YANG TAK TERSIRAT

Hadiah Peneduh.

29 , D E C E M B E R 2 0 1 7.

Untuk seseorang yang jauh disana.
----

Entah perasaan ini sudah tumbuh sejak kapan , akupun bingung untuk menghitung mundur.

Aku ditemani angin malam, dengan cahaya remang dan masa lalu kelam.

Malam yang lalu- lalu , kukira aku tak bisa temukan tempat persinggahan selanjutnya.

Aku harap hati ini akan perlahan yakin dan tidak gusar ataupun bimbang.

Tapi walaupun aku belum melihatmu ,
aku yakin matamu punya segala keindahan dunia ini , dan aku perlahan terbawa suara deru ombak saat senja sore datang , mengikuti arus yang menarik jiwaku pelan untuk menerawang jauh matamu.

Untuk tenggelam sampai palung terdalam indahnya dunia yang ada di matamu, menari bersama gugusan rasa yang kupunya hingga jiwaku terengkuh penuh menjadi penikmat tetap pandangan matamu.

Aku menyukai segala jeda pembicaraanmu dan menunggumu berbicara , tapi semoga saja aku tidak keliru atas suaramu yang bersedia menemaniku melewati malam.

Ini perasaan semacam apa , akupun belum bisa mengartikannya.

Aku berharap aku tidak hanya akan ingat padamu saat hujan ataupun mendung tiba , Aku berharap aku bisa mencintaimu juga bahkan saat terik setia menemaniku menjelang senja datang.

Apa yang kita punya sekarang , kuharap jangan hanya sementara. Menetaplah lebih lama , barangkali aku hanya belum yakin.

Tapi yang pasti kutau detik ini saat kutuliskan kata-kata ini , aku sudah mulai menerimamu.

Jangan hanya mampir seperti hujan yang kusukai , menetaplah seperti suasana teduh yang selalu kuinginkan.

Bertahanlah sebentar dengan perasaanmu, aku sudah bersiap-siap menjadi penghuni tetap hatimu.

Jadi selama aku bersiap-siap hingga aku siap , bertahanlah.

Aku sudah mulai mencintaimu sekarang.

— y.

*Backsound : Hujan di mimpi - Banda Neira.
* puisi dan sajak lainnya : instagram.com @petikan.rasa