IV: Feelings

2.9K 357 192
                                    

Thomas menuju tempat Ben bersama Newt di sampingnya, entah kenapa ia merasa nyaman jika Newt berada di sampingnya. Seakan-akan dunia menjadi lebih indah daripada yang sebenarnya, Thomas sudah menduga bahwa Newt merupakan sahabat yang baik.

Saat mereka sampai, kondisi Ben terlihat mengenaskan mungkin. Dia ditaruh di sebuah kawah besar dan ditodong tombak oleh anak yang lain. Thomas meneguk ludahnya, apa yang terjadi jika dia di posisi Ben? Yang pasti ia akan sangat ketakutan sekali. Tapi Ben tetap meronta 'obat' atau 'penawar' dan menangis parau, Thomas merasa Ben sedang menuju ajalnya mungkin. Kondisinya sangat mengenaskan sekali lagi.

"Diam mulut mu Ben!" teriak Alby.

Raut Alby tak jauh dari kekecewaan, mungkin saja ia khawatir jika Ben akan melakukan sesuatu buruk kepada yang lain. Di lain sisi Newt sedang menatap kosong Ben, Thomas merasa Newt sedang... tidak-tidak, mana mungkin Newt seperti sedang melihat cerminannya?

"Newt..?" Newt terkejut lalu ia tersenyum simpul, "ada apa dengan mu?"

"Tidak, aku... aku hanya merasa Ben seharusnya... tidak seperti ini."

Aneh.  Bukan karakteristik Newt yang aneh tapi kalimatnya yang terasa janggal. Maksud kalimat Newt apa? Kenapa dia berkata Ben seharusnya tidak seperti ini? Apa Ben seharusnya menjadi 'sosok' lain atau kejadiannya yang salah? Newt masih misteri di pikiran Thomas.

Alby memerintahkan yang lain untuk mengikat Ben dan menggiringnya menuju gerbang besar, Thomas duga Ben akan dimasuki ke dalam Maze. Omong-omong soal Maze, bukankah tidak ada yang berhasil bertahan semalam di Maze? Jadi...

"...tunggu. Selama ini Alby bertindak untuk membunuh Ben?!" suara Thomas cukup bisa didengarkan dua tiga anak, ia mengecilkan suaranya agar tak terdengar memberontak.

"Eh? Kenapa kau berpikir seperti itu Tommy?"

Thomas entah mau menjawab Newt atau tidak tapi panggilan Tommy untuknya masih mengusiknya, ia merasa sangat malu-dengan arti lain-tapi ia juga suka dengan panggilannya. "Tidak ada yang bertahan di dalam Maze untuk semalam, dan Ben dipaksa masuk."

Newt menghela napas, ia akan menjelaskan kepadanya di suatu tempat yang sedikit privasi.

"Tapi aku ingin melihat Ben."

"Astaga Tommy, kau banyak maunya." lalu mereka sepakat akan berbicara tentang itu setelah Ben dikeluarkan.

Ben masih meronta dan menangis saat ini, selipan raungan juga menghias ketakutan para Glader. Thomas melihatnya dengan tatapan horor, sebagian dirinya setuju jika Ben dikeluarkan, lagipula ia korban Ben, tidak apa kan? Tapi ia juga merasa kalau tindakan mereka merupakan pembunuhan. Apakah tidak ada penawar? Dan... apa yang ditawar?

Thomas baru tersadar, sebenarnya apa yang terjadi dengan Ben, kenapa ia bisa menjadi gila? Apa dia terkena penyakit kejiwaan?

Lalu saat itu lah Ben di dorong dengan tombak yang tumpul sehingga ia terjatuh di dalam Maze. Waktu menunjukkan sore hari, suara-suara bising mulai menggema serta tangisan Ben, dan tak lama kemudian Maze menutup pembatas Ben dan Gladers.

Thomas menghela, ia merasa kasihan kepada Ben, lagipula salah dia mengapa menjadi gila dan mengejar-ngejar Thomas seakan-akan kelaparan setengah mati. Kesimpulannya fifty-fifty, ia patut dikasihani dan di korbankan.

Menjelang malam, Thomas melihat Alby dan Jack sedang mencoreng nama Ben di dinding. Ia juga melihat namanya yang ia susah payah buat dengan batu, ia juga tak bisa membayangkan jika namanya dicoret. "Dan Thomas, kau bisa memgambil pelajaran untuk hari ini?"

"Uh? Ya? Uh... pelajaran? Pelajarannya kalau kita... tidak boleh menjadi 'sosok' Ben?"

Alby menggeleng pelan, "pelajarannya adalah jangan melanggar peraturan dan tetap hidup, bodoh."

 • BOND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang