22🌙 Cheese Cake

58K 3.2K 21
                                    


Cowok berbola mata hijau itu pergi dari rumahnya dengan penuh emosi.

Sekarang Nizar memilih untuk pergi ke cafe langganannya.

Nizar menarik napasnya kasar, lalu turun dari mobilnya dan masuk ke dalam cafe. Ia memesan secangkir kopi susu.

Perasaannya menjadi campur aduk, pikirannya juga. Nizar berusaha mendinginkan kepalanya.

Seorang gadis mengantarkan kopi pesanan Nizar.

"Makasih," ucap Nizar tanpa menoleh ke gadis tersebut.

Gadis itu tidak pergi dari hadapan Nizar, kemudian Nizar menatap gadis tersebut.

"Kak Nizar?" kaget Nadhifa.

"Nadhifa 'kan?" Nizar juga terkejut saat melihat Nadhifa berada di sini.

"Iya kak,"

Nadhifa menatap Nizar yang masih menggunakan seragam sekolah. Nadhifa mengernyit bingung melihat Nizar, pria itu tidak seperti biasanya.

"Boleh duduk, Kak?" tanya Nadhifa.

Nizar hanya mengangguk.

Lalu Nadhifa duduk disamping Nizar.
"Maaf Kak, aku gak bermaksud ganggu privacy Kakak, tapi Kak Nizar baik-baik aja kan?"

"Gue gapapa kok, btw lo kenapa ada di sini?"

"Ohh, cafe ini punya orang tua aku Kak."

Nizar mengangguk paham, "Ohh gitu."

Nadhifa menoleh ke belakang karena mamanya memanggilnya, "Kak aku ke dalam dulu, mama udah manggil hehe."

Nizar hanya mengangguk lalu tersenyum.

Sekarang Nizar memikirkan di mana ia akan tidur malam ini. Kalau di rumah Si kembar tidak mungkin, mereka mempunyai banyak saudara.
Yang ada, ia hanya merepotkan keluarga sahabatnya itu.

Hanya Naufan, tapi ia juga tidak mau merepotkan kakak dari pacarnya itu.
Ia juga tidak mungkin ke hotel, Nizar tidak membawa uang dengan jumlah banyak, dan ia lupa membawa kartu ATM-nya karena terbawa emosi. Nizar benar-benar tidak bisa berpikir dengan baik. Kepalanya terasa berat.

Tapi satu-satunya penyelamat Nizar adalah Naufan. Ia sudah tidak berpikir panjang lagi, Nizar mengambil benda pipih berwarna hitam di sakunya lalu mencari kontak yang bernama
'Kakak Iparcu'.

"Halo, Fan." ucap Nizar melalui telfon.

"Oii, Kenapa nelfon malam-malam?" jawab Naufan.

"Lo dimana?"

"Apartemen."

"Ha? apartemen siapa?"

"Apartemen gue."

"Sejak kapan lo punya apartemen?"

"Kepo, lo kenapa nelfon?"

"Gue boleh ke sana?"

My Boyfriend is a Bad Boy [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang