"Mau selingkuh? Silahkan.
Mau setia? Alhamdullilah.
Cinta ke orang lain? Kejar.
Sayang ke gue? Perjuangkan.
Nggak suka sama gue? Tinggalin.
Jangan basa-basi, karena gue nggak butuh yang ribet."***
"Sendiri? Kamu gak ingat kejadian yang di rumah kosong?" tanya Nizar.
Flashback.
Nadila memutar knop pintu rumah kosong tersebut. Matanya menatap setiap lampu berwarna merah di rumah ini, membuat bulu kuduknya berdiri. Gadis itu menutup pintu dengan pelan.
Ia harus memastikan bahwa tidak ada siapa-siapa di sini, ia berjalan menelusuri setiap ruangan, tidak ada prabotan di rumah ini. Lalu apa yang Matthew lakukan di sini?
Gadis itu benapas legah karena tidak ada siapa-siapa di rumah ini.
Hingga langkahnya terhenti saat menatap pintu yang sedikit kecil dari ukuran-ukuran setiap pintu di rumah ini. Ia sangat yakin, ada sesuatu yang bisa ia dapatkan di balik pintu itu.
Nadila berjalan mendekati pintu yang berukuran kecil itu, pintunya terkunci. Gadis itu berpikir keras, ia sangat yakin ada sesuatu yang di sembunyikan di dalam sana.
Lalu ia mencari kunci di sekitar pintu itu, tidak ada kunci di sekitar sini!
Matanya menatap jendela-jendala kecil yang berada di atas pintu itu, ia mencari apakah ada kunci di atas situ, dan ternyata benar dugaannya, kunci pintu itu berada di sana. Dengan cepat Nadila membuka pintu itu,
Akhirnya pintu itu terbuka.
Gelap, gadis itu mengambil benda pipih yang berada di saku bajunya, menyalakan senter melalui ponselnya. Lalu mencari letak saklar lampu, tidak ada. Ruangan ini tidak memiliki saklar lampu, feelingnya menjadi tidak enak sekarang!
Lalu Nadila menyenter setiap isi ruangan ini, ia menatap kursi single dan meja. Lalu gadis itu menyenterkan ke arah lain dari ruangan ini, manik matanya terhenti saat menatap kain hitam yang lebar, Nadila hampir tidak yakin bahwa itu kain, karena warna cat di ruangan ini berwarna hitam, sangat mirip dengan warna kain itu.
Nadila membuka perlahan kain itu, matanya membulat tidak percaya. Ia menatap satu persatu foto-foto yang tertempel di dinding.
Baris pertama, foto Nizar. Foto paparazi lebih tepatnya.
Baris kedua, foto Bisma.
Baris ketiga, foto Sandra.
Baris ke-empat, foto Naufan.
Dan baris keterakhir
Adalah, foto Nadila.
Nadila menjadi sesak napas saat melihat semua foto ini. Ia juga melihat foto saat dirinya bersama Nizar waktu membeli bakso. Ternyata benar, ada seseorang yang mengikutinya selama ini.
Apa maksud dari semua ini? Apakah mereka dalam bahaya? Tapi, kenapa?
Nadila hanya bisa terdiam, entah ia harus apa sekarang. Kepalanya terasa sakit. Siapa Matthew? Apa yang ia inginkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is a Bad Boy [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[BEST SELLER | TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN ONLINE BOOK STORE | DITERBITKAN OLEH EFDE MEDIA PUBLISHING] #2 in teenfiction - 20 Feb 2019 Silakan beli novelnya bagi yang ingin membaca, part sudah tidak lengkap serta ending hanya ada di...