan akan aktivitas mendengar radio ini. Hanya lagu, dan itu-itu saja. Kamu ingin mendengar sebuah cerita.

Tok tok tok.

Tepat saat itu, pintu kamarmu diketuk. Ketukan pintu yang terdengar sangat familiar di telingamu.

"(Y/n), bolehkah ibu masuk?" tanya sebuah suara lembut dibalik pintu.

Kamu tersenyum. Ibu datang, batinmu senang.

"Tentu saja!" ucapmu cukup keras, agar terdengar oleh ibundamu yang berada di luar kamar.

Kriek.

Terdengar suara khas pintu terbuka. Langkah kaki yang menapak lantai, perlahan terdengar mengikuti derit pintu.

"Sedang apa, sayang?"

Suara ibumu terdengar tepat di sebelah kirimu. Dengan penuh kelembutan, ibumu membelai bagian belakang rambutmu. Hangat.

"Hanya mendengar radio, seperti biasanya. Ibu, aku bosan," ucapmu, sembari mengarahkan matamu ke sumber suara ibundamu.

"Mau mendengar sebuah cerita? Sepertinya, sudah lama ibu tak berbicara tentang suatu hal untukmu"

Kamu tersenyum dan mengangguk cepat. Ya. Memang inilah yang kamu inginkan saat ini. Mendengar sesuatu yang memiliki makna.

Selayaknya cerita sebelum tidur, sejak kecil ibumu bercerita banyak hal. Entah dari buku yang beliau baca, ataupun segala macam pengetahuan dunia yang ia tahu.

Cerita-cerita yang diuraikan oleh ibumu sejak kecil, sebenarnya memiliki satu tujuan utama. Agar kamu dapat membayangkan seperti apa semesta yang tak dapat kamu lihat.

**

21.20

Kamu duduk bersandar di pinggir atas ranjangmu. Selimut tebal kamu biarkan menutupi setengah tubuh kecilmu. Kedua telingamu kamu pasang baik-baik untuk mendengar sebuah cerita yang mungkin berguna bagimu untuk membayangkan detail semesta.

Cerita, yang bagimu berarti pembicaraan mendalam untuk menjawab tanya.

Ibumu menyentuh tangan kirimu, sebagai tanda bahwa ia masih berada disana untukmu. Siap bercerita mengenai apa yang ia tahu tentang kehidupan.

"(Y/n), adakah yang ingin kau ketahui?"

Sama seperti waktu kamu kecil dahulu, ibumu memulainya dengan sebuah pertanyaan.

Kamu berpikir sejenak. Tentu saja banyak hal yang ingin kamu tanyakan. Tapi untuk saat ini, sebuah pertanyaan yang tak pernah kamu tanyakan sebelumnya terlintas di pikiranmu.

"Ibu. Bagi ibu.. kebahagiaan itu seperti apa?"

Definisi kebahagiaan di otakmu begitu beragam, tak pernah ada kata yang tepat untuk mendefinisikannya. Kamu sendiri paham. Perasaan bahagia itu bukan hanya sebatas ketika seseorang tersenyum, kan?

Karena jika ya, seorang tunanetra tak akan tahu apakah benar seseorang bahagia atau tidak dari raut wajahnya. Lagipula, sejauh yang kamu ketahui, sebuah senyuman dapat dengan mudah dimanipulasi.

"Bagi ibu.. kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menghadapi krisis dalam hidupnya. Ketika kekuatan untuk bertahan lebih besar daripada penolakan*," jawab ibundamu, lembut.

"Mengapa.. kebahagiaan malah adalah ketika menghadapi krisis? Bukankah itu berat?"

Ibumu mengeratkan genggamannya pada tangan kirimu.

"Memang. Tapi itulah sebenarnya sensasi kebahagiaan. Ketika seseorang kuat, tegar, bertahan, dan menikmati hidup yang ada," ucap ibundamu, lembut.

Kamu dapat mendengar kesungguhan dalam kata demi kata yang ibumu ucapkan.

"Itu berlaku untuk semua orang, (Y/n). Kau.. dan banyak orang lain diluar sana," lanjut ibumu.

Kamu mencerna ucapan ibumu mengenai kebahagiaan itu dan mencoba menyimpulkan apa yang kamu tangkap dari sana.

"Berarti.. kebahagiaan itu bergantung pada bagaimana masing-masing individu memandang hidupnya?*" tanyamu.

"Ya. Karena kebahagiaan itu kita bentuk sendiri, bukan hadiah atau pemberian dari orang lain," lanjut ibundamu, lembut.

Kamu telah paham. Namun yang menjadi pertanyaan saat ini adalah.. apakah kamu telah hidup dengan bahagia? Dan seperti apakah orang yang kurang bahagia di luar sana?

**

*(1): Pengembangan dari definisi kebahagiaan menurut Friedrich Nietzsche.

*(2): Pengembangan dari definisi kebahagiaan menurut Aristoteles.

Vomment means a lot 💕

yang aku tulis diatas itu beneran teori ya manteman
terus aku kembangin sendiri pakai bahasaku ^^

semoga bisa dipahami dan semoga kalian bahagia hari ini hehe :)

constellation | h.hyunjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang