Haaaiii....🤗🤗🤗🤗
Eriss mau kasih tau temen temen semua, kalau ada cerita baru yang Eriss publish loohh..👏👏Judul nya "The Blind Marriage" 💕💕
Baru satu part sih, eh belom ding baru setengah part 😀😀
Mampir yeee. Di voment juga loohh 😆😆
✩✩Happy reading.. 😄
Dan jangan lupa vote 😆😅😅✩✩
Setelah selesai menonton, Aqya memutuskan untuk langsung pulang. Eza memaksa mengantarkan Aqya pulang, meski berulang kali Aqya menjawab dengan kata tidak tapi tetap saja Eza berhasil, dengan ancaman pekerjaan.
Sebenarnya Aqya hanya ingin menenangkan hatinya yang sampai sekarang masih berdebar, Aqya merasa sudah mengkhianati Adrian. Meskipun dia dan Eza tidak ada hubungan apapun, tapi tetap saja ciuman tadi adalah sebuah pengkhianatan.
Selama perjalanan pulang tidak ada yang bersuara sedikitpun, hanya ada suara mesin mobil dan bunyi klakson dari kendaraan lain. Eza merasa bingung harus bagaimana, kenapa dia bisa berbuat seperti itu? Ciuman tadi benar-benar diluar dugaannya. Apa Aqya marah padanya?
Tentu saja. Dasar bodoh !
Melirik sekilas, dilihatnya Aqya lebih tertarik melihat keluar jendela mobil daripada menanyakan alasan kenapa dia melakukan ciuman bodoh itu. Tapi, jika memang Aqya bertanya padanya, apa kamu punya alasan yang masuk akal Eza? Sampai sekarangpun dia tidak berani mengatakan kenyataan yang sebenarnya. Pengecut memang, tapi dia tidak punya pilihan lain selain menunggu. Ya, menunggu waktu yang tepat. Menunggu Aqya bisa lepas dari bayang-bayang masa kecilnya. Hanya itu yang bisa dia lakukan, menunggu.
Eza memarkirkan mobilnya ke garasi rumah. Membuka seat beltnya, dilihanya Aqya masih duduk disebelahnya dengan posisi yang sama sejak mereka duduk dalam mobilnya. Eza memajukan badannya untuk melepas seat belt pada tubuh Aqya. Terdengar bunyi klik, Eza jelas merasakan sentakan kaget dari tubuh Aqya. Wajah didepannya terlihat waspada dan... takut ?
Yang benar saja.
"Kita sudah sampai. Kamu tidak mau turun?"
"Ah,. Iya"
Aqya langsung keluar dari mobil. Tubuh Aqya berdiam kebingungan setelah menutup pintu mobil Eza.
Kenapa dia pulang kerumah ini?
Aqya melihat Eza dengan pandangan bertanya, dan seakan tahu apa maksud dari tatapan Aqya."Mama mau kamu nginep disini" Eza langsung masuk setelah menjelaskan kenapa tidak mengantarkan Aqya pulang ke kostannya.
Aqya menghembuskan napas, memandang punggung Eza yang menjauhinya. Tidak ada kata maaf, atau penjelasan apapun yang coba Eza katakan. Apa dia tidak merasa bersalah padanya? Apa dia juga tidak merasa jika perbuatannya dibioskop bisa dikatakan pengkhianatan? Itu sama sama dengan mengkhianati little princess nya kan?
Aqya mengikuti Eza, berharap bahwa Tante-Om dan Bella tidak ada acara diluar. Aqya benar-benar tidak tahu harus melakukan apa jika memang disini hanya ada mereka berdua.
Brukk..
Langkah Aqya terhenti, dia terlalu sibuk dengan pemikirannya sendiri sampai tidak sadar dengan posisi yang menabrak punggung Eza yang saat ini ada dalam pelukan tante Ratna.
Aqya meringis, karena memang posisinya saat ini seperti sedang memeluk punggung Eza. Aqya menjauhkan badannya tidak berani menatap tante Ratna dan juga Eza.
"Aduh sayaang. Kamu dipeluk juga? Sini tante peluk"
Tante Ratna menghampiri Aqya, merentangkan tangannya bersiap untuk memeluk teman putrinya yang sudah dia anggap seperti anak sendiri.
Tapi baru saja tante Ratna bergeser satu langkah dari depan Eza. Tubuh Aqya tertarik dan masuk dalam rangkulan Eza.
"Aqya bukannya mau dipeluk mama. Tapi mau dipeluk sama Eza, mah"
Entah kenapa Aqya merasa suasana ruang tengah hening seketika. Hanya ada suara detik jarum jam didinding. Aqya melirik sekilas kearah tante Ratna dan om Rian terlihat jelas jika mereka syok dengan kata yang baru saja diucapkan Eza. Sedangkan Bella, entahlah sepertinya Bella tidak menyukai apa yang dilakukan Eza padanya. Atau mungkin Bella berpikir yang tidak-tidak tentangnya??
Aqya berusaha melepaskan rangkulan tangan Eza dibahunya. Tapi seakan sengaja, Eza malah mengeratkan rangkulannya.
"Kalian...."
Om Rian menatap mereka dengan senyuman penuh arti...
"Apa kalian pac_"
"Abang.!!" Teriakan Bella menghentikan ucapan tante Ratna. Bisa Aqya lihat wajah Bella yang biasa terlihat ceria kini merah padam, Aqya bisa pastikan jika Bella sedang marah. Aqya terus berusaha melepaskan tangan Eza.
"Bell, aku bisa jelasin semuanya. Ini tida seperti dugaan kal.."
"Kenapa sih de? Teriak teriak udah kaya dihutan aja kamu" Eza melepaskan rangkulannya, menatap santai pada semuanya.
"Kalian tidak ada hubungan apapun kan? Kalian tidak pacarankan?!" Bella menatap tajam Eza dan Aqya.
"Enggak kok"
"Iya.!!"
✩✩✩
Jangan lupa Voment nya yaaaahh 😍😍
Aku rajin nya kebangetan, sampe kaya gitu harus diingetin segala 😅😅18 Maret 2018
See you next part. 😉😗😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? (On Going)
RomanceOrang bilang jodoh itu cerminan diri kita. Mulai dari wajah sampai perilaku entah baik atau buruk, semua nya akan kita tuai. Aqya selalu memegang teguh prinsip tersebut. Entah benar atau tidak, dia tidak peduli. Karena menurutnya Tuhan itu adil & me...