06

159 12 0
                                    

Happy Reading, please Voting nya 😘

✩✩○○✩✩

Akhirnya.,
Setelah rutinitas hari ini Aqya memutuskan langsung beristirahat tanpa bekerja, berbeda dengan hari-hari sebelumnya jika setelah selesai urusan kuliah Aqya akan memilih bekerja ke caffe. Aqya tahu jika sehari tidak bekerja itu sama saja tidak ada pemasukan sama sekali.

Menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur, menatap langit-langit kamar. Memikirkan nasib ekonomi keluarganya, Aqya selalu berusaha untuk tidak membebani mereka.

Menghembuskan nafas sedikit agak kasar. Memejamkan matanya memutuskan untuk tidur menghiraukan suara-suara cacing di perutnya. Merasa nyaman membuatnya hampir masuk ke alam bawah sadarnya, namun suara ponsel kembali membawanya ke dunia nyata, menandakan pesan masuk.

Di raihnya tas disamping tubuhnya, dimana ponselnya berada. Di lihatnya dua pesan masuk ke kontak masuknya, satu pesan dari Bella yang mengatakan bahwa dia akan menginap dirumah Monic juga pesan lainnya dari Adrian yang mengatakan bahwa dia akan sibuk seminggu kedepan dan mengingatkannya untuk makan tepat waktu. Aqya memutuskan untuk membalas semua pesan, setelahnya beranjak dari tidur menuju ke kamar mandi memutuskan untuk membersihkan diri. Tetapi berhenti ketika pintu masuk di ketuk seseorang, yang tentu saja bukan Bella.

"Dengan mbak Aqya? Tolong tanda tangannya mbak" dilihatnya jasa pengantar makanan memberikan kertas tanda terima.

"Iya,. Tapi maaf, pak. Saya tidak memesan apapun" ucapnya bingung.

"Tapi disini atas nama Lusiani Aqiyla Nurrohman, pembayaran lunas. Kost an Maharani kamar no 6. Mohon tanda tangannya mbak"

Meski merasa tidak memesan apapun, Aqya menerima pesanan tersebut karena bagaimanapun alamat serta nama yang di sebutkan memang benar adanya.

✩✩○○✩✩

Membuka kotak yang ada di hadapannya, terdapat banyak sekali makanan yang memang dia sukai. Mengambil secarik kertas yang mana di taruh didalam kotak.

"Aku berharap kau masih menyukai nya.
Selamat menikmati

Yours Prince.."

Pangerannya.?
Apa Adrian? Tapi rasanya sangat mustahil mengingat jika kekasihnya itu berada jauh darinya. Apa ini jebakan dari seseorang yang membencinya? Rasanya Aqya tidak memiliki musuh dimanapun. Aqya masih mencari jawaban atas pertanyaan nya terhenti ketika bunyi ponsel menghentikan pencariannya.

"Hallo?" Ucapnya ketika menerima panggilan dari nomor yang tidak di kenalnya.

"Sedang apa?" Suara khas pria menjawab dengan pertanyaan.

"Ini siapa?" Perasaan was-was seketika menyelimuti hati nya.

"Mas mu"

"Mas? Mas siapa ??"

"Mas Eza, Qya. Kamu sudah lupa sama saya?" Terdengar suara seberang agak kesal. Tapi tetap saja Aqya tidak bisa percaya dengan begitu mudah.

"Saya tidak percaya. Mas Eza tidak mungkin menyimpan nomor ponsel saya" ucapnya tegas.

"Kamu tidak percaya? Apa perlu saya potong 50% gaji kamu ?"

Oke fix. Ini memang Mas Eza. Bos nya. Orang yang selalu mengancam dengan potongan gajinya.

"Oke, anggap saja saya percaya. Apa perlu apa mas? Bella sedang tidak berada disini, dia bersama Monic"

Who Are You? (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang