01

602 35 3
                                    


Hai hai hallo.
Ini cerita pertama yang dipost di Wattpad. Harap maklum sama bahasa nya.😅

Ada yang baca bersyukur tak ada apalah daya, tak punya followeeerrrrr. 😂😂😂

«Don't COPAS»
«DON'T PLAGIARISME»

★★★※※※※★★
¦¦
✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩

Menyesal,.
Satu kata yang sejak setengah jam lalu terpantri dihati nya. Seandainya Aqya memenangkan taruhan nya dengan Bella, dia tidak akan pernah mau untuk ikut menghadiri pesta topeng ini, terlalu ramai menurutnya.

Aqya bukan orang pemalu, hanya saja dia lebih menyukai suasana yang tenang. Bukan seperti ini, terlalu banyak orang yang tidak dikenal nya. Sudah hampir tiga puluh lima menit dia duduk dikursi dimana sudah tersedia berbagai minuman dimeja depan nya yang disediakan, tak ada bar atau sejenis nya karena memang ini hanya pesta kecil kecilan biasa, sedikit informasi itu yang didapat nya dari Bella.

Mengedarkan penglihatan nya ke segala arah, entah dimana Bella berada. Tadi Bella hanya pamit untuk menemui teman teman nya yang lain tapi sampai sekarang juga belum kembali.

"Sory Qya, lama yah" mendengar suara yang sudah di kenal nya sejak 3 tahun lalu, Aqya langsung menoleh ke arah samping dimana Bella berdiri sambil tersenyum lebar, sangat lebar menurut Aqya. Tapi malah semakin menambah kesan cantik pada penampilan sederhana Bella, dress dengan lengan pendek berwarna biru langit sepanjang 7 cm diatas lutut dipasangkan dengan heels 5cm dengan warna senada juga tatanan rambut hitam ikal diujung sepanjang bahu yang digerai serta polesan make up yang natural.

Hal sederhana yang membuat Aqya begitu merasa iri pada Bella, selama ini Aqya selalu yakin jika nanti Bella akan berjodoh dengan laki-laki yang tampan bak dewa yunani serta begitu penyayang, hal serupa dengan apa yang ada pada diri Bella - cantik, dan sangat ramah pada semua orang tanpa memandang perbedaan status.

Aqya membalas senyum Bella dengan sengaja agak dipaksa kan. "Udah selesai kan, Bell ? Kita pulang aja yuk" dia sudah merasa tidak nyaman dengan topeng yang dipakai nya, sangat mengganggu.

Bella langsung memandang Aqya dengan pandangan sinis nya "lo gak lupa sama taruhan kita kan? Kali ini nilai IPK gue lebih gede daripada IPK lo, gue pemenang nya dan lo harus nurutin apa mau gue, Qya" entah sudah berapa kali Bella menyinggung masalah taruhan jika Aqya mulai protes.

"Besok gue kerja dari pagi Bell,. Ayolah kita pulang saja, hmm ?"

"No,." Bella menggelengkan kepala nya tanda penolakan terhadap permintaan sahabatnya, "Teman teman lama gue ada disini Qya dan gue baru ketemu mereka lagi tadi" Aqya mengikuti arah kemana tangan kanan Bella yang menjulur kebelakang badannya -kearah sekumpulan orang-orang dimana terdapat beberapa laki-laki dan perempuan.

"Oke, lu tetep disini. Gue gak apa apa pulang sendiri, Bell" Aqya membalikkan badan nya bersiap menuju pintu keluar tapi tangannya lebih dulu ditarik oleh Bella secara paksa kearah sekumpulan orang-orang yang katanya adalah teman lama nya.

Aqya hanya menghela nafas, begini lah jika Bella memenangkan taruhan. Aqya tidak akan bisa menolak sama sekali kemauan nya, itu memang sudah aturan yang mereka buat semenjak semseter kedua. Dimana niat awal nya hanya untuk meningkatkan semangat mereka dalam belajar, ya sudah lah terima saja toh ini juga kesalahan Aqya sendiri kenapa coba nilai nya bisa turun.

Bella tidak melepaskan tangan Aqya walaupun kini mereka sudah berada diwilayah yang menurut Aqya adalah teman lama Bella. Jika begini bagaimana cara nya Aqya melarikan diri seperti yang sudah sudah ?

Bella berdeham agak cukup keras agar terdengar diantara alunan musik untuk menarik perhatian teman teman nya "semuanya, kenalin. Ini temen baru gue dikampus, Aqya. Entah karena mukjizat apa tahun ini gue yang menang dari dia hahah"

Aqya hanya bisa tersenyum canggung sambil menundukkan sedikit kepala. Merasa risih karena mereka secara terang-terangan memperhatikan penampilan nya dari atas sampai bawah.

"Hai, Aqya. Aku monic" uluran tangan dari gadis berambut pendek diatas bahu, lipstik pink terpantri dibibir nya yang tersenyum lebar menampilkan gigi kelinci nya. Aqya langsung membalas uluran tangan dari monic dengan senyum,. Periang, kembali hipotesis aqya bergumam.

"Hai, gue Gita" lagi Aqya membalas uluran tangan, kali ini dengan gadis dengan rambut dikuncir kuda, kaos abu abu pendek, jeans serta sepatu. Tomboy kah ? Kembali hipotesis nya yang bergumam.

Aqya mengalih kan pandangan nya kearan 3 laki laki yang didepan nya. "Hey,. Gue Andi." Senyum yang ditampilkan terlalu berlebihan menurut Aqya. Kaos putih yang dilapisi kemeja berwarna hitam sangat cocok dikenakan nya. Cowok "petualang"??

"Bara" tak ada senyuman seperti Fandi, hanya uluran tangan yang langsung ditanggapi Aqya. Sok cool amat nih cowok, cih. Benar benar Aqya tidak bisa menghilangkan kebiasaannya. Aqya merasa risih mendapat tatapan tajam dari Bara, langsung melepaskan tangan nya.

"Saya Eza, Bella sering cerita tentang kamu" Kemeja dibalut jas serta dasi ? CEO kah? Senyum nya sangat ramah, persis seperti Bella atau mungkin mereka berjodoh ? Bukankah jodoh itu cerminan dari diri kita? Aqya sendiri merasa Bella dan Eza punya banyak persamaan. "Semoga kita juga bisa berteman, Qya" Aqya hanya bisa tersenyum tulus, tapi entah kenapa Aqya merasa risih dengan arah mata Eza.

Wajah nya memang tertutup topeng, tapi tidak dengan sebagian hidung dan bibir nya. Tapi kenapa....

Kenapa Eza harus mengamati bibir nya??

★★★※※※※★★★

Cerita murni karangan saya pribadi. Jika teman teman menemukan cerita yang sama harap kasih tau yaa.🙏

Teruuuusss....
Kalo cerita aku sama kaya cerita yang pernah kalian baca Tolong kasih tau juga, kasih tau judul sama pengarang nya.😇😇

See you next part 😘😘😘😘

13 Desember 2017

Who Are You? (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang