BAB. 5 (Revisi)

7.8K 293 9
                                    

Selamat mebaca

Semoga kalian suka, jangan lupa tekan vote yang ada dipojokan kanan

Minta komentarnya juga ya

Follow juga akun Berli

Terima Kasih, salam sayang dari Berli

"Masih cemberut aja neng, Tia mencolek pipi Lalita, ayolah Lalita party sudah berakhir dan kau masih marah". Kamu tahu aku salut pada Ramond yang sangat setia duduk bersamamu di club, Ramond bahkan tidak beranjak sesentipun dari sisimu, kecuali saat mengambilkan mu cemilan atau minuman, kamu benar-benar mendapatkan pria yang baik sayang, tidak sia-sia kamu memendam lama perasaanmu untuk Ramond, spesies seperti Ramond sudah sangat langkah Lalita sama sepertimu biara suci

Lalita melotot, meninggalkan Tia yang terus mengoceh

"Hey.....!!!", kamu mau kemana, apa karena marah kamu lupa dimana ruangan kita, Tia menertawai Lalita yang melangkah ke arah lift yang terbuka.

"Aku harus ke atas ada kencan dengan si killer". Lardo pasti sudah menunggu. Lalita menekan angka 15 di lift yang langsung menutup. Sesampainya di atas Lalita bingung karena tidak mendapati Rina sekretaris Lardo, apa Rina sedang di dalam, sudahlah aku akan menunggu. Aku tidak mungkin langsung masuk ke ruangan Lardo.

Lalita tersenyum membaca chat dari Ramond

Ramond benar-benar pria yang sangat pengertian dan perhatian, Lalita membalas chat Ramond dengan emo senyum dan love

semangat dan semoga harimu menyenangkan balas Lalita

"Kenapa tidak masuk!!"

Lalita hampir menjatuhkan ponselnya saat suara bariton menyapanya dingin. Lalita menatap Lardo yang berdiri menjulang dihadapannya.

"Rina tidak ada ditempat sir......". Cicit Lalita

Lardo menaikan satu alisnya, Rina sedang cuti tentu saja dia tidak akan ada di mejanya

Lalita mengangguk-anggukan kepala. "Hah...apa?,

Lardo mengabaikan pertanyaan Lalita, sekarang masuk, kamu harus menyelesaikan pekerjaanmu kemarin dan membantuku selama Rina cuti

"Rina cuti".  Kenapa tiba-tiba, Lalita bergumam pelan, sayangnya singa di depannya memiliki pendengaran yang cukup bagus

Lardo yang berjalan di depan Lalita berbalik, kamu bisa menanyakan pada saat Rina masuk dari cuti. "Cepatlah ada banyak pekerjaan yang harus kau kerjakan".

Lalita merasa dunianya ambruk seketika, sekali lagi ia harus terkurung seharian bersama Lardo dan menghadapi sikap bossy Lardo dan sikap mengintimidasi Lardo, Lalita tidak tahu berapa lama jantungnya akan bertahan

Lalita menatap tumpukan dokumen yang ada di meja tempat Lalita bekerja kemarin, ayolah kemarin tumpukan itu tidak ada, dan apa yang Lardo inginkan dengan meletakan tumpukan itu di meja tempat Lalita bekerja.

"Setelah selesai dengan laporan mu aku ingin kamu menyusun semua dokumen dengan rapi berdasarkan tahun". Lardo memberi perintah

Lalita tidak tahu pukul berapa sekarang, sedari tadi Lalita tidak tahu sudah berapa kali ia menghela napas saking lelahnya, Lardo memberi banyak perintah padanya, entah sudah berapa kali Lalita keluar masuk mengambilkan ini dan itu, juga mengangkat telpon, membacakan jadwal, mengambilkan dokumen dan banyak lagi, Lalita benar-benar kelelahan. Apa seperti ini menjadi sekretaris CEO?.

"Pukul berapa sekarang Lalita?", Lardo menanyai Lalita yang baru saja masuk setelah melakukan apa yang Lardo perintahkan lima belas menit yang lalu

Lalita menyandarkan tubuhnya di pintu, karena tidak kuat berdiri, kakinya seakan mau putus. Lalita melihat jam sederhana yang melingkari tangannya. Sekarang pukul 15.00 Wib sir, "hah sudah jam 3!!" teriak Lalita.  Setelah yakin ia tidak salah lihat.

Lardo menatap tajam Lalita, kamu tidak perlu berteriak aku tidak tuli bentak Lardo kesal karena teriakan Lalita sempat mengejutkannya. Sekarang pesan makanan untuk kita, jangan pesan banyak daging seperti kemarin.

"Jadi anda ingin saya pesankan menu apa  untuk makan siang hari ini, sir".  Saya tidak ingin salah memesan lagi sindir Lalita terang-terangan

"Apa kamu kesal karena aku mengatakan keluhan ku Lalita?". Tampaknya kamu tidak senang aku menegur mu karena terlalu banyak memesan daging untuk makan siang kemarin, tapi aku harus mengatakannya sebelum aku masuk rumah sakit karenanya, Lardo balik menyindir. Pesan apa saja, asal tidak semua daging seperti kemarin.

"Seharusnya anda menyebutkan pesanan anda bukannya mengeluh seperti orang tidak tahu terima kasih, Lalita mulai mengetik pesanannya".

"Aku tidak tahu kalau kamu sangat suka membantah Lalita,-Lardo bersandar di meja dengan melipat kedua tangannya di dada, apa kamu masih memiliki keluhan lain, aku ingin mendengarnya

Lalita mengigit bibir bawahnya, saya tidak bermaksud mendebat anda, sir, hanya saja saya........

"Berhenti mengigit bibirmu bentak Lardo, dan saat bicara jangan menunduk tatap mataku Lalita. Lardo menatap datar Lalita yang masih menunduk. Jadi kamu tidak mendengar apa yang aku katakan barusan. "Berhenti menggigitnya Lalita".

Lalita berdesis kesal, apa semua yang aku lakukan selalu salah sir, aku tidak tahu kenapa anda memintaku mengerjakan laporan ini di ruangan mu, dan sekarang anda menjadikanku pesuruh mu. Dasar menyebalkan. Saya akan turun mengambil pesanan. Lalita langsung berlari masuk kedalam lift

Lalita menghela napas, sial.....sial....., kenapa aku membentaknya, mati aku. Lalita turun mengambil pesanan makan siang untuk mereka, aahhh....siapa yang harus membayar, Lalita menepuk jidatnya saat melihat struk yang diberikan ojek online yang mengantar pesanan Lalita. Kalau kemarin Rina yang mengantar pesanan, bahkan Rina membantu Lalita menyajikan semua pesanan mereka di meja.

Maaf pak bisa tunggu sebentar saya lupa membawa dompet, jadi saya akan kembali ke atas untuk mengambil dompet. Lalita meras tidak enak membuat pria tua di depannya harus menunggu lagi.

"Tidak perlu bu, semua makan itu sudah di bayar. Sekarang saya permisi bu".

"Sudah dibayar", Lalita terlihat bingung, siapa yang membayarnya. Sudahlah

Kali ini Lalita tidak memesan banyak daging, seperti permintaan Lardo, aku harap singa mengerikan itu tidak akan berkomentar lagi. Lagipula kalau tidak suka dengan makan siang pesanan ku kenapa juga Lardo terus memintaku memesan makan siang untuknya, dasar merepotkan.

"Didalam ruangan Lardo mereka berdua makan siang dengan tenang, tidak ada yang membuka obrolan"

Apa kau sangat menyukai perkedel, kemarin aku lihat kamu juga makan dengan perkedel, Lardo membuka pembicaraan.

"Umm...jawab Lalita yang sibuk mengunyah".

Lardo memberikan Lalita potongan besar ikan salmon, ini enak, kamu bisa mencobanya

Lalita ingin menolak tapi tidak berani, terima kasih sir

Ya ampun Lalita melompat berdiri, bagaimana aku bisa lupa

Lardo mengernyit. Apa ada masalah?

Maaf sir, tapi hari ini saya ada janji makan siang bersama Ramond dan saya melupakannya. Lalita menyelesaikan makannya, mencari ponselnya. Lalita mengigit bibirnya dan benar saja ada 15 panggilan juga chat yang masuk ke dalam ponselnya. Bagaimana ini, Ramond pasti marah padaku, Lalita terlihat panik.

"Letakkan ponselmu dan selesaikan makan  membuang-buang makanan. Lardo berdiri, terima kasih untuk makan siangnya, ini lebih baik dari kemari

Lardo kembali ke meja kerjanya dan mulai memeriksa email yang masuk.  

Mohon Dukungannya ya, dan terima kasih untuk vote nya

Lalita My Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang