Newt selalu berimajinasi kehidupan di luar Maze.
Ia berimajinasi tentang kehidupan sebelum ia datang ke Maze, bagaimana ia bisa terdampar di Maze dan orang-orang selain dirinya. Apa yang terjadi jika semua ini adalah mimpi? Maka Thomas—atau Tomny—hanya karakter khayalannya saja. Tapi semua itu ia selalu berpikir keras, apakah orang-orang di luar sana mempunyai hidup yang layak? Semua yang di dalam Maze membuatnya takut, ia takut keluar dan menghadapi Griever-Griever lagi.
Newt pernah menjadi Runner, sayang sekali ia memutuskan untuk melupakan memorinya tentang Maze dengan mengambil resiko. Resiko itu adalah kaki kanannya, dan ia tak pernah mengasih tau tentang itu kepada yang lain.
Kini ia sedang berlari, belari pelan agar sakit di kakinya tidak terlalu perih, dan pikirannya kemana-kemana. Ia sesekali berpikir apa yang terjadi jika ia keluar dari labirin sialan ini, apakah dia mempunyai hidup... yang normal? Hidup yang tidak dikelilingi oleh Crank dan Griever, hidup normal duduk di sofa sembari menyesap teh dan mengobrol bersama Tommy.
Lalu Tommy mengabulkan impiannya, ia berlari menuju utara—perkiraannya begitu—melewati dinding-dinding tajam di samping Frypan yang menjaga larinya pelan agar sama dengan Newt. Tommy berjanji akan menunjukkan arah pulang kepada semuanya, suatu saat mereka tidak akan sengsara dan menua bersama masakan Frypan, lalu semua itu ia kabulkan kurang dari sebulan.
Newt berbisik terima kasih dan rasanya ia ingin menangis, mungkin ia terlihat sangat lemah dan semacamnya, tapi kebebasan merupakan harga yang tak bisa ia bayar. Di depan, Thomas berteriak untuk terus maju lalu mengisyaratkan untuk berhenti, matanya berwaspada mencari keberadaan Griever, mengendap-endap menuju jalan besar dengan jembatan yang menghubungi sebuah pintu bulat besar dari baja.
Tangan Thomas memegang benda tabung yang ia sebut-sebut dari kerangka Griever, Newt bangga kepadanya telah berani membunuh Griever-Griever sialan yang memakan teman-temannya, tak sekalipun ia membunuh Griever, melecetinya saja sudah membuat dia menciut. Tapi Thomas dengan beraninya melempar tombaknya membuat Griever-Griever itu merengek kesakitan, ia menikmati semua detik melihat mesin itu semakin lama semakin sekarat.
Semuanya mengikuti Thomas dari belakang, berhati-hati juga, siapa tau Griever akan datang lalu memakan mereka. Gigi tajam dan lengan lancipnya itu sukses membuat mereka ketakutan seperti anak kecil. Thomas menaikkan tangannya, semuanya berhenti serempak, ia berbisik sesuatu kepada Minho dan mereka mengendap sedikit lebih jauh. Apa yang Thomas lihat merupakan jembatan yang kemarin ia lihat, jembatan di atas tebing berkedalaman mungkin beberatus meter. Thomas menduga siapapun akan mati terjatuh.
Seperkian detiknya ia berteriak lantang, memandu kawan-kawannya berlari melintasi tebing, Newt juga turut berlari bersama Frypan, mereka sebentar lagi akan bebas. Sayang sekali keberuntungan tidak ada di pihak mereka, saat Thomas mengulurkan benda tabung itu ke atas, sesuatu berbunyi dan mengundang para Griever ke atas jembatan.
Semua orang berteriak.
Bebeberapa memegang tombak untuk mempertahankan dirinya sendiri dan orang terdekatnya, satu dua Griever menantang mereka dengan memamerkan raungannya berisi lendir-lendir dan gigi buatan. Newt melihat Thomas di depan, berusaha menuju lingkaran besar di dinding itu tapi seekor Griever menghalanginya. Minho memegang tombaknya dengan erat, membantu Thomas melewati Griever sialan itu, tangannya menodongkan tombaknya beberapa kali kepada Griever, alhasil Griever tersebut mundur dan mendesis.
Thomas langsung cepat berlari menuju lingkaran di depannya, menodongkan tabungnya dan sebuah keajaiban terbuka. Lingkaran baja itu bergeser dengan pelan menampilkan kegelapan yang mendalam, Thomas menelan ludah, tak yakin dengan terowongan ini. Di lain sisi, Newt memegang tombak yang terjatuh, ia menatap Griever-Griever kesana kemari dengan waspada, saat itu seseorang berteriak dan memancing orang di sekitarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
• BOND
Fanfiction❝Nama ku Newt, senang bertemu dengan mu Greenie!❞ Sebuah Maze mengurung mereka-para Gladers-dengan Grievers yang siap menerkam satu persatu. Thomas datang dengan perasaan campur aduk mengapa memorinya menuntunnya untuk menjelajahi Maze, dan hati seo...