Hai hai hallo...!!!
Ini cerita pertama yang aku post di wattpad. Semoga suka, harap maklum sama bahasanya yaaa. 😆😅
Doain ye, semoga idenya mengalir sampai ketemu End. Aamiin..🙏😇
Udah ada yang baca saja aku bersyukur, apalagi ada yang ngasih Voment nya yang bikin semangat nulis aku berkobar. hahaha 😂
Tambahkan ke perpustakaan mu yah, biar tahu update-an cerita nya. Allhamdulillah kalo follow dulu mah 😅😀😂
<<Don't COPAS>>
<<DON'T PLAGIARSM"
Jalanan kota Tangerang tidak berbeda jauh dengan Jakarta, semakin laruk semakin ramai pula aktivitas masyarakat. Cuaca terasa sangat mendukung, hal tersebut dibuktikan dengan terlihatnya bintang-bintang dilangit serta tidak lupa bulan bersinar terang. Udara tidak terasa dingin walaupun sesekali udara malam berhembus.
Aqya memutuskan menerima ajakan Eza yang mengajaknya makan terlebih dahulu sebelum pulang ke kostan. Eza menepikan mobilnya disamping jalan dimana banyak kendaraan yang juga terparkir. Aqya menerima ajakan Eza setelah sebelumnya berdebat masalah dimana mereka akan makan dan disinilah Aqya memilih makan jajanan malam yang terletak dipinggir jalan. Walaupun sederhana Aqya sering makan diangkringan Mbok Ayu, banyak sekali menu yang bisa dipilih dan yang pasti harganya sangat murah.
Eza memperhatikan Aqya yang sibuk dengan ponselnya. Sebelumnya memang Eza meminta Aqya untuk duduk saja sedangkan dia yang memilih jajanan apa saja yang akan diambil dari gerobak yang penuh dengan hidangan khas jajanan. Keningnya mengkerut samar melihat Aqya tersenyum sambil memotret dirinya dengan ponsel lalu sibuk mengetik sesuatu.
"SMS siapa?"
Menyimpan ponselnya kembali, senyum masih terpantri diwajah Aqya. Eza duduk dihadapannya-disebrang meja kecil, menyodorkan piring kayu yang dilapisi dengan daun pisang. "Seseorang" ucap Aqya singkat menimbulkan kerutan samar pada kening Eza.
"Bella mengkhawatirkan mu?"
"Bukan Bella, pak" Eza memandang kesal mendengar jawaban Aqya.
"Kamu lupa janji mu? Mas. Bukan PAK! Lusiani Aqiyla Nurrohman!" Eza menekan setiap ucapan yang keluar dari mulutnya.
Kata-kata yang di keluarkan Eza membuat Aqya memutas matanya malas. Begitu penting sebuah panggilan?. " Pacarku mengirim pesan, dia bertanya apa yang sedang aku lakukan sekarang" tidak masalah bukan jika Aqya berterus terang? Toh si bos nya ini akan terus bertanya sebelum mendapatkan jawabannya.
"Kamu memiliki pacar?" Ucapan Eza bena-benar menyinggungnya.
"Tentu saja!" Ucapnya dengan kesal.
Eza membuka mulunya tapi tertutup kembali ketika es jeruk dan kopi panas di sajikan.
"Es jeruk?" Ucapnya memandang heran Eza.
"hemm,, kamu masih suka minum es jeruk kan? Makanlah, itu makanan kesukaanmu" perintah Eza sambil meminum kopi yang tersaji dan melupakan bahasan mengenai pacar Aqya.
Darimana Eza tahu jika sate usus dan ampela ayam juga es jeruk adalah kesukaannya? Mungkinkah Bella yang memberitahunya? Tapi untuk apa melakukan semua itu. Bukankah Bella tidak setuju jika mereka memiliki hubungan lebih.
Aqya tidak mau mengambil pusing masalah itu, sekarang saat nya memberikan asupan nutrisi pada perutnya, sate yang ada di piringnya lumayan banyak dan gratis pula. Jika seperti ini setiap hari Aqya sama sekali tidak merasa keberatan harus memanggil dengan sebutan Mas Eza. Eh,. Apa yang ada dI pikirannya? Tidak mungkinkan setiap hari dia akan pulang diantar oleh Mas Eza, memang siapa dia?.
******
Bagaimana bisa Bella terus mengganggu waktu nya bersama Ardian, memintanya memasak sarapan mengingat sekarang sudah pukul 07: 30 waktu Indonesia bagian barat.
Beberapa bulan ini Ardian sedang fokus dengan pekerjaannya didaerah Bali sebagai sekretaris sangat menyita waktu hal itu juga yang menyebabkan mereka jarang menelpon. Aqya memang menjalin hubungan jarak jauh dengan Ardian, hubungan mereka awalnya hanya sebatas tetangga nya dulu 18 tahun lalu. Ardian yang tinggal dengan neneknya di Bandung sedangkan keluarga menetap di kota Tangerang. Namun, 15 tahun lalu Aqya ikut keluarga pindah ke Jakarta dimana saat itu Ayah nya di pindahkan ke wilayah kota metropolitan itu, sejak itu pula Aqya dan Ardian tidak pernah bertemu kembali tapi tetap saling menghubungi.
Sejak pukul 06:30 Bella terus meminta untuk di masakkan nasi goreng, tetapi Aqya sama sekali tidak peduli. Untuk sekali ini saja Aqya memilih mengabaikan keinginan Bella, toh dia masih bisa memesan makanan delivery kan?
"Qya udahan dong telepon nya. Bella lapeer tau" Rengekan Bella kembali mengganggu nya.
"Masak sendiri sono Bell" Ucapnya tanpa peduli
Bella mendengus kesal mendapat respon Aqya "Bella kan gak bisa masak, nanti kalau dapurnya kebakaran gimana, Qya? Terus kalau Bella mati gimana? Aqya memangnya mau kehilangan sahabat yang cantiknya MasyaAllah kaya Bella" Rengek Bella tanpa menyerah.
"Cantik saja percuma Bella. Jadi perempuan itu setidaknya harus bisa masak bukan hanya dandan" Kekeh Aqya.
"Oke, fine !. Bella bukan bisa dandan saja, Bella juga bisa kok masak." Sambil menghentakan kaki pada lantai menuju dapur walaupun Bella benar benar tidak serius dengan apa yang di ucapkannya barusan.
*****
Sebelum memutuskan untuk mengambil bahan-bahan masakan di lemari es, sebelumnya sudah di pikirkan dengan sangat keras perihal bumbu-bumbu apa saja yang biasa di gunakan bibi di rumahnya. Terdengar ketuka pintu dari luar, berharap Aqya yang akan membukakan pintu tetapi di lihatnya sahabatnya itu masih asyik berceloteh pada kekasih tidak berwujudnya.
Membuka pintu, di lihatnya babang gojek tersenyum menyerahkan sebuah bungkusan "Pesanan nya mba"
"Maaf babang gojek, tapi saya tidak memesan makanan apapun" Diingatan nya memang dirinya tidak memesan apapun apalagi jika Aqya juga tidak mungkin memesan delivery, selalu kata "biaya delivery nya sangat banget lebih baik beli sendiri saja" yang keluar jika Bella mengusulkan untuk delivery makanan. Gadis itu terlalu irit menurut nya.
"Atas nama Mas Eza Rahardian, mba. Ini juga ada pesannya kata nya untuk adik dan teman MAS tersayang"
"Aaaaaa!!!.. Bang Eza memang yang terbaek" ucapnya membuat babang gojek kaget, pasalnya wajah Bella cantik tapi kenapa absurd seperti ini.?
*****
Setelah acara berterima kasih kepada babang gojek yang berlebihan. Bella langung berlari ke dapur mengambil piring lalu ke kamarnya karena memang porsi untuk dua orang.
"Qyaa.. Ini ada rezeki anak sholehah dari Abang gue, dia ngasih nasi kuning. Makan dulu yuk" Bella langsung mengambil posisi duduk lesehan dilantai.
"Mas Eza yang kirim itu makanan, Bell?" Ucap Aqya sebelumnya mengakhiri sambungan teleponnya karena Ardian harus segera berangkat bekerja.
"Mas? Lu manggil Abang gue dengan sebutan Mas, Qya? Sejak kapan?" Sebenarnya Bella curiga pada Abang nya, mungkinkah Abang Eza memiliki perasaan lebih? Kalaupun iya, bagaimana dengan Little Princesss nya itu.?
"Baru kemarin sih Bell. Itu juga Mas Eza yang nyuruh" Ucapnya santai
"Mas Eza yah? Beneran abang gue yang nyuruh Qya? Dan lu mau?" Pasalnya yang Bella ketahui abang nya itu tidak pernah mengizinkan siapapun memanggilnya dengan sebutan Mas.
"Mau bagaimana lagi. Daripada gaji gue yang di potong 50%, lagipula hanya memanggil Mas saja tidak akan menimbulkan kiamat bukan?" Ya, lebih baik melakukan perintah itu daripada harus kehilangan gaji nya.
*****
Terima kasih buat temen yang udah VoMent nya, apalagi sampai follow :* :*
Pai, pai,, Ketemu lagi di Part selanjutnya yaah :)
19 Desember 2017
20 : 29
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? (On Going)
RomanceOrang bilang jodoh itu cerminan diri kita. Mulai dari wajah sampai perilaku entah baik atau buruk, semua nya akan kita tuai. Aqya selalu memegang teguh prinsip tersebut. Entah benar atau tidak, dia tidak peduli. Karena menurutnya Tuhan itu adil & me...