Author pov
"Yuu-chan!"
Merasa namanya terpanggil, lelaki jangkung itu menoleh, dan kemudian terkekeh pelan. "Sejak kapan kau memanggilku dengan embel-embel 'chan'?"
Setelah mengunci pintu, (Y/n) berlari menghampiri Yuu yang sedang menunggu di halaman rumah.
"Jangan lari, pelan-pelan saja. Aku tak akan kemana-mana. Hahaha."
"Ih! Siapa juga yang mau kau menunggu aku?" balas (Y/n) malas.
Yuu mengangkat sebelah alisnya. "Tidak mau ditunggu? Baiklah, aku jalan duluan, bye." Yuu berniat menjahili (Y/n) dengan meninggalkannya sendirian. Melihat itu, (Y/n) jadi kesal sendiri.
Tetapi Yuu malah tertawa puas dalam hatinya.
"Yuu! Kok ninggalin aku?!" kata (Y/n) akhirnya setelah berhasil mengejar Yuu.
"Loh katanya kau tidak mau ditunggu?" celetuk Yuu.
(Y/n) mendengus kesal. "Terserah!" ambek (Y/n).
"Jangan ngambek dong. Aku kan cuma bercanda, habisnya kau lucu kalau aku gangguin hehe."
"Yasudah, ayo kita berangkat! Nanti kita telat, aku tidak mau hukumanku bertambah hanya karena telat," ujar (Y/n) sembari membenahi baju seragamnya.
"Oh iya, ya! Kau sudah tidak masuk kurang lebih satu minggu. Tapi tenang saja, aku sudah bilang ke wali kelas kita kalau kau demam. Hanya saja kau mungkin akan kena semprot sama ketua kelas."
(Y/n) mengangguk pelan. Kemudian dirinya berjalan mendahului Yuu. "Yah. Terimakasih kau sudah mengizinkan aku. Aku sudah tau sih kalau sebenarnya kau akan mengizinkan aku, makanya aku tidak menghubungi sensei. Ehehe."
"Huh, dasar. Kau memanfaatkan aku, ya? Yasudah, kita berangkat." Yuu berjalan menghampiri (Y/n) dan menggenggam tangannya.
Baru beberapa langkah, terdengar suara ledakan yang lumayan keras. Suara itu cukup mengagetkan mereka berdua. Karena takut ada apa-apa, Yuu menarik tangan (Y/n).
"A-apa itu?" tanya (Y/n) sedikit panik. Dirinya mencengkeram erat jas seragam Yuu.
"Aku tidak tau. Kurasa ledakannya searah dengan rumahmu?"duga Yuu.
"Apakah ada bom? Aku takut, Yuu.."
Yuu memperhatikan keadaan sekitar. Berjaga-jaga siapa sangka ada kejadian yang mencurigakan. Tetapi hasilnya nihil, pagi itu suasana komplek perumahannya sangat damai.
"Hm.. Mungkin tidak ada apa-apa, (y/n). Lebih baik kita pergi ke sekolah sekarang," kata Yuu sambil melepaskan tangannya dan memegang pundak (Y/n) dengan kedua tangannya.
"Ah, tapi sepertinya suara itu ada di sekitar rumahku, Yuu."
"Tidak apa-apa. Tenang saja, ya." Yuu menatap (Y/n) dan tersenyum untuk menenangkannya.
Ketika melihat senyuman Yuu, (Y/n) merasa sedikit tenang.
"Oh, kalian di sini."
Yuu dan (Y/n) menoleh ke arah orang yang baru saja datang. Kaget.
"Kenapa menatapku seperti itu? Dan kau Yuu, sedang apa kamu?" selidik Aichi.
"Anu," Yuu melepaskan kedua tangannya dari pundak (Y/n). "Tadi ada bunyi yang keras di sini, dan aku hanya menenangkan (Y/n)."
"Bunyi?" tanya Aichi heran. "Aku tak mendengar apapun selama perjalananku dari rumah kau, Yuu."
"Entahlah, tapi bunyi itu sangat keras, Aichi," jelas (Y/n).
KAMU SEDANG MEMBACA
OUT?! (Levi x reader)[COMPLETED]
FanfictionBiar lebih deket sama Thor, yuk yuk yuk follow akun author dulu sebelum baca cerita ini ehehehe(^o^) *** Levi Ackerman, adalah husbando tercintamu yang tiba-tiba saja keluar dari komputermu. Kamu yang kebingungan pun terpaksa membiarkan Levi tinggal...