I: Glade

5.5K 486 132
                                    

Ia menutup matanya, silau akan sinar matahari menyinarinya. Diri-nya panik, dalam kondisi mental maupun fisik, demi apapun kenapa diri-nya bisa terdampar dalam kotak dengan makhluk aneh saat ia menuju ke atas?

Sekumpulan anak laki menatap-nya, seolah-olah ia adalah penghuni asing yang seharusnya tidak diperbolehkan hidup. Tak lama kemudian, seseorang yang terlihat seumuran dengan-nya turun dan melangkah mendekat.

"Semoga kau membawa harapan Greenie." ucapnya, tak lama kemudian lelaki itu menghempaskan badan-nya ke daratan.

Ia meronta kesakitan, insting-nya mengatakan harus lari dari mereka, dari sekumpulan orang aneh itu. Sampai seseorang menyela pemikiran-nya, "hey hentikan!"

Beberapa mengalihkan pandangannya dari diri-nya kepada anak berambut pirang kecoklatan itu, kesempatan bagus untuk kabur, badan-nya refleks dengan sekuat tenaga lari dari mereka.

"Hey! Dia melarikan diri!" Kalimat barusan tidak ada rasa khawatir, marah, kesal atau apapun justru terkikik geli melihat aksi diri-nya kabur melarikan diri.

"Woah, kita mendapatkan Runner baru ahaha!"

"Pergilah semau mu Greenie!"

Sembilan puluh sembilan persen tindakan mereka adalah tertawa terbahak-bahak bahwa aksi-nya sebuah lelucon yang patut ditertawai, apa mereka gila? Atau meremehkan—

Sebuah suara desingan memekik telinga-nya, pandangan mulai kabur, beberapa anak mulai tertawa kencang dari sebelumnya, kakinya terjungkal dan kejadian barusan menambah sakit kepada-nya. Tak lama kemudian, ia hanya bisa melihat kegelapan.

______________________________________

"Hanya untuk mengingatkan mu..."

"Wicked itu baik—"

Deg. Jantungnya seakan-akan berhenti saat ia mendengar suara aneh dalam mimpi barusan. Wicked? Apa itu Wicked? Kenapa seseorang yang di dalam mimpi tadi berkata kalau Wicked itu baik? Siapa sebenarnya dia?

Ia menghela napas lelah, mengingat peristiwa melarikan diri dari sekolompok anak aneh, tambah lagi kepalanya yang terasa sangat berat dan pening. Apalagi dengan keadaan ia terkurung dalam lubang yang bisa dipastikan penjara.

Kemudian ia mulai mencari tempat yang nyaman untuk mengistirahatkan kelalanya, mencoba menerima kenyataan mungkin dirinya akan diperbuat macam-macam dari sekolompok lelaki yang menertawainya. Baru saja ia ingin memejamkan matanya, seseorang datang merusak kesempatan itu.

"Hey." ucap orang tersebut, dirinya sontak mundur walaupun sudah jelas mundur selangkah lagi mentok di dinding.

Orang yang barusan menyapa mempunyai wajah yang sedikit berteman, dari nadanya sudah jelas ia tidak ingin melakukan seusuatu buruk kepadanya. "Apa yang kau mau..?"

"Haha, jangan tegang." dia berhenti, lalu menatapnya, "nama ku Alby dan maaf mengurungi mu seperti ini, kami hanya tidak mau kau kabur lagi."

Alby membuka bambu yang menutupi penjaranya. Tersenyum simpul untuk memberi kode mengikutinya, tapi kenapa ia harus mempercayai Alby? Daripada menghabiskan waktu di dalam penjara buruk itu, lebih baik ia mengikuti Alby.

"Kau mungkin bingung dengan kami, soal barusan, aku meminta maaf. Kadang kami butuh hiburan."

Yang benar saja? Alby meminta maaf kepadanya dan berkata mereka butuh hiburan, tapi dengan cara menertawainya? Bagus sekali, ia penasaran dengan nasib korban sebelum ini.

 • BOND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang