13. Cemburu

17.8K 1.9K 183
                                    

"Kamu mau makan apa Cal?"
Tanya Arga. Seperti biasa Arga ngejemput Ical pulang dari tempat kerjanya. Ini udah jadi rutinitas kegiatan Arga tiap hari, mengantar dan ngejempun Ical. Dan sekarang Arga mau ngajak Ical buat makan dulu sebelum pulang.

"Aku pengen makan gudeg mas"
Jawab Ical.

"Ok kita makan gudeg"

Arga melajukan motornya ke warung gudeg terdekat. Sesuai dengan keinginan pacarnya itu, mereka akan makan gudeg.

Arga dan Ical duduk di meja bagian pojok warung, mereka sengaja mojok biar leluasa ngobrol dan gak jadi pusat perhatian, gimanapun kaum Gay kan masih belum di terima publik. Kalo mereka bermesraan terang-terangan di depan publik, bisa-bisa mereka kena gerebeg masal.

Ical dan Arga makan dengan hikmat, sesekali mereka melempar senyum juga kata-kata mesra untuk satu sama lain. Beginilah rasanya kalo orang sedang mabuk cinta, seolah-olah warung gudeg punya mereka berdua.

"Cal"
Panggil Arga.

"Apa mas?"

"Enggak cuma pengen manggil pacar tercinta aja"

"Apa sih mas Arga jayus banget"
Walau begitu Ical tetep tersipu malu.

"Cal nanti kita liburan yuk!"
Ajak Arga

"Kan kemarin kita abis liburan ke pantai mas"
Kemarin mereka sampai rumah jam 2 malem dari pantai. Masa Arga gak puas sama liburan kemarin, Ical aja masih pegel-pegel, tapi Arga justru ngajakin buat liburan lagi.

"Cuma kita berdua Cal, aku pengen berduaan sama kamu"

"Kita kan tiap hari berduaan mas, tidur aja berdua"

"Aku pengen yang lebih special Cal."

"Mas taruh aja telor ceplok di atas kepala aku biar sepecial"

"Liat siapa yang jayus sekarang"
Ejek Arga.

"Lagian mas Arga aneh-aneh aja. Kita kan kerja, ngatur waktu buat liburan mana bisa, kalo mas pengen berduaan sama aku kan gampang tinggal bawa aku kencan, terus..."

"Terus bawa kamu ke hotel, dan kita bikin anak di sana"
Samber Arga.

"Mas aku mana bisa hamil, wong aku cowok"

"Bisa kok Cal, asal kita mau usaha. Kalo kita buatnya tiap hari pasti bisa"

"Lubangku bobol toh mas, kalo di masukin burungmu yang gede itu tiap hari"

"Bobol juga tapi enak kan"
Goda Arga.

"Iya enak"
Ucap Ical tersipu.

Beruntunglah warung gudegnya lagi sepi, jadi gak akan ada yang nguping omongan mereka yang pulgar dan menjurus ke yang iya-iya itu.

"Nanti malem mau ya?"

"Nanti malem selasa mas, besok kerja"

"Nanti aku langsung obatin Cal"

"Dusta, terakhir kali mas mau obatin, malah aku di sodok jagi"

"Kan aku hilaf Cal, lubang mu itu lagian ngegoda banget pas kedut-kedut"

"Kalo gitu aku gak mau nungging sembarangan di depan mas Arga, biar gak di sodok"

"Muka mu aja menggoda kok Cal, apa lagi bibir kamu. Sekarang aja aku kegoda buat cium kamu"
Tatapan Arga tertuju pada bibir Ical yang terlihat basah. Terlihat sangat menggiurkan untuk di lahap.

"Jangan toh mas, nanti ciumannya rasa gudeg"
Ical melanjutkan makannya dengan tersipu. Arga itu pinter ngegoda, selalu bikin jantungnya kembang kempis gak tentu setiap di goda. Selain suka ngegoda, Arga juga mesum, tiap malem aja tangannya kalo mereka tidur suka ngegerepe-gerepeinnya. Katanya karena gak dapet jatah, jadi jatah tiap malemnya di ganti sama gerepe-gerepe nakal. Tapi Ical suka kemesuman dari mas Arganya itu. Ical senang tubuhnya di sentuh dan di belai sama Arga. Mungkin kalo Ical gak inget sama kerjaan, mereka pasti akan main perkosa-perkosaan tiap malem, tapi berhubung Ical inget rasa sakit di bagian pantatnya keesokan harinya, Ical selalu mencoba bertahan, walau sebenernya dia juga kepengen di perkosa sama Arga.

Balada Anak kosan book 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang