Malam ini setelah beberapa ratus hari kepergian mu dan beberapa hari setelah kau kembali, aku bingung.
Dengan perasaanku sendiri , dengan dirimu , dengan apa yang sebenarnya ada diantara kita berdua.
7 bulan kamu pergi , dan rasa sakit yang sekarang kurasa masih sama seperti rasa sakit saat itu yang kamu beri.
Selama ini aku menyangka aku bisa berbuat apapun tanpamu , tapi setelah kulihat kamu kembali didepan mataku lagi , aku sadar aku masih punya rasa yang sama.
Aku sadar bahwa selama ini aku hanya memperjuangkan supaya aku bisa melewati apapun tanpa harus terpikir dirimu dan melakukan apapun tanpa hadirmu .
Aku bukan bisa berdiri disini tanpamu selama kamu pergi , aku ternyata hanya baru memperjuangkan supaya aku mampu untuk melupakanmu dan berhenti melihat kebelakang berharap bayanganmu masih setia menemaniku.
Padahal walaupun aku berjuang sekeras tenaga untuk pindah darimu, Aku tau ini semua tidak akan berhasil. Aku tau perjuanganku untuk lepas darimu akan sia-sia. Kamu akan selalu jadi palu atas kerasnya perasaanku , dan akan selalu jadi obat penawar kapanpun disaat aku rindu.
Suatu saat aku berharap aku akan menemukan seseorang sepertimu, yang berbaik hati membiarkanku berdiam di dalam hatimu walaupun kita sudah tak bersama lagi.
210 hari kamu pergi ,
dan aku masih mencintaimu , lebih dari aku mencintai malam yang selalu menemaniku menangis karenamu.— y.
*Backsound : Layur - Suara Awan.
* puisi dan sajak lainnya : instagram @petikan.rasa
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TAK TERSIRAT
PoetryApapun yang dirasa dalam hati , mungkin saja tak tersirat bagi mereka yang kita tuju. Bagi mereka tempat perasaan kita bernaung, yang meski raga kita rapuh dimakan waktu perasaan kita tetap sama adanya pada mereka. Terluka ataupun tidak terluka...