13. Keputusan

3.8K 573 219
                                    

Author pov

Taptaptaptap!

Seorang lelaki berlari menaiki tangga yang terbuat dari kayu dengan tergesa-gesa. Di wajahnya kini memperlihatkan kekhawatiran yang teramat sangat.

Ketika sudah sampai di lantai atas, lelaki itu mengarahkan langkahnya ke sebuah kamar yang sedang dikunci dari dalam.

Dugdugdug!!!

"Hei, (Y/n) buka pintunya!!! Astaga!!!"

Lelaki itu menggedor pintu kamar dengan keras sembari berteriak. Tentu saja perbuatannya itu menghasilkan suara gaduh di pagi hari.

DUGDUGDUG!!!

Namun tetap hening. Pintu kamar tetap tidak terbuka.

Tetapi, lelaki itu tak juga menyerah...

DUGDUGDUG!!!

DUGDUGDUGDUGDUG!!!

"ASTAGA, ASTAGA, ASTAGA! BUKA PINTUNYA, (Y/n)!"

Ceklek.

Akhirnya, usaha lelaki itu membuahkan hasil. Pintu kamar terbuka sempurna, memperlihatkan seorang gadis sedang berdiri dengan wajah kusutnya.

Puas dengan apa yang dilihatnya, lelaki itu segera memeluk gadis itu erat.

"Syukurlah kau buka pintunya.. Aku kira ada hal yang terjadi padamu di dalam... Aku khawatir, dari kemarin kau tidak keluar kamar."

Gadis itu melepaskan pelukan dan menatap lelaki yang sedang berdiri di hadapannya.

"Apa sih, Yuu?! Aku mau tidur, tau! Masih pagi jangan berisik," omel (Y/n).

Yuu heran. "Eh? Kau tidak sedih? Kukira kau mengurung diri di kamar.."

"Hah? Aku?"

"Ya.."

(Y/n) menghela nafas mendengar perkataan sahabatnya ini.

"Untuk apa aku mengurung diri di kamar?" ucap (Y/n) sambil menggaruk pipinya.

"Yah.. Itu.. Levi kan sudah kembali ke tempatnya..."

"Lalu? Kenapa?" balas (Y/n) cuek.

"Loh? Kau tidak sedih? Kok responmu di luar dugaan begitu?" tanya Yuu heran.

(Y/n) menangkap wajah Yuu dengan kedua telapak tangannya dan mengarahkan pandangannya ke arah Yuu. Yah, walaupun Yuu lebih tinggi darinya, ini tidaklah mudah jika dibandingkan dengan Levi.

Oke lupakan.

Kini mereka saling menatap.

"Dengar ya, Yuu. Aku ini kuat. Aku tidak selemah itu. Aku bisa menjalani hari tanpanya. Lagipula, ini sudah lebih dari seminggu. Bahkan sebulan.."

Karena mata mereka terus bertatapan, Yuu mulai tersipu.

"O-oh! B-begitu... Tapi, kenapa kau tidak keluar kamar semalam?"

(Y/n) melepaskan tangannya dari wajah Yuu dan merapikan rambutnya yang berantakan.

"Wajahmu merah, Yuu."

"TIDAK! A-ah lupakan! Kenapa?"

(Y/n) terkekeh pelan. "Semalam aku nonton anime di kamar. Kurasa aku bisa menyelesaikannya semalaman, dan benar saja, aku baru menyelesaikannya tadi."

"Astaga. Kau tidak tidur?" tanya Yuu, "Lihatlah kantung matamu!"

(Y/n) menggeleng.

"Aku baru mau tidur sekarang. Dan kau membangunkanku.."

OUT?! (Levi x reader)[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang