12. Rasanya?

4.3K 597 291
                                    

Author pov

"(Y/n), hei? Ayo keluar dulu, kau belum makan," kata Yuu sambil mengetuk pelan pintu kamar (Y/n).

Kini wajahnya memperlihatkan perasaan khawatirnya pada (Y/n). Sudah sejak kemarin (Y/n) belum keluar dari kamarnya. Sekarang Yuu sangat khawatir padanya. Begitu juga dengan Levi.

Ya, karena kejadian kemarin.

Flashback

"Bisakah kau mengembalikanku ke dunia asalku?"

"Sepertinya bi--

Brak!

(Y/n) bangkit dari duduknya dan menggebrak meja di depannya. Kini wajahnya memerah karena menahan luapan emosinya.

"BAKA!" teriak (Y/n) sambil berlari menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

Yuu menoleh kaget. "(Y/n)??!"

Yuu juga bangkit dari duduknya dan mengejar (Y/n) yang sudah ada di lantai dua. Namun saat Yuu sudah sampai di lantai dua, terdengar suara bantingan pintu yang keras menandakan (Y/n) sudah berada di dalam kamar.

Yuu berlari lagi menghampiri pintu kamar (Y/n) yang terkunci dan mengetuknya dengan keras. "Hei, (Y/n)!! Kau kenapa??"

Seberapa banyak Yuu memanggil nama (Y/n), Yuu tidak mendapatkan balasan dari dalam. Sedangkan, Levi kini baru sampai di lantai atas. Sama dengan Yuu, Levi juga khawatir.

Saat Levi sampai di depan kamar (Y/n), Yuu segera menarik kerah baju Levi. "Bego tau gak!! Gara-gara kau (Y/n) jadi seperti ini!!! Sekarang kau mau mengkhawatirkannya? Yang benar saja!"

Levi menghela nafas kasar mendengar perkataan Yuu. "Aku tau. Kau juga tak mengerti situasiku. Aku tak bisa lepas tanggung jawab begitu saja setelah aku mengetahui cara untuk kembali. Tetapi aku juga tak mau meninggalkannya seperti ini."

Yuu menatap Levi tajam. Lalu beberapa saat kemudian, Yuu melonggarkan cengkraman tangannya dari kerah baju Levi.

"Rumit sekali sih hidupmu! Kalau kau masih memikul berat tugasmu, ya jangan jatuh cinta!" ucap Yuu kesal, "Lalu bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana?"

"Ya, kau jadi menggunakan alat itu dan kembali?"

Levi menghela nafas lagi. "Aku.. Masih mau berfikir lagi."

Yuu tak menjawab. Kini Yuu kembali mengetuk pintu kamar (Y/n) dan memanggilnya agar keluar dari kamar.

"(Y/n).. Keluarlah, ada.. Levi disini."

Namum hasilnya tetap nihil. (Y/n) tetap tak menjawab panggilan Yuu.

"Hei, bocah. Maafkan aku, aku disini. Keluarlah." Sekarang giliran Levi yang memanggil (Y/n). Dan hasilnya juga sama. (Y/n) tak menjawabnya. (Y/n) benar-benar marah.

"Ck!" Yuu mendecak kasar dan segera turun menghampiri Ichiro yang masih duduk di sofa ruang tamu.

"Heh. Ngapain sih disitu? Adikmu sedang mengunci diri di kamarnya dan kau malah duduk disini? Kakak macam apa kau?"

Ichiro terkekeh. "hehe.. (Y/n) sudah biasa seperti itu kok. Nanti juga baik sendiri."

"Bego!"

"Baiklah..baiklah... Aku akan ke atas. Aku sekalian mau pulang juga.."

Yuu dan Ichiro pun melangkahkan kaki ke depan kamar (Y/n). Sesampainya disana, Ichiro mengetuk pintu kamar (Y/n) pelan dan kemudian seulas senyum terukir di bibirnya.

OUT?! (Levi x reader)[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang