27. Hidupmu bahagiaku

10.8K 1.6K 113
                                    

Bapakya Ical mendengus saat dia membuka pintu di pagi hari dia melihat Arga yang masih ada di depan rumahnya, padahal semalam udah di usir olehnya sendiri.

"Buat apa kamu masih di sini?"
Tanya Bapaknya Ical bengis.

"Pak saya sayang sama Ical Pak"
Arga merangkak memegang kaki Bapaknya Ical memohon dengan sepenuh hati. Arga rela kedinginan tidur di luar, karena Arga gak mau pergi gitu aja. Arga mau Icalnya, Arga mau Bapaknya Ical mengerti kalo cinta sesama jenispun sama dengan cinta pasangan normal lainnya. Mereka punya cinta yang sama besarnya, bahkan mungkin lebih besar.

Bapaknya Ical menarik kakinya, dia gak sudi di sentuh oleh Arga, baginya tangan Arga itu suatu najis yang harus di hindari, dia gak mau kakinya kotor.

"Pergi kamu"
Usir Bapaknya Ical.

"Pak saya mohon pak, Saya sayang sama anak Bapak"
Arga terus berlutut di depan Bapaknya Ical dengan keadaan yang tidak baik-baik aja, rambutnya berantakan, matanya sembab karena ikut menemani Ical menangis semalaman. Arga bisa mendengar tangisan pilu Ical dan itu membuat hatinya jauh lebih sakit daripada di gores oleh pedang sekalipun. Belum lagi badan Arga yang sedikit demam karena semalaman berada di luar rumah dengan udara yang dingin.

"Sampai matipun saya gak akan merestuin kalian, saya gak mau anak saya terjerumus dalam kubangan dosa. Kamu tau ITU DOSA BESAR"
Teriak Bapaknya Ical di akhir kalimatnya.

"Saya tau itu dosa Pak, tapi saya tulus mencintai Ical, dan saya sanggup menanggung dosa itu untuk seumur hidup saya"

"PERGI KAMU DARI HIDUP ANAK SAYA, SEGERA SAYA AKAN MENIKAHKAN ANAK SAYA, DAN ITU BUKAN SAMA KAMU"
Teriak Bapaknya Ical murka, bahkan dia gak segan-segan untuk menghajar Arga dan membuatnya babak belur.

"BAPAK ICAL MOHON JANGAN PUKUL MAS ARGA"
Ical berlari menghalangi Bapaknya suapaya gak mukulin Arga lagi.

Ical berjongkok di depan Arga, hatinya terasa pilu melihat keadaan Arga yang sudah babak belur di hajar oleh Bapaknya.

"Mas"
Panggil Ical lirih, menakup kedua pipi Arga yang memar.

"Cal"
Ucap Arga gak kalah lirihnya.

"Mas Arga lebih baik pulang"
Satu tetes air mata berhasil lolos dari kelopak mata Ical yang bengkak.

"Aku gak mau Cal, aku mau tetep di sini berjuang untuk kamu?"
Tolak Arga.

"Tapi mau sampai kapan mas, mau sampai kapan mas berjuang untuk aku? Apa sampai mas mati?"
Ical tau Bapaknya gak akan pernah melepaskan dirinya untuk pergi, dan itu akan menambahkan luka untuk Arga baik fisik ataupun hatinya jika Arga besikeras untuk tetap di sini.

"Bahkan aku rela mati Cal buat kamu"
Arga menggenggam kedua tangan Ical yang berada di pipinya.

"Tapi aku gak mau mas Arga mati"
Ical menggelengkan kepalanya, bagaimanapun dia gak akan rela Arga kehilangan nyawanya, apa lagi itu karena dirinya.

"Cal aku sayang sama kammu Cal"

"Mas Arga pengen aku bahagia kan?"
Tanya Ical, Arga mengangguk.

"Kalo gitu mas harus tetep hidup, biar aku bahagia"

"Cal"

"Aku janji aku bakal bahagia mas, dan mas juga harus janji buat bahagia"

"Cepet kamu pergi dari sini!!!"
Bapaknya Ical menarik Ical menjauh dari Arga, menyeretnya masuk ke dalam rumah.

"Aku sayang sama mas"
Sebelum pintu tertutup dengan rapat Arga bisa mendengar pernyataan cinta untuknya itu.

"Aku juga sayang kamu Cal"
Lirih Arga.
.
.

Balada Anak kosan book 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang