"Maaf"
Hanya kata itu yang ada dibenakku.
Kamu tau aku tak tahu caranya mencintai seseorang, tetapi kau tetap mencintaiku.
Kamu tau aku tak tau caranya mengungkap kan rasa ini, tetapi kau tetap mengatakan bahwa kau mencintaiku.
Kamu tahu aku tak selalu ada buat mu, tetapi kau tetap disisiku.
Aku tak tahu caranya.
Ajari aku cara menjaga mu dengan baik.***
Nizar berjalan keluar dari kantin, ia tampak emosi. Bukan karena ia cemburu oleh Bisma, melainkan ia merasa gagal menjaga Nadila. Seharusnya bukan Bisma yang berada di tengah-tengah kejadian tadi, melainkan dirinya.Langkahnya membawanya menuju taman belakang sekolahnya, tempat yang paling di sukai oleh Nadila.
Nizar duduk dibangku taman, menarik napasnya, lalu membuangnya dengan pelan.
Cowok blasteran Italia itu menatap langit. Hari ini, cuaca begitu cerah.
Sedangkan di tempat lain, Nadila sibuk mencari keberadaan Nizar. Gadis itu sangat khawatir melihat Nizar yang tampak emosi meninggalkan kantin tadi, Nadila takut jika Nizar cemburu lagi pada Bisma.
Nadila berjalan menuju ke kelas Nizar, tetapi cowok itu tidak berada disana. Kemudian berjalan menuju roof top, jawabannya masih sama, cowok itu tidak berada disana.
Nadila menghela napas kasar, terlintas di kepalanya untuk menuju ke taman.Nadila akhirnya menuju ke taman dibelakang sekolahnya. Langkah Nadila terhenti saat melihat sosok yang ia cari sedari tadi. Gadis itu bernapas legah.
"Hai," sapa Nadila.
Cowok itu menoleh menatap Nadila. Nizar tersenyum tulus.
"Hai," balasnya.
Nadila berjalan mendekati Nizar, lalu duduk disamping lelaki tersebut.
Hening, tidak ada percakapan di antara mereka lagi, Nadila sendiri tidak menyukai jika keadaan seperti ini.
"Kamu gapapa kan?" akhirnya Nizar memulai percakapan lebih dulu.
"Iya."
Nizar menatap lekat gadis yang berada disebelahnya, "Maaf," liriknya.
Nadila menoleh menatap Nizar, "Maaf?"
"Maaf aku gak bisa jagain kamu."
Nadila mengernyit bingung mendengar ucapan Nizar, "Maksudnya?"
Nizar meghela napasnya pelan.
"Maaf, seharusnya aku yang berada di posisi Bisma tadi. Aku sadar aku bodoh, aku sendiri gak tahu kenapa aku hanya diam tadi."
Nadila bernapas legah, ia kira Nizar cemburu pada Bisma.
"Zar, itu bukan salah kamu. Lagian aku gapapa kok," ucap Nadila tersenyum.
Nizar menatap lama Nadila, ia terdiam.
"Tapi aku salah, aku minta maaf,"
"I'ts ok, no problem."
"Tapi aku minta maaf."
"Iya."
Nizar bernapas legah.
Kemudian Nadila menatap langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is a Bad Boy [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[BEST SELLER | TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN ONLINE BOOK STORE | DITERBITKAN OLEH EFDE MEDIA PUBLISHING] #2 in teenfiction - 20 Feb 2019 Silakan beli novelnya bagi yang ingin membaca, part sudah tidak lengkap serta ending hanya ada di...