26. Keruntuhan

11.7K 1.6K 248
                                    

Arga merasa senang karena di terima dengan baik di keluarga Ical. Bapaknya Ical juga sama baiknya kaya Ibunya. Bedanya Bapaknya Ical lebih suka ngobrol nanyain ini itu ke Arga.

"Nak Arga kerja apa toh?"
Tanya Bapaknya Ical. Sekarang mereka lagi duduk ngopi-ngopi di teras depan. Udara malam yang dingin dengan secangkir kopi yang anget terasa pas, apa lagi di tambah pisang goreng yang nikmat.

"Saya kerja jadi Admin Pak di Hotel"
Jawab Ical.

"Hotel bintang 5 loh Pak, gajihnya mas Arga lebih gede dari pada gajih aku malahan"
Sambung Ical dari dalam rumah. Ical kan harus ngebangga-banggain pacarnya itu di depan Bapaknya, buat Bapaknya terkesan karena Arga udah lumayan mapan.

"Nak Arga udah punya pacar?"
Tanya Bapaknya Ical kepo.

"Udah Pak"
Jawab Arga malu.

"Nak Arga udah lumayan mapan, kenapa gak ajak pacarnya nikah?"

Coba aja kalo Bapaknya tau kalo Pacar dia itu anaknya, apa Bapaknya Ical juga akan menyuruh mereka untuk nikah.

"Saya udah sering ajak dia nikah Pak, tapi dia belum siap"
Jawab Arga. Ical yang di dalam rumah ngedengerin dengan khusu obrolan atara Bapak dan pacarnya itu. Ical bukannya brlum siap untuk nikah. Ical udah siap lahir batin nikah sama Arga, tapi masalahnya urusan dia sama tunangannya itu belum beres. Ical juga belum berani buat coming out sama kedua orang tuanya.

"Mungkin pacarnya nak Arga belum tau enaknya berumah tangga"

Ical jelas udah lebih tau enaknya berumah tangga itu kaya apa, wong dia udah kaya suami istri kok sama Arga, makan bareng, tidur bareng, mandi bareng, bahkan main perkosa-perkosaan juga tiap hari. Ical udah tau nikmatnya itu seperti apa. Cuma Arga pengen melakukan itu dengam sah.

"Emang berumah tangga itu enak ya Pak?"
Tanya Arga. Dia harus berguru pada calon mertuanya ini, biar bisa jadi suami yang baik dan benar.

"Jelas enak, kita bisa berbagi dan juga saling melengkapi, hidup kita gak sepi karena ada orang yang kita cintai selalu di samping kita. Apa lagi kalo udah punya anak enaknya mahligai pernikahan akan jauh lebih terasa"

"Tapi saya takut kalo gak bisa jadi suami yang baik buat dia Pak"

"Mas Arga lebih dari mampu untuk jadi suami yang baik untuk aku"
Batin Ical.

"Kamu pasti bisa, kunci suami yang baik itu hanya cukup menjaga kepercayaan dari pasangan kita, dan jadi imam yang baik untuk keluarga agar bisa menepati janji untuk membawa mereka kelak ke surga"

Arga merasa hatinya sesak setelah mendengarkan apa yang di katakan oleh Bapaknya Ical. Dia mungkin bisa membahagiakan Ical di dunia ini, tapi apa kah dia juga bisa membahagiakan Ical di surga juga kelak? Karena Arga tau apa yang di lakukan mereka adalah dosa, lalu pantaskah mereka yang berdosa itu untuk berada di surga?

"Pak udah malem toh, kalian mau diem di luar aja?"
Tegur Ibu Ical.

"Iya bu, yuk nak Arga kita masuk ke dalem"
Ajak Bapaknyw Ical.

"Iya Pak"
Arga mengikuti dari belakang.

Ical mengernyitkan alisnya saat melihat Arga. Ada yang aneh dari pacarnya itu. Muka Arga terlihat lesu. Jujur Ical gak ngedenger percakapan terakhir mereka karena dia kebelet kencing, tapi pas dari kamar mandi dia langsung ngeliat muka Arga yang kaya gitu.

"Mas kamu kenapa?"
Tanya Ical saat mereka udah di dalam kamar.

"Enggak kenapa-napa"
Jawab Arga bohong.

"Aku tau lagi ada yang mas Arga pikirin"
Ical duduk di pinggiran kasur sebelah Arga.

"Cal apa kamu bahagia sama aku?"
Tanya Arga.

Balada Anak kosan book 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang