21, D E C E M B E R 2 0 1 7
Bimbang ,
hatiku berbisik dan pikiranku terusik.Aku bagaikan penonton dan pemeran,
Monoton namun beberapa kali melawan aliran.Kau penulisnya , semua kepura-puraan ini.
Tidakkah kau lelah menciptakan dan bahkan ikut bermain di dalam skenariomu sendiri?Aku tak lelah, sebab naskah yang kau ciptakan mengharuskanku untuk selalu berharap padamu dalam segala perasaan yang lama lama muncul perlahan .
Kau seperti mencintaiku tapi tidak mencintaiku.
Mengapa aku tak mampu meninggalkan semua ini? kadang aku mengutuk hatiku sendiri.
Aku dan bahkan seluruh semesta pun tau bahwa skenariomu dan peranku mampu membuat hatiku memujamu perlahan.
namun dalam segala harapku yang bertumpu pada dirimu, dengan hatiku yang tak mampu melawan skenariomu,
kau sepertinya memuja pemeran lain.
——
Biasanya panggung sandiwara itu indah , namun untuk kali ini mereka mengerikan.—y.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TAK TERSIRAT
PoetryApapun yang dirasa dalam hati , mungkin saja tak tersirat bagi mereka yang kita tuju. Bagi mereka tempat perasaan kita bernaung, yang meski raga kita rapuh dimakan waktu perasaan kita tetap sama adanya pada mereka. Terluka ataupun tidak terluka...